Ternyata balkon tersebut adalah salah satu spot favorit untuk mengambil gambar karena jika kita ambil gambar ke arah samping, kita akan mendapati latar hamparan langit yang terkesan jauh dan luas, sedangkan ke arah tengah belakang,  kita bisa langsung  melihat dua kolam renang yang tak kalah cantiknya untuk dijadikan latar foto kita.
Lanjut dengan menuruni belasan  anak tangga, sampai lah kita di kolam renang. Di sebelah kiri, kita bisa melihat deretan kamar yang di dalamnya terdapat jendela besar ke arah belakang untuk melihat pemandangan.
Lalu deretan kamar yang lainnya adalah yang paling istimewa, ditempatkan di ujung kanan resort dengan posisi kamar yang lebih rendah dan menghadap langsung ke arah lembah curam, dimana kita bisa melihat beberapa gunung yang berjejer di balik lembah, bahkan jalan tol Cipularang pun terlihat jelas seperti berada di bawah kaki-kaki gunung itu. Bayangkan saja, kita ada di kamar hotel di ketinggian gunung dan tepat di depan kamar kita terpampang pemandangan yang begitu menakjubkan. Hhhmm, sepertinya menggoda nih.
Tak lama Pak David, menyapa dengan ramah. Beliau adalah seorang manager yang terlihat begitu gesit, cekatan dan mengelola hotel ini dengan sepenuh hatinya. Lalu ternyata, dibalik sosok pria gesit tersebut,  ada sang creator dari Hidden Valley Hills, yaitu Pak Hendry Chandrawinata yang tak lain adalah bapak kandung dari pak David. Pak Hendry pun tak kalah bersemangat menyambut kami. Beliau langsung mengajak kami  berbincang di salah satu sudut yang bersebelahan dengan cafe dan kami pun mulai lebih intens mengajukan berbagai pertanyaan kepada beliau.
 Ceritapun dimulai dengan awal tercetusnya ide pembangunan Hidden Valley Hills. Dengan berbekal ilmu sebagai sebagai ahli tanah, sejak tahun 2014 beliau secara bertahap memilih, membangun, dan memanfaatkan lokasi tersebut agar memiliki nilai tersendiri dan memberi makna bagi banyak orang yang berkunjung dan memajukan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.
Pak Hendry mengatakan bahwa pada awalnya pembangunan tempat ini hanya untuk pemakaian pribadi dan karena pada masa itu masih sulit menemukan air, maka Pak Henry memutuskan untuk membangun kolam renang terlebih dahulu agar bisa menampung air hujan untuk digunakan membangun rumah dan bagian-bagian lainnya di lokasi tersebut.
Tak disangka-sangka ternyata dalam perjalanan nya, di lokasi tersebut ditemukan sebuah peninggalan bersejarah, yaitu Tugu Belanda yang ternyata didirikan di tahun 1898. Lokasi tugu tersebut tepat di bagian belakang kolam renang dengan posisi tanah yang lebih rendah. Menurut kabar yang beredar, ternyata tempat ini dulunya pernah menjadi area logistik pada masa penjajahan Belanda.
Nah, bermula dari Tugu Belanda, kemudian muncul lah ide-ide lainnya sehingga saat ini bisa kita temukan sebuah balkon panjang yang disangga oleh tiang-tiang kokoh dengan ketinggian 60m di ujung balkon. Ini adalah juga satu dari sekian banyak spot terbaik di sana dengan pemandangan langsung ke sekeliling gunung.