Mohon tunggu...
Melyana Argaditha
Melyana Argaditha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Ilmu Komunikasi

Try to learn more

Selanjutnya

Tutup

Film

Pemaknaan Pesan Oleh Penonton dalam Film Horror Pengabdi Setan 2 Communion

17 November 2022   22:52 Diperbarui: 17 November 2022   23:34 951
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Kabarjoglosemar.com

Belakangan ini produksi film di Indonesia selalu mencuri perhatian penonton dengan kualitas film yang semakin baik. Munculnya berbagai film yang mampu bersaing dengan film-film luar negeri. Salah satunya adalah film karya sutradara Indonesia bernama Joko Anwar.

Pengabdi Setan 2 yang baru saja rilis di tahun 2022 tepatnya pada 4 Agustus 2022 merupakan film sequel dari film Pengabdi Setan pertama di tahun 2017. Film yang bergenre horror tersebut mampu memperoleh 4,4 Juta penonton hanya dalam 10 hari melebihi penonton film Pengabdi Setan pertama.

Bahkan film ini telah menjadi trending topik sebelum dilakukannya penanyangan. Banyak penonton yang penasaran akan alur cerita dari film yang digarap oleh Joko Anwar tersebut. Akan tetapi, dibalik sukses nya film pengabdi setan juga tidak turut terhindar dari tuaian Pro dan Kontra dari para penonton.

Sinopsis

Pengabdi Setan 2 Communion merupakan film cerita lanjutan dari film pengabdi setan pertama (2017). Pada film yang kedua ini film lebih keluarga Rini yang telah pindah ke rumah rusun di Jakarta setelah lima tahun selamat dari kejadian horror pasca ibu meninggal dunia.

Rini melanjutkan kehidupannya mulai dari berkuliah hingga bekerja secara normal. Sedangkan Bondi dan Toni beranjak dewasa dan mulai menyukai seorang wanita yang juga tinggal di rusun tersebut.

Ayah yang bekerja setiap hari menjadi pertanyaan yang membuat anak-anaknya penasaran lantaran Ayah tidak pernah menceritakan pekerjaanya.

Puncak horror cerita dimulai ketika peristiwa penembak misterius (Petrus) menjadi fenomena yang merebak di jalanan ibukota.

Cerita ini juga berlanjut dengan kejadian-kejadian yang menjanggal, mulai dari peristiwa rusaknya elevator yang memakan banyak nyawa. Hingga teror-teror horror dari sosok Ibu.

Pesan Yang diterima Penonton

Sebuah film tentunya tidak akan pernah terhindar dari adanya opini dari para penonton atau juga dikenal dengan istilah resepsi khalayak. Dalam teori resepsi (Hall, 1980), Penonton bukanlah khalayak yang pasif menerima pesan begitu saja. Penonton juga berperan aktif mengartikan pesan-pesan dan makna yang disampaikan oleh si pembuat film.

Lalu Apakah makna yang diberikan oleh si pembuat film atau Joko Anwar telah tersampaikan dengan baik pada para penonton?.

Setiap orang tentunya dapat memaknai setiap kejadian secara berbeda-beda bahkan bisa saja pesan yang dipersepsikan berbeda dengan makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh si pembuat film.

Dalam tulisan ini saya mengambil tiga pendapat dari penonton yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Penonton pertama bernama Aprilia berumur 24 Tahun yang saat ini berstatus pekerja atau wiraswasta.

Lia mengungkapkan bahwa setelah menonton film tersebut Lia lebih menangkap pesan bahwa jangan pernah percaya terhadap hal mistis yang membuat kita jauh dari Tuhan. "Dari yang saya tangkap, film ini tuh mau mengatakan bahwa kita sebagai manusia ciptaan Tuhan seharusnya jangan mudah tergiur dengan hal-hal seperti mistis atau jalur biar semuanya bisa instan".

Sedangkan penonton lain bernama Grace seorang Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta mengatakan hal yang berbeda. " Kalau menurut aku, film ini mengigatkan kita untuk harus lebih banyak beribadah, jangan takut sama hantu tapi takut akan Tuhan. Soalnya kalau kita takut sama hantu ya si hantu makin seneng karena dia merasa sudah berhasil menjadi mahluk yang paling ditakuti.

Terakhir adalah penonton bernama Maria seorang ibu rumah tangga berumur 47 Tahun. Ibu Maria mengatakan bahwa film Pengabdi Setan 2 Communion merupakan film horror pertama yang ia tonton di bioskop. Ibu Maria juga memiliki pemaknaan yang berbeda terhadap film. "Saya melihat film ini mungkin si pembuat film pengen melihatkan bahwa kita harus banyak-banyak mensyukuri apa yang telah kita terima. Baik keluarga, harta, usaha, dan lainnya. Banyak berdoa bukan berdukun intinya".

Beberapa penonton memiliki pemaknaan yang berbeda-beda. Penonton dapat merasakan dan mencari tahu makna yang diterimanya melalui setiap adegan yang diberikan oleh si pembuat film. 

Referensi

Ayomi, P. N. (2021). Gosip, Hoaks, dan Perempuan: Representasi dan Resepsi Khalayak Terhadap Film Pendek “Tilik”. Rekam: Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi, 17(1), 51-61.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun