Mohon tunggu...
Meliyana Harmi
Meliyana Harmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia UIN Suska Riau

keep moving forward

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pemerolehan Bahasa pada Anak

9 Januari 2023   23:17 Diperbarui: 9 Januari 2023   23:19 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Bahasