Mohon tunggu...
Kudeta Putih
Kudeta Putih Mohon Tunggu... -

Peduli kedaulatan ekonomi, informasi seputar dinamika ekonomi nasional, baik berupa ancaman maupun peluang bagi keberlanjutan warisan budaya nasional, baik dari perspektif ekonomi, sosial dan politik . http://membunuhindonesia.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Olahraga pun Butuh Tembakau

21 Mei 2013   16:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:14 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peraturan pemerintah yang membatasi produsen rokok menjadi sponsor olahraga, merupakan kebijakan yang dapat mematikan ajang ini hingga tingkat Kabupaten/Kota. Pasalnya, dunia olahraga hingga sekarang masih mengandalkan industri rokok sebagai sumber utama. Selain mempunyai andil besar dalam menjalankan sebuah kejuaraan atau kompetisi,sponsorhip dari industri rokok juga berjasa bagi pembinaan atlet muda. Sebelum sepakbola Indonesia terlibat kisruh internal berkepanjangan, kompetisi nasional pernah mendapat kucuran dana dari perusahaan rokok Djarum. Sejak liga tertinggi masih bernama Divisi Utama Liga Indonesia, dari tahun 2005 Djarum sudah menjadi sponsor utama. Bahkan, ketika PSSI selaku induk organisasi sepakbola tertinggi ini mengubah format liga, Djarum didaulat menjadi sponsor titel. Dari tahun 2008 hingga 2011, liga ini secara resmi dikenal sebagai Djarum Indonesia Super League. Selain itu, Djarum juga punya sumbangan besar kepada olahraga bulutangkis. Di daerah yang sama tempat industri ini lahir, Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum dibentuk untuk mencetak juara dunia yang dibina dalam sebuah klub. Perkumpulan yang awalnya didirikan sebatas kegiatan penyalur hobi karyawan pabrik rokok ini, hingga kini banyak melahirkan atlet muda berbakat yang sering mengharumkan nama Indonesia di ajang Internasional. Selain itu, di cabang olahraga Voli, sejak tahun 2001 nama Sampoerna sangat populer membiayai invitasi bola voli nasional bahkan Asia. Namun, tahun 2011 menjadi musim terakhir Sampoerna Hijau Proliga digelar. Sampoerna mundur dari sponsor karena terkendala RPP Tembakau yang saat itu sedang diwacanakan. Gudang Garam pun tidak ketinggalan. Industri rokok besar asal Kediri ini punya spesialisasi sponsor olahraga bidang otomotif. Menurut Direktur Percik Indonesia, Antun Joko Susmana, selama ini praktis keberadaan industri hasil tembakau sangat membantu dalam menggerakkan sektor ekonomi lainnya. “Terutama sebagai penggerak sektor industri kreatif dan penyelenggara event-event olahraga,” ujarnya. Meski demikian, ia menampik tudingan, bahwa keterlibatan industri rokok dalam mensponsori kegiatan olahraga sebagai bentuk ajakan kepada masyarakat untuk merokok. “Memangnya kalau kegiatan olahraga disponsori oleh rokok, lantas semua orang akan merokok. Itu tudingan menyesatkan,” katanya Diluar dari perdebatan yang mengkonfrontir isu olahraga dan kesehatan, selain dari industri rokok,  bila saat ini mencari sponsor yang siap mendukung penuh kegiatan olahraga terbilang sulit. “Selama ini kami mengetuk pintu hampir semua perusahaan besar, tetapi yang kita lihat adalah perusahaan-perusahaan rokok yang secara konkrit membuka pintu dan memberi kontribusi yang signifikan dibanding perusahan-perusahan besar lain,” tutur Joko Driyono, CEO Liga Indonesia. Joko pun menambahkan bahwa pendekatan yang digunakan praktis hanya untuk mencari sumber pembiayaan dan tidak ingin mempermasalahkan isu olahraga dengan kesehatan. “Kami sendiri awam dengan perdebatan yang ada sekarang, karena ada rokok putih, rokok kretek. Banyak isu yang muncul di sana. Oleh karenanya pendekatan kami bersifat pragmatis dengan pendekatan regulasi, bukan isu kesehatan dan olahraga.” Mengingat sulitnya melepas ‘ketergantungan’ terhadap bantuan produsen rokok, ditambah masih minimnya perhatian dari industri lain kepada bidang olahraga. Membuat Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) meminta pemerintah harus memberikan solusi atas larangan produk rokok mensponsori kegiatan olahraga. Sekretaris Jenderal (Sekjen) KONI, E.F Hamidy, menilai peraturan tersebut tidak dapat langsung diimplementasikan tanpa ada diskusi terlebih dulu. Tapi perlu dibicarakan dulu dengan Pengurus Besar yang identik dengan produk rokok seperti sepak bola dan bulu tangkis yang punya kontrak jangka panjang. ”Juga harus diingat sekarang sponsorship olahraga itu masih belum terlalu bergairah selain produsen rokok, jadi harus dicari solusinya,” tegasnya. Dipublikasikan juga di membunuhindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun