Perhutanan Sosial (PS), salah satunya Hutan Kemasyarakatan (HKm) dalam rangka pemberdayaan masyarakat merupakan pemberian akses terhadap pemungutan hasil hutan bukan kayu (HHBK), yang dimaksudkan untuk mengurangi kemiskinan, pengangguran, mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan pengelolaan/pemanfaatan kawasan hutan untuk mendukung kelestarian kawasan hutan UPTD KPH Pematang Neba.
Oleh karena itu sangat penting dilakukan identifikasi potensi HHBK yang bertujuan untuk menyediakan data dan informasi potensi HHBK. Kegiatan identifikasi dilakukan dengan cara wawancara di lokasi/areal garap responden dengan melakukan pengisian kuisioner. Pada kesempatan ini kuisioner tersebut  menggunakan aplikasi KoBoColect .
Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2021. Petugas Data Collector dari Penyuluh, Polisi Kehutanan dan Staf UPTD KPH Pematang Neba. Sebelum kegiatan dilakukan terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan. Â Pertama adalah penentuan sampel yang dilakukan dengan Simple Random Sampling dan Stratified Random (Random jumlah Gapoktan hut Random jumlah KTH Random Petani). Besaran sampel yaitu 100 responden. Untuk menentukan jumlah sampel dalam populasi dengan menggunakan rumus Raosoft Calculator.
Pengumpulan data terdiri dari 4 Gabungan Kelompok Tani Hutan Kemasyarakatan (Gapoktan HKm) yang sudah legal memperoleh Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm). 4 Gapoktan HKm trsebut diantaranya yaitu Gapoktan Karya Mandiri terdapat 13 responden, Gapoktan Tunas muda 15 responden, Gapoktan Makmur Lestari 24 responden serta  Gapoktan Karya Tani Sejahtera sebanayak 48 responden, sehingga total responden sebanyak 100 responden.
Sebelum melakukan kegiatan ini dan sebelum turun kelapangan untuk pengambilan data, petugas Data Collector diberikan pengarahan dan penjelasan mengenai tujuan kegiatan dan cara penggunaan aplikasi KoBoColect melaui sosialisasi. Sosisalisasi pertama dimualai dari tingkat Provinsi lalu di lanjutkan di tingkat KPH.
Pengarahan Data Collector sebelum pengambilan data di tingkat KPH. Sumberfoto : pribadi
Persiapan di mulai dari menyiapkan kendaraan, untuk kelapangan harus maksimal mengingat medan yang sangat sulit. Motor-motor trail dari Polisi Kehutanan dilengkapi dengan rantai ban.
Persiapan perlengkapan juga perlu di persiapkan secara matang dan lengkap mulai dari power bank, buku, penadan HT untuk komunikasi. Dan yang paling utama adalah Smartphone karena untuk pengumpulan data menggunakan aplikasi. Tentunya Smartphone tersebut sudah teriinstal aplikasi KoBoColect.
Pada hari Rabu tanggal 16 Juni 2021 kegiatan ini dimulai dari Gapoktan HKm Karya Mandiri. Lokasinya di rumah ketua Gapoktan yaitu Bapak Herman di Pekon Sinar petir, Kecamatan Bulok, Kabupaen Tanggamus dengan petugas Data Collector sebanyak 25 orang. Petugas mulai melakukan kegiatan pukul 09.00 WIB.  Responden terpilih (pemegang izin atau penggarapnya) sudah berkumpul di gubug Ketua KTH dan akan disampaikan sosialisasi mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Petugas dibagi dalam 4 tim. Masing-masing tim terdiri dari 4 petugas dan setiap petugas  akan mewawancarai sekitar  5-6 responden. Kegiatan ini dilakukan selama 3 hari di setiap kelompoknya.
Sosialisasi  kepada responden terpilih dari Gapoktan Karya Mandiri. Sumberfoto :pribadi.
