Mohon tunggu...
Mena Oktariyana
Mena Oktariyana Mohon Tunggu... Penulis - a reader

nevermore

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Orang Ngapak yang Sering Dianggap Pelawak

4 Februari 2020   07:28 Diperbarui: 4 Februari 2020   12:52 3610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tertawa. (sumber: shutterstock)

Pernah tidak kalian mentertawakan kaum ngapak saat mereka bicara dengan bahasa kebesaran mereka itu?

Bahasa ngapak adalah bahasa Jawa dengan dialek ngapak. Bahasa ngapak umumnya digunakan di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Banjarnegara, Kebumen, Banyumas, Purbalingga, Tegal, Cilacap, dan sekitarnya. 

Kenapa kok orang suka mentertawakan mereka? apalagi kalau kata Inyong sudah keluar dari mulut bangsa ngapak. Padahal orang-orang ngapak itu bukan melawak loh. Tapi gimana yah, setiap kali mereka ngomong ngapak diketawain, kan nggak enak sama Sule, Andre. Loh apa hubungannya sama Sule sama Andre? Ya habisnya takut keterusan jadi pelawak beneran dan mengambil jobs mereka dong.

Jujur saja, saya terkadang merasa terkena Inferiority Syndrome dimana saya merasa inferior sebagai bagian dari bangsa ngapak. Masalahnya begini, mereka tidak tertawa saat orang Jogja dan Solo bicara dengan bahasa Jawa mereka yang alus nan adem di hati itu. Tapi kok orang-orang suka ketawa si kalau orang ngapak ngomong? 

Saya rasa jawaban paling akurat ya cuma satu, bahasa ngapak itu lucu, iya lucu kayak kamu...#eh

source facebook.com/bocahngapakasli
source facebook.com/bocahngapakasli
Saya tidak pernah menggunakan bahasa ngapak di depan teman-teman saya yang notabene orang-orang Jakardah, Bekasi dan sekitarnya. Kecuali kalau memang saya bertemu orang sebangsa saya, secara otomatis kami bisa bicara memakai bahasa ngapak dengan leluasa tanpa ketawa haha hihi. 

Tapi beda cerita kalau saya dengan sengaja atau tidak sengaja mengucapkan bahasa ngapak di depan teman kuliah saya, misalnya. Mereka pasti langsung pasang muka cengengesan. Dasar bedebah! Tidak tahu saja mereka, itu sedikit membuat saya agak kesal. 

Iya meskipun kadang juga saya ikut tertawa untuk menutupi kejengkelan saya di depan mereka itu.

Sebagai orang jawa yang sudah bertahun-tahun hidup di perantauan, saya hampir saja lupa rasanya menggunakan bahasa jawa. Terutama bahasa ngapak yang kami gunakan sehari-hari di kampung halaman. Namun ada saatnya dimana saya tanpa sengaja mengeluarkan kata-kata medok dari lidah saya.

Beuuuhhh, teman-teman saya langsung mengejek saya dan mengulangi kata-kata medok saya tersebut sambil cengar cengir. Ah sungguh menyebalkan. Iya iya I know, mereka cuma bercanda, I know. Tapi gimana yah, Jadi terkesan kurang respect gitu sama perbedaan bahasa, budaya, dan negara #apaan sih.

Iya memang bahasa ngapak itu lucu banget kalau didengar sama orang-orang yang bukan dari kaum ngapak. Saya sendiri juga sering kok tertawa kalau melihat acara komedi kartun banyumasan di Youtube atau yang terbaru seperti Bocah Ngapa(k) ya di Trans7. 

Tapi saya tertawa kerena memang itu acara komedi yang sengaja mereka buat untuk melawak. Sumber komedinya juga bukan hanya dari bahasa ngapak yang mereka ucapkan dengan sangat medok, tapi juga dari konten mereka yang memang lucu. 

Dan itu lain cerita buat saya dan mungkin buat orang lain. Sedangkan saya, atau mungkin orang lain yang sering ditertawakan hanya karena ingin berkomunikasi dengan bahasa ngapak. Apa kabar dengan mereka? Mungkin ada yang kesal, ada yang ikut tertawa juga, dan mungkin ada yang biasa saja.

Tapi imbas yang saya rasakan sendiri akibat diejek seperti itu, saya jadi merasa males gitu ngomong ngapak di depan mereka. 

Contohnya ketika teman-teman saya tiba-tiba meminta saya untuk ngomong ngapak, saya jadi males untuk meladeni mereka. Karena tujuan mereka itu untuk mentertawakan saya demi hiburan nggak jelas. Dikira saya ini topeng monyet apa? Alamak!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun