Mohon tunggu...
Menail Tekail Uparsin NGL
Menail Tekail Uparsin NGL Mohon Tunggu... Administrasi - Tuliskan Imajinasimu

Menulis Itu Indah

Selanjutnya

Tutup

Money

Covid-19, Pertanda Puncak Era Digital Currency

23 April 2020   19:38 Diperbarui: 23 April 2020   19:43 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://static.independent.co.uk/s3fs-public/thumbnails/image/2020/01/27/17/bitcoin-price-coronavirus.jpg

Kata Corona mendominasi video dan atau fhoto hampir diseluruh media sosial, televisi, majalah, radio, tampilan depan berbagai aplikasi, spanduk, sampai dengan perbincangan dipinggir jalan, bahkan seluruh pemimpin negara sampai rakyat dibalik pegunungan dan dibawah lembahpun sering memakai kata corona. Tapi kalau saya ditanya "Apakah Astronot yang sedang bertugas diluar angkasa sering menggunakan kata Corona ?", maka saya jawab, kurang tau.

Covid-19, ditetapkan WHO sebagai Pandemi pada 11 Maret 2020, tentu menjadi lebih focus untuk diwaspadai karena levelnya diatas epidemi. Selain menghabiskan tempat di areal pemakaman, virus ini juga menghendaki setiap orang untuk tidak berhubungan langsung face to face atau minimal menjaga jarak (Social atau Physical Distancing). Dampak sosial ekonomi global menjadi sasaran empuk virus corona. Sampai dengan tanggal 19 April 2020, tercatat sebanyak 2.324.731 Juta Kasus dengan 595.467 orang dinyatakan sembuh dan 160.434 orang meninggal, dan dirilis sebanyak 10 (sepuluh negara) dengan jumlah kasus virus corona terbanyak mulai dari Amerika, diikuti Spanyol, Italia, Perancis, Jerman, Ingris, China, Turki, Iran dan Belgia (berita dikutip dari Kompas).

Waktu terus berjalan, sementara virus corona tidak berhenti untuk mencari tumpangan hidup, menyebar dan terus memakan korban, semua negara semakin dituntut lebih jauh untuk mempersiapkan berbagai kebijakan dan strategi untuk mencegah keterpurukan khususnya disektor ekonomi, yang pada awalnya lebih focus pada strategi dan kebijakan penanganan dampak sosial dan kemanusiaan.

Berbicara dampak ekonomi suatu negara, tidak bisa terlepas dari ekonomi global, termasuk didalamnya perusahaan perusahaan atau yayasan-yayasan serta komunitas yang berkantor pusat disuatu negara, namun produknya bergerak tanpa batas diberbagai negara lain, yang secara umum adalah negara negara maju di sektor teknologi.

Bila diperhatikan, virus corona mendominasi negara-negara seperti yang saya sebutkan diatas. Kondisi menggambarkan bahwa negara negara maju rentan dengan pembunuh yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, yang tidak bisa dideteksi dengan alat biasa, sehingga dampak yang ditimbulakannya sangat parah. Namun demikian, selagi virus masih terus mencari mangsa, negara negara dengan teknologi sudah mapan melakukan beberapa langkah cepat perancangan dan peluncuran terkait mata uang digital yang mungkin bisa mencegah keseimbangan negatif ekonomi,  krisis ekonomi bahkan krisis pangan yang bisa saja terjadi beberapa bulan kedepan, diantaranya ;

China.

Mulai Bulan Mei 2020, sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Tiongkok akan menerima gaji dalam bentuk mata uang digital renminbi yang dibuat oleh Bank Sentral Tiongkok. Langkah itu adalah penegasan bahwa Tiongkok benar-benar telah membuat uang digital menggunakan blockchain dalam sistem yang disebut DC/EP (Digital Currency Electronic Payment). Bank Pemerintah yang dilibatkan antara lain, Bank of China, Bank Pertanian Tiongkok, Bank Industri dan Komersial Tiongkok dan China Construction Bank. ( dikutip dari https://blockchainmedia.id/mulai-mei-pns-tiongkok-terima-gaji-pakai-mata-uang-digital-baru/ ). Kondisi ini menggambarkan bahwa mata uang digital dianggap memiliki efisiensi, dan sudah tentu memiliki nilai tambah untuk percepatan pemulihan ekonomi di china akibat serangan virus corona.

Korea Selatan

Korea selatan, melalui Bank of  Korea atau Bank Sentral Korea, beberapa waktu lalu meyatakan bahwa Pemerintah Korea Selatan telah memulai program percontohan (Pilot Project) pengembangan Won Digital. Dimulai bulan Maret 2020 sampai akhir Desember 2021, Pilot Project ini nantinya diharapkan sebagai bahan identifikasi terkait segala ketentuan teknis dan hukum bila Won Digital akan diterbitkan ( Warta Kota ). 

Sebagaimana dirilis oleh theblockcrypto.com, mata uang digital ini untuk sementara waktu selama masa pilot project akan diberi nama Central Bank Digital Currency (CBDC). Secara teknis, pilot project ini akan meneliti lebih jauh, lalu menentukan metode operasional CBDC hingga seperti apa desain CBDC yang paling tepat dan layak untuk dieksekusi.

Swedia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun