Sore itu begitu hangat saya berbincang dengan bu Mulyati dan kami pun merasa lebih dekat setelah bercerita ngalor ngidul sambil duduk-duduk di depan warungnya. Terbayang sudah apa yang selama ini dirasakan oleh beliau.  Tak heran jika setiap ada acara santunan ataupun pemberian Beas Kaheman (program khusus untuk berbagi beras di lingkungan sekolah di Kab. Purwakarta), anak-anak beliau selalu ada di daftar nama penerima bantuan. Ya, memang tidak setiap hari mereka bisa mendapat bantuan seperti itu, tapi setidaknya perhatian pihak sekolah sudah tertuju ke sasaran yang tepat.
Dua hari yang lalu ketika saya buka WAG Warga Kompasianer Purwakarta, seorang senior penulis, bu Mira Habibah, membagikan link Event Widz Stoops Anniversary.  Sebagai penulis dan anggota pemula, awalnya saya sedikit ragu untuk mencoba mengikuti event ini. Tapi tiba-tiba, pikiran saya melayang-layang dan mendarat di ingatan tentang mamanya Nda itu. Akhirnya saya meniatkan diri untuk menulis karena di event inilah saya bisa membantu bu Mulyati. Jika tidak mencoba sekarang, kapan lagi?
Harapan memang selalu ada dan selalu berdampingan dengan doa-doa yang dipanjatkan kepada Sang Illahi. Hari ini saya memiliki harapan agar bisa membantu bu Mulyati, meski hanya lewat tulisan. Kalau pun rejeki itu belum berjodoh untuknya, setidaknya tulisan ini saya jadikan sebagai sebuah doa indah yang saya tujukan kepada bu beliau, semoga ada jalan yang terbaik agar beliau bisa menikmati kehidupan yang baik dan layak di kemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H