Teologi dalam agama Islam dikenal sebagai ilmu kalam. Ilmu kalam lebih tua daripada filsafat. Secara bahasa, "pendekatan" berasal dari kata "dekat", yang berarti metode untuk menganalisis suatu kesulitan, dan "pendekatan" sendiri berarti suatu cara untuk menyelesaikan suatu hal untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kata teologis awalnya muncul dalam tradisi Kristen.Pemahaman teologis secara linguistik  berasal dari dua kata: "theos" (Tuhan) dan "logos" (pengetahuan), sehingga teologi adalah ilmu tentang ketuhanan. Teologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang ketuhanan, serta hubungan antara Tuhan dan umat manusia, atau manusia dan Tuhan. Oleh karena itu, pendekatan teologis adalah cara melihat atau menganalisis suatu hal dengan menggunakan prinsip-prinsip keagamaan atau cara berpikir melalui keyakinan dan ajaran agama.
Menurut Imam Suprayogo dan Tobroni, pendekatan teologis dalam studi islam didefinisikan sebagai pendekatan iman yang mendefinisikan kehendak tuhan melalui wahyu yang diberikan kepada nabi agar kehendak tuhan dapat dipahami secara dinamis dalam konteks ruang dan waktu. Oleh karena itu, pendekatan teologis dalam studi islam juga disebut sebagai pendekatan normatif.
Al-Ghazali menyatakan bahwa pendekatan teologi adalah bagian penting dari keselamatan.Karena teologis adalah ilmu tentang ketuhanan dan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pikiran seseorang yang akan sesuai dengan perilaku keberagamaannya, orang yang ingin selamat dan ibadahnya diterima harus memahami ilmu ini.
Biasanya, pendekatan ini dilakukan oleh para penganut suatu agama untuk mempelajari agama lain. Oleh karena itu, pendekatan ini juga dikenal sebagai pendekatan tekstual atau metode kitab, yang menunjukkan sifat apologetik dan deduktifnya. Secara harfiah, pendekatan teologis dalam memahami agama berarti berusaha memahami agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan, yang berawal dari keyakinan bahwa manifestasi empiris suatu agama dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan agama lain (Fauzi, 2023).
Dalam pendekatan teologis, ada beberapa poin penting. Sumber utamanya adalah al-Quran dan hadis; ilmu kalam, yang merupakan diskusi teologi rasional; mazhab-mazhab teologi; pembicaraan akidah, yang mencakup tauhid, kenabian, dan hari akhir; masalah teologis modern; teologi dan spiritualitas; dan teologi sebagai dasar etika Islam.
Beberapa karakteristik suatu pendekatan teologis:
1. Normatif berpusat pada norma agama atau moral dalam beragama yang jelas benar.
2. Wahyu sentris membenarkan wahyu Allah sebagai sumber kebenaran yang paling penting, seperti al-quran yang diturunkan kepada nabi melalui malaikat Jibril untuk umat Muslim.
3. Ijtihad adalah cara seorang muslim menggunakan kemampuan dan pengetahuannya untuk mencari solusi atas suatu masalah.
4. Apologetik suatu sikap yang bertujuan untuk membela, membenarkan, dan menjelaskan suatu keyakinan, terutama dalam hal keagamaan, tidak dapat melindungi keyakinan dari serangan atau kritik.
Beberapa faktor memengaruhi pendekatan teologis, antara lain:
1. Sumber ajaran utama, yaitu alquran dan hadis, sebagai sumber utama dalam memahami aspek-aspek kehidupan.Maksudnya, sebagai umat Islam, kita harus dapat memahami makna hadis dan alquran tentang bagaimana kita bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
2. Menjawab pertanyaan fundamental: pendekatan teologis ini akan menawarkan cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental manusia karena manusia memang memiliki keinginan untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatu.
3. Membentuk akhlak dan karakter, sehingga pendekatan teologis mengajarkan manusia untuk mengenal nilai moral Islam dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menyelesaikan masalah kehidupan, karena dalam kehidupan pasti ada masalah dan tantangan, baik dari sudut pandang pribadi maupun sosial, pendekatan teologis membuka pintu untuk berpikir tentang cara menyelesaikan masalah kehidupan.
5. Menjaga kesatuan umat, yaitu seluruh umat muslim dalam segala perilaku atau tindakannya sama-sama merujuk pada alquran dn hadis sebagai pegangan atau pedoman hidup.
Adanya pendekatan teologis ini membantu umat muslim memperdalam keyakinannya dan mengoptimalkan bagian spiritual mereka.Walaupun , pendekatan ini memiliki kekurangan karena tidak memungkinkan berbagai interpretasi diterima, terutama ketika digunakan bersama dengan pendekatan lain seperti historis, filosofis, dan sosiologi.Metode teologis ini sangat mementingkan iman yang teguh dan keyakinan dalam kebenaran Islam. Selain itu, kita harus mampu melakukan penelitian yang lebih kritis dan luas.
Menganalisis atau menggali suatu hal tentang ajaran agama karena sebagai orang yang  berkeyakinan kita harus mengenal lebih lanjut tentang keyakinan tersebut. Pendekatan teologis ini akan membahas lebih mendalam tentang apa yang ada di dalam agama yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Dengan memahami ajaran agama secara mendalam baik melalui teks wahyu maupun melalui pendekatan rasional, pendekatan ini akan berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang apa yang ada di dalam agama yang berkaitan dengan kehidupan manusia.
Pendekatan teologis sangat penting dalam memahami kebenaran agama. Pendekatan ini membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang agama, seperti tujuan hidup, makna keberadaan, dan hubungan manusia dengan Tuhan.Â
Di tengah dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah, pendekatan teologis dapat memberikan landasan dan panduan yang mendalam bagi individu yang mencari pemahaman lebih dalam tentang Islam serta relevansinya dalam kehidupan mereka. Oleh karena itu, pendekatan teologis dalam studi Islam tidak hanya bersifat akademis, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual yang penuh makna (Sholikha et al., 2023).
Sumber:
Bachtiar, Amsal. 1997. Filsafat Agama. Cet. Islam. Jakarta:Logos Wacana Ilmu.
Fauzi. 2023. Pendekatan Normatif dan Teologis dalam Pengembangan Studi Islam. Journal Of
Social Science Research. Vol 3:6.
Sholikha, D, W., Wilda, N,S dan Najih, A. 2023. Metodologi Studi Ilam: Tinjauan Fisolofis,
Sejarah, dan Teologis dalam Pencarian Kebenaran Keagamaan. Jurnal Pendidikan
Tambusai. Vol 7:3.
Suprayogo, I. & Tobroni.2003. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H