"Perempuan harus dilibatkan dalam pembangunan di Jakarta. Perempuan masih menjadi kelompok marjinal di Jakarta. Pendekatan yang dilakukan perempuan lebih ramah," lanjut Luluk.
Luluk juga menyodorkan beberapa solusi buat mengurai masalah di Jakarta, khususnya yang melibatkan perempuan dan anak. Caranya adalah mengintegrasikan sistem tranportasi yang memudahkan perempuan dan anak.
"Dengan tekad yang kuat, pikiran dan tenaga saya siap membenahi Jakarta yang jauh lebih baik,"
Menurut perempuan yang juga aktif sebagai Sekjen DPP Perempuan Bangsa ini mengatakan, bahwa masaih banyak persoalan yang harus dibenahi di Ibu Kota. Mulai dari masalah kemiskinan, infrastruktur, hingga persoalan perempuan dan anak. Karena dalam penilaiannya Jakarta belum berpihak pada perempuan dan anak.
Nah,kemunculan Luluk bagi penulis menarik untuk dicermati, bukan karena dia sebagai senior penulis di dunia pergerakan. Tapi juga lebih dikarenakan langkahnya yang tidak menohok Ahok secara langsung seperti yang selama ini dilakukan oleh nama-nama kandidat lainnya. Seperti yang pernah penulis bahas pada ulasan sebelumnya yang menganalogikan Ahok seperti tokoh Prabu Arimba dalam cerita pewayangan yang memiliki kesaktian menyedot tenaga lawan dengan cepat. (lihat selengkapnya).
Selain itu, kemunculan Luluk menandai langkah maju dari Parpol yang digawangi Cak Imin ini dalam memunculkan figur dalam kontestasi politik elektoral. Sebagaimana umum diketahui bahwa selama ini, PKB pernah dua kali menggunakan figur artis untuk ditawarkan ke publik. Pertama Bang Haji Roma Irama dalam konteks Pileg pada tahun 2014, dan kemudian yang kedua adalah Ahmad Dhani dalam Pilkada DKI pada tahun 2017. Terlepas dari cibiran sebagian publik yang tidak setuju dengan langkah yang diambil PKB dalam strategi taktis politiknya, tapi fakta membuktikan bahwa PKB selalu menjadi buah bibir di tengah gempuran Parpol yang menguasai media massa untuk menaikkan elektabilitasnya.
Dan ketika PKB mulai memunculkan figur dari kader internalnya melalui Luluk—yang mungkin akan banyak dipandang sebelah mata bahkan bisa jadi bahan tertawaan oleh banyak kalangan—adalah sesuatu langkah maju, berani dan sekaligus briliyan di tengah dua arus kekuatan antara Ahok lovers dan Ahok haters. Tapi perlu diingat, dunia politik itu sangat dinamis. Terlebih perjalanan menuju pilkada DKI pada tahun 2017 nanti masih cukup panjang, kita akan lihat seperti apa dan bagaimana dinamika yang akan berkembang kemudian.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H