Mohon tunggu...
Menhard Manangkot
Menhard Manangkot Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Bersyukur selalu dalam segala hal adalah cara terbaik agar merasa cukup dalam kehidupan. Karena hidup hanya anugerah saja dari Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah Singkat Berdirinya Jemaat GMIM Bethesda Luaan

21 Desember 2022   20:25 Diperbarui: 22 Desember 2022   16:28 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) adalah persekutuan orang-orang Minahasa dan suku lain serta ras lain, yang ada di tanah Minahasa dan di luar tanah Minahasa, yang percaya kepada Yesus Kristus untuk memberitakan perbuatan-perbuatan besar Tuhan Allah dan menjadi berkat bagi orang banyak di manapun dan kapanpun. Persekutuan ini terdiri dari berbagai Jemaat termasuk didalamnya Jemaat GMIM "Bethesda" Luaan Wilayah Tondano Empat.

Kelurahan Luaan terletak di Kecamatan Tondano Timur, Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.
Seperti Jemaat-Jemaat yang lain, GMIM Bethesda Luaan pun memiliki sejarah sendiri sebelum menjadi Jemaat yang mandiri berdiri sendiri. 

Sebelum menjadi Jemaat yang mandiri, Kelompok Kelurahan Luaan bersama dengan 3 Kelompok Kelurahan lainnya yakni Ranowangko, Wengkol dan Kendis (yang oleh masyarakat setempat menyebutnya Jemaat 4 kampung), merupakan bagian dari Jemaat "Sion" Tondano,  dengan Lokasi Gedung Gereja berada di Kelurahan Ranowangko, Kecamatan Tondano (waktu itu dan sekarang masuk Kecamatan Tondano Timur).


Pada Tahun 1985 Everhar Manoppo bersama dengan Alfriets Moleong mencetus bahwa Kelurahan Luaan sudah layak untuk berdiri mandiri sendiri, sehingga selain dapat memiliki Gedung Gereja sendiri dan membentuk Jemaat yang baru, itu berarti Kelompok Kelurahan Luaan akan memekarkan diri dari Jemaat "Sion" Tondano. 

Gagasan tersebut disrespon dengan baik oleh warga Kelurahan Luaan, sehingga di tahun 1985 pula, Kelompok Kelurahan Luaan pun membentuk sekelompok Panitia dengan nama "Panitia Pembangunan Jemaat Sion di Kelurahan Luaan". 

Meskipun awalnya mendapat tolakan dari Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) Sion Tondano, namun di tahun 1986 BPMJ Sion Tondano akhirnya menyetujui keinginan dan pembentukan panitia tersebut. BPMJ Sion Tondano kemudian merubah nama panitia bentukan Kelompok Kelurahan Luaan menjadi "Panitia Persiapan Pemekaran Jemaat Sion di Kelurahan Luaan".
Adapun komposisi susunan panitia sebagai berikut :
Ketua                  : Friets Sumampouw
Wakil Ketua     : Hengky Maringka
Wakil Ketua     : Frans Aguw
Sekretaris         : Rull Manangkot
Wkl Sekretaris : Lambert Lumingkewas
Wkl Sekretaris : Danny Weku
Bendahara       : 1. Max Kumajas
                               2. Roosje Tilaar
                               3. Ani Metusala

Setelah dibentuk, Panitia Persiapan Pemekaran segera melakukan berbagai usaha, salah satunya lewat pembelian lahan untuk tempat didirikannya Gedung Gereja. Guna dicapainya tujuan membentuk Jemaat yang baru dan dengan topangan Jemaat,  berbagai kegiatan, usaha maupun upaya terus dilakukan Panitia Pemekaran untuk menyatakan serta membuktikan bahwa Kelurahan Luaan telah layak memekarkan diri dan menjadi Jemaat yang mandiri.

Akhirnya di akhir tahun 1989 tepatnya tanggal 12 November 1989 secara resmi dengan Surat Keputusan Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM, kelurahan Luaan memekarkan diri dari Jemaat Sion Tondano dan menjadi Jemaat yang berdiri sendiri dengan nama Jemaat GMIM "Bethesda" Luaan.