Wawancara dilakukan di lokasi areal garap dengan harapan data Collector bisa melihat langsung kondisi tegakannya, respon den juga tidak terpengaruh oleh responden lainnya. Selain itu dalam aplikasi KoBoColect juga terdapat titik koordinat plot/bidang dimana wawancara berlangsung.
Â
Kuesioner data dan potensi HHBK kawasan hutan pada aplikasi KoBoColect ini berupa :
- Informasi umum berupa tanggal wawancara, pewawancara, unit kelola dan Kabupaten.
- Data Sosial Ekonomi berupa Informasi keluarga (jumlah anggota keluarga, jumlah orang dewasa dan tingkat pendidikan); Kepemilikan lahan garapan dan asset (dalam kawasan dan luar kawasan).
- Informasi Kebun dan Pendapatan (pendapatan tahunan, pendapatan bulanan dan pengeluaran bulanan dan tahunan)
- Inventarisasi Kebun (Jenis dan tanaman, komoditas lain, dan produksi tiap komoditas) dan koordinat lokasi wawancara.
- Kelembagaan (legalitas, pelatihan, pendampingan, bantuan pemerintah dan harapan yang diinginkan petani terhadap kawasan yang dikelola).
Kegiatan identifikasi HHBK ini kemudian dilanjutkan pada Gapoktan Tunas muda pekon Pematang Neba, Kecamatan Bulok, Kabupaten Tanggamus. Selanjutnya dilanjutkan pada Gapoktan Makmur Lestari  Pekon Kedaung, Kecamatan Pardasuka, Kabupaten Pringsewu. Kemudian yang terakhir, pengambilan data di lakukan di Gapoktan Karya Tani Sejahtera, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus.
Â
Pada kegiatan identifikasi potensi HHBK dengan aplikasi KoBoColect ini Data Collector harus benar-benar bertemu dengan responden (penggarap) dan mendatangi lokasi garapannya. Apabila tidak hadir harus berusaha untuk menemui responden, baik mendatangi rumah, dihubungi via telepon atau diambil sampel ulang sampai benar-benar bertemu untuk wawancara. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh adalah data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Kegiatan perjalanan memotret potensi HHBK dengan menggunakan aplikasi KoBoColect dapat diperoleh gambaran tentang jenis, jumlah dan sebaran komoditas yang sudah menghasilkan atau belum. Petugas juga dapat mengamati secara langsung kondisi tegakan areal garapan sehingga dapat dipergunakan untuk memberikan rekomendasi terhadap kelompok, langkah apa yang harus dilakuka nterhadap lahan garapnya agar bisa memberikan hasil maksimal dengan tetap memperhatikan kaidah konservasi dan aturan-aturan kehutanan.
Terdapat kendala yang dialami petugas data collector saat mengumpulkan data, diantaranya yaitu :
- Medan /akses menuju lokasi lahan garapan petani cukup sulit di jangkau.
- Sulit menghubungi responden yang tidak dapat hadir atau terlambat.
- Aakses signyal susah didapat.
- Perlunya kesabaran untuk menggali informasi dari responden yang terkadang tidak jujur dengan jawaban yang diajukan.
Menjadi seorang petugas Data Collector dituntut untuk menjadi pendengar yang aktif; menyenangkan, ramah dan sabar; objektif, tidak memihak dan kritis, professional dan tepat waktu; disiplin dan gigih; serta bertanggung jawab dan proaktif. Data Collector harus mengenali arus pertanyaan yang terdapat dalam aplikasi dengan pengembangan-pengembangan dan gaya wawancara untuk menghasilkan keselarasan (satu pemahaman) tentang cara yang benar dalam menanyakan dan menanggapi pertanyaan.
Hasil kegitan ini masih dalam bentuk sample dan belum diadakan analisis data di tingkat Kph. Semoga dengan adanya system KoBoColect ini informasi bisa didapatkan secata akurat. Informasi tersebut mulai dari keberhasilan dan permasalahan-permasalahan  yang ditimbulkan ditingkat petani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H