Sejarah diplomasi publik Indonesia dapat ditelusuri kembali ke masa kemerdekaan negara ini. Salah satu tokoh penting dalam diplomasi publik Indonesia adalah Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang aktif dalam menyampaikan pesan-pesan nasionalisme dan perlawanan terhadap kolonialisme kepada masyarakat internasional. Soekarno menggunakan pidato-pidato, pertemuan diplomatik, dan partisipasi aktif dalam forum internasional untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan membangun citra positif bangsa Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, diplomasi publik Indonesia terus berkembang dan melibatkan berbagai inisiatif dan program. Salah satu contohnya adalah Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA). Program ini merupakan upaya pemerintah Indonesia untuk memperluas hubungan antarnegara melalui pertukaran pelajar internasional. Melalui program ini, mahasiswa Indonesia dapat belajar di luar negeri dan mahasiswa asing dapat belajar di Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk memperkuat hubungan diplomatik, mempromosikan budaya dan kekayaan Indonesia, serta membangun jaringan internasional yang kuat.
Dukungan  diberikan Kedutaan Besar Republik Indonesia di San Francisco kepada mahasiswa IISMA di University of California, Davis. Melalui pengawalan yang dilakukan, KJRI San Francisco berupaya mempromosikan program IISMA serta tujuan kebijakan Indonesia di Amerika Serikat secara strategis.
Upaya diplomasi publik ini juga ditunjukkan dengan intensifikasi kerja sama pendidikan antara KBRI San Francisco dengan berbagai perguruan tinggi ternama di AS. Beberapa universitas seperti UC Berkeley, Stanford University, dan University of Chicago menjadi mitra kerja sama guna memperkuat citra pendidikan Indonesia. Kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah mahasiswa pertukaran, penelitian bersama, serta kunjungan delegasi antar perguruan tinggi.
Direktur Pendidikan KBRI San Francisco memberikan pandangan bahwa kerja sama tersebut bermanfaat untuk pengembangan sumber daya manusia Indonesia secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tujuan program IISMA untuk melakukan investasi jangka panjang bagi generasi muda melalui pendidikan internasional.
Sesuai konteks diplomasi publik, IISMA merupakan contoh konkret bagaimana pemerintah Indonesia menggunakan program pertukaran pelajar sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik di luar negeri. Melalui pertukaran pelajar, Indonesia dapat memperkenalkan budaya, tradisi, dan nilai-nilai Indonesia kepada mahasiswa asing, sehingga menciptakan pemahaman dan membangun citra positif tentang Indonesia di mata dunia. Program ini juga mencerminkan komitmen Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan di negara ini dan memperluas keragaman budaya melalui interaksi antar budaya yang terjadi antara mahasiswa asing dan mahasiswa Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H