Pemilihan nama Jemaat "Bethesda" ini memiliki latar belakang tersendiri. Awalnya, Rumah Sakit yang di Tondano (yang lokasinya berada di Kelurahan Luaan) akan diberi nama Rumah Sakit Umum Bethesda, namun melalui perjanjian dengan Pemerintah akhirnya ditukar-gulingkan dan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sam Ratulangi Tondano. Sementara Rumah Sakit Bethesda dipindahkan lokasinya ke Tomohan dan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) GMIM Bethesda Tomohon. Karena nama Bethesda sudah tidak dipakai lagi menjadi nama Rumah Sakit di Tondano, maka hal inilah yang membuat Warga Jemaat Kelurahan Luaan mengambil nama "Bethesda" sebagai nama Jemaatnya.

Meskipun Jemaat GMIM Bethesda Luaan telah memekarkan diri menjadi Jemaat yang baru, namun pada saat memekarkan diri, ketua Jemaat masih dijabat atau dirangkap oleh Pendeta Sumarauw yang merupakan ketua Jemaat dari Jemaat sebelum pemekaran (Jemaat Sion Tondano). 

Di tahun 1990 Jemaat GMIM Bethesda Luaan memiliki Ketua Jemaat sendiri setelah Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM mengeluarkan Surat Keputusan (S.K) dengan menunjuk dan menempatkan Pdt Grease Winerungan, S.Th sebagai Ketua Jemaat GMIM Bethesda Luaan.  Pdt Grease sendiri sebelum menjadi Ketua Jemaat di Luaan merupakan Pendeta pelayanan di Jemaat Bethesda Luaan, sehingga beliau telah akrab dengan warga Jemaat yang ada.

Setelah memekarkan diri, proses pembangunan gedung Gereja pun mulai dilaksanakan. Di tahun 1990 tepatnya setahun setelah memekarkan diri dari jemaat sebelumnya, sempat terjadi insiden pada saat pembangun gedung Gereja, dimana bangunan gedung Gereja yang sementara dibangun mendadak roboh, sehingga pembangunan gedung Gereja harus dilakukan ulang. 

Walaupun demikian, kejadian tersebut tidak mengurangi semangat, keinginan ataupun niat dari Warga Jemaat untuk memiliki gedung Gereja sendiri. Disaat gedung Gereja dalam proses pembangunan, Warga Jemaat menggunakan Kantor Kelurahan Luaan sebagai sarana untuk tempat beribadah sementara.

Meski mengalami beberapa insiden pada saat pembangunan gedung Gereja, namun atas perkenan dan ijin Tuhan, usaha dari Panitia Pemekaran (yang kemudian berganti nama menjadi Panitia Pembangunan Jemaat setelah resmi memekarkan diri) serta topangan penuh dari warga Jemaat akhirnya boleh membuahkan hasil. Pada tanggal 14 November 1993,  Jemaat GMIM Bethesda Luaan akhirnya memiliki Gedung Gereja sendiri. Gedung Gereja ini ditahbiskan oleh Ketua Sinode GMIM ketika itu yakni, Pdt Kelly Herman Rondo, M.Th, dan diresmikan oleh Brigjen (Purn) Cornelis John Rantung yang saat itu menjabat Gubernur Sulawesi Utara. Kebetulan pula Brigjen (Purn) C.J Rantung merupakan warga asli Jemaat  GMIM Bethesda Luaan.

Disatu sisi, selain menjadi Jemaat pertama yang memekarkan diri dari Jemaat Sion Tondano, Jemaat Bethesda Luaan juga menjadi inspirasi bagi 2 kelurahan lainnya (Wengkol dan Kendis) untuk memekarkan diri dari Jemaat Sion Tondano. Kini kedua Kelurahan tersebut telah menjadi Jemaat sendiri dengan nama Jemaat GMIM "Eklesia" Wengkol dan Jemaat GMIM "Tumou Tou" Kendis.

Hingga saat ini setidaknya telah ada delapan Pendeta yang pernah menjadi Ketua Jemaat GMIM Bethesda Luaan. Yakni Pendeta Sumarauw, Pdt. Grease Umboh-Winerungan, S.Th, Pdt. Vanny Arina-Suoth, S.Th, Pdt. Aljte Londok-Muaja, S.Th, Pdt. Jantje Ruru, S.Th, Pdt. Ruddy Pakasi, S.Th, Pdt. Meita Oping, M.Th dan Ketua Jemaat saat ini Pdt. Fonny Sondak-Roring, S.Th yang menjabat sejak Tahun 2020. Saat ini pula Jemaat Bethesda Luaan selain memiliki Pendeta sebagai Ketua Jemaat, juga dilayani 2 Pendeta Jemaat didalam melayani 15 kolom pelayanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun