Kalian pasti nggak asing lagi dengan platform penyedia video pendek yang satu ini, yaitu Tiktok. Scrolling Tiktok memang sangat menyenangkan untuk mengisi waktu luang karena menghibur, sangat menarik konten - kontennya, dan fypnya sesuai dengan minat kita. Cerita pengalamanku menggunakan aplikasi ini, jadi pas waktu pandemi dulu sehari bisa 3-4 jam cuma buat scrolling Tiktok. Tiap bangun tidur auto langsung buka Tiktok, scrolling berjam-jam tanpa tujuan dan rasanya nggak dapet apa - apa. Nggak hanya kecanduan Tiktok, bahkan aku pernah kecanduan platform penyedia video pendek lainnya kayak instagram reels, youtube shorts, lemon8 yang membuatku nggak bisa lepas main hp selama berjam - jam dan berasa time travel. Terlambat menyadari bahwa aku terlalu banyak membuang waktu pada hal - hal yang nggak berguna.
Sekarang baru sadar kalau Tiktok atau sosmed lain itu bisa bikin candu karena otak merelease dopamin yang bikin ketagihan terhadap konten - konten yang ditonton. Konten video pendek juga dapat membuat atensi menurun. Apa itu atensi? Atensi adalah kemampuan untuk memusatkan perhatian pada sesuatu. Intinya atensi itu adalah tingkat fokus atau perhatian pada suatu objek. Apabila terbiasa dengan video pendek yang cepat beralih ini membuat otak merelease dopamin karena mendapat hal baru yang menarik tetapi disisi lain membuat atensi kita menurun.
Terus gimana caranya buat memerangi dari distraksi Tiktok atau sosmed lainnya? Aku ada beberapa tips yang semoga bermanfaat:
1. Harus mempunyai visi/tujuan/pengen ahli dibidang apa/karir yang ingin digeluti.
2. Mindful ketika buka sosial media yaitu sadar harus ngapain dan sadar pengen cari informasi apa. Misal: Kalau mau tanya kabar teman lewat instagram, langsung aja ke kolom search, terus hindari juga menatap home/ explore terlalu lama. Intinya harus tahu apa yang mau dicari.
3. Mengkurasi konten yang muncul, klik not intersted untuk konten - konten yang menjebak dan tidak relevan. Kalau sudah terlanjur scrolling selama 15 menit tanpa tujuan, tanya ke diri sendiri "Kok bisa ya aku ngabisin 15 menit waktuku untuk itu?"
4. Lebih memprioritaskan real life experience misal pekerjaan, keluarga, bersosialisasi, olahraga, pembelajaran.Â
Tips tersebut aku dapetin dari kontennya mas Hasan, ini link youtubenya https://youtu.be/oP1XVqApQ1A?si=SpDwUQGU6syq6s5F
Pengetahuan dan informasi memang penting, tetapi ada kalanya lebih baik tidak mengetahui hal - hal yang tidak perlu. - Kazuo Murakami dalam Buku Misteri DNA
Tulisan ini hanya opini (correct me if I'm wrong #cmiiw)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H