Mohon tunggu...
Menakar_ Syair
Menakar_ Syair Mohon Tunggu... Penulis - .

Aku adalah pecandu kata yang tidak gampang untuk jatuh cinta, karna di dalam sebuah pertemuan adalah kepastian bukan ketidakpastian yang berujung pada kekecewaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setungkul Kebohongan

23 Agustus 2023   17:53 Diperbarui: 23 Agustus 2023   17:59 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ia bak gerimis di pagi yang cerah
Bukan tanpa alasan ataupun sebuah kebetulan
Membasahi kelopak yang rentan untuk layu
Sebagai pecandu mimpi, seruannya menggema di setiap sudut rumah
Laksana fatamorgana di atas  tanah yang tandus
Menyapa tangan-tangan mungil untuk di kebiri

Tanahku subur
bunga-bunga tumbuh dan mekar di atas bebatuan
Semak belukar menjalar mengikuti  rimbunnya pepohonan
Tetapi masih saja ada rakyat yang kelaparan
Anak-anak yang bertengger di tiang jalanan
Bapak-bapak yang mendorong gerobak sampah
Ibu-ibu pedagang kaki lima yang di tangkap dengan dalih tertib kota

Lalu apa gunanya kau yang kami pilih?
Bukankah janji-janjimu hampir menyerupai janji-janji Tuhan kepada seorang hamba?
Bukankah penampilanmu hampir menyerupai penampilan ulama?
Bukankah moralmu lebih tinggi dari ambisimu?

Dimana hati nuranimu?
Hanya satu kalimat yang ingin aku ucapkan
Jika tak mampu mewakili suara rakyat maka kembalikan demokrasi ketangan rakyat

Menakar Syair

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun