Mohon tunggu...
Mely Ferawati
Mely Ferawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

liked do research and writing

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Membangun Citra Positif Indonesia Melalui Program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA)

15 Mei 2024   19:10 Diperbarui: 15 Mei 2024   19:11 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebijakan luar negeri adalah serangkaian langkah, keputusan, dan tindakan yang diambil oleh suatu negara untuk mengelola dan mempromosikan kepentingannya di tingkat internasional. Kebijakan luar negeri bertujuan untuk melindungi keamanan nasional, memajukan kepentingan ekonomi, memperluas pengaruh politik, dan mempromosikan nilai-nilai dan tujuan negara tersebut di dunia internasional.

Diplomasi adalah salah satu instrumen utama dalam pelaksanaan kebijakan luar negeri. Diplomasi melibatkan negosiasi, dialog, dan interaksi antara negara-negara untuk mencapai tujuan bersama, menyelesaikan konflik, membangun kerjasama, dan memperkuat hubungan bilateral dan multilateral. Diplomasi dapat dilakukan melalui berbagai saluran, seperti perundingan diplomatik, pertemuan tingkat tinggi, pertukaran diplomatik, perjanjian internasional, dan kunjungan kenegaraan.

Diplomasi berperan penting dalam memelihara perdamaian, mencegah konflik, dan mencari solusi damai atas perselisihan. Diplomasi juga digunakan untuk mempromosikan kepentingan ekonomi, budaya, dan politik suatu negara di tingkat internasional. Melalui diplomasi, negara-negara dapat membangun kerjasama ekonomi, menjalin hubungan diplomatik, memperluas pengaruh politik, dan memperkuat diplomasi publik untuk mempengaruhi opini publik di negara-negara lain.

Kebijakan luar negeri dan diplomasi saling terkait dan saling mendukung. Diplomasi merupakan alat yang digunakan oleh negara dalam mengimplementasikan kebijakan luar negeri dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Dengan diplomasi yang efektif, negara dapat membangun hubungan yang baik dengan negara lain, menjaga kepentingan nasional, dan mempromosikan nilai-nilai dan tujuan negara di tingkat internasional.

Diplomasi publik adalah salah satu bentuk diplomasi yang melibatkan komunikasi dan interaksi langsung antara negara dengan masyarakat internasional. Tujuan utama diplomasi publik adalah mempengaruhi opini publik di luar negeri, menciptakan pemahaman, dan membangun citra positif tentang negara yang melakukan diplomasi publik tersebut. Diplomasi publik melibatkan berbagai kegiatan seperti pertukaran budaya, promosi pariwisata, pertukaran pelajar, program bantuan, konferensi internasional, dan media sosial.

Menurut Joseph S. Nye Jr., seorang ahli hubungan internasional, diplomasi publik dapat didefinisikan sebagai "upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi opini publik di negara lain secara terbuka dan jujur melalui berbagai saluran komunikasi dalam rangka menciptakan pemahaman, membangun hubungan, dan mempengaruhi kebijakan luar negeri negara lain."

Dalam diplomasi publik, komunikasi dan pertukaran informasi menjadi sangat penting. Negara yang melaksanakan diplomasi publik menggunakan berbagai saluran komunikasi seperti media massa, televisi, radio, situs web, media sosial, dan acara-acara publik. Melalui komunikasi ini, negara berusaha menyampaikan pesan-pesan penting, mempromosikan kebudayaan dan nilai-nilai nasional, menjelaskan kebijakan luar negeri, merespons isu-isu global, dan memperkuat hubungan dengan masyarakat internasional.

Diplomasi publik juga melibatkan partisipasi aktif dari aktor non-pemerintah, seperti organisasi masyarakat sipil, institusi pendidikan, media, dan individu yang berperan sebagai duta atau perwakilan informal negara. Mereka berperan dalam menyebarkan informasi, membangun jaringan, dan memfasilitasi interaksi antara negara dan masyarakat internasional.

Dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, diplomasi publik menjadi semakin penting. Negara-negara menggunakan diplomasi publik untuk membangun citra positif, meningkatkan hubungan bilateral dan multilateral, meningkatkan daya tarik budaya dan pariwisata, serta mempengaruhi opini publik tentang isu-isu global.

Implementasi diplomasi publik melalui program Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia.

Sejarah diplomasi publik Indonesia dapat ditelusuri kembali ke masa kemerdekaan negara ini. Salah satu tokoh penting dalam diplomasi publik Indonesia adalah Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang aktif dalam menyampaikan pesan-pesan nasionalisme dan perlawanan terhadap kolonialisme kepada masyarakat internasional. Soekarno menggunakan pidato-pidato, pertemuan diplomatik, dan partisipasi aktif dalam forum internasional untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan membangun citra positif bangsa Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, diplomasi publik Indonesia terus berkembang dan melibatkan berbagai inisiatif dan program. Salah satu contohnya adalah Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Program ini merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk memperluas hubungan antarnegara melalui pertukaran pelajar internasional. Melalui program ini, mahasiswa Indonesia dapat belajar di luar negeri dan mahasiswa asing dapat belajar di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk memperkuat hubungan diplomatik, mempromosikan budaya dan kekayaan Indonesia, serta membangun jaringan internasional yang kuat.

Dukungan  diberikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di San Francisco kepada mahasiswa IISMA di University of California, Davis. Melalui pengawalan yang dilakukan, KJRI San Francisco berupaya mempromosikan program IISMA serta tujuan kebijakan Indonesia di Amerika Serikat secara strategis.

Upaya diplomasi publik ini juga ditunjukkan dengan intensifikasi kerja sama pendidikan antara KBRI San Francisco dengan berbagai perguruan tinggi ternama di AS. Beberapa universitas seperti UC Berkeley, Stanford University, dan University of Chicago menjadi mitra kerja sama guna memperkuat citra pendidikan Indonesia. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah mahasiswa pertukaran, penelitian bersama, serta kunjungan delegasi antar perguruan tinggi.

Direktur Pendidikan KBRI San Francisco memberikan pandangan bahwa kerja sama tersebut bermanfaat untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tujuan program IISMA untuk melakukan investasi jangka panjang bagi generasi muda melalui pendidikan internasional.

Sesuai konteks diplomasi publik, IISMA merupakan contoh konkret bagaimana pemerintah Indonesia menggunakan program pertukaran pelajar sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik di luar negeri. Melalui pertukaran pelajar, Indonesia dapat memperkenalkan budaya, tradisi, dan nilai-nilai Indonesia kepada mahasiswa asing, sehingga menciptakan pemahaman dan membangun citra positif tentang Indonesia di mata dunia. Program ini juga mencerminkan komitmen Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini dan memperluas keragaman budaya melalui interaksi antar budaya yang terjadi antara mahasiswa asing dan mahasiswa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun