Mohon tunggu...
Memey Maya Sopa
Memey Maya Sopa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tari Giring-giring Kalimantan Tengah

20 Oktober 2024   10:50 Diperbarui: 20 Oktober 2024   10:55 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tari giring-giring merupakan tarian tradisional Dayak Kalimantan Tengah yang menggunakan tongkat sebagai atribut tari. Tari ini memiliki makna yang erat kaitannya dengan rasa syukur dan kebahagiaan atas hasil panen, serta penyambutan tamu kehormatan dalam acara adat. Tari giring-giring dilakukan oleh pria dan wanita, biasanya menggunakan alat musik berupa bambu kecil yang di sebut giring-giring yang di ikat pada para kaki penari.

Tari ini adalah sebagai bentuk ekspresi kegembiraan dan juga rasa senang. Simbol dari tarian ini yaitu gerakan hentekkan satu tongkat Gantar yang dipegang tangan kiri ke lantai dan tangan kanan memegang bambu yang berisi kerikil, sehingga menghasilkan bunyi yang khas.

Tarian giring-giring dilaksanakan oleh tim yang beranggotakan 8 orang, bisa tim penari perempuan atau tim penari laki-laki, kian banyak kian bergelora.

Opini saya, Saya sangat kagum dengan tari giring-giring di Kalimantan Tengah karena tarian ini tidak hanya indah secara visual, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Dayak. Gerakan yang dinamis dan suara giring-giring yang berirama menggambarkan semangat kebersamaan dan kebahagiaan. selain itu, tarian ini juga menjadi wujud penghormatan terhadap alam dan hasil panen, menunjukkan betapa eratnya hubungan budaya Dayak dengan lingkungannya sekitarnya. Tari giring-giring adalah salah satu warisan budaya yang perlu di jaga dan dilestarikan karena mengandung nilai-nilai luhur yang bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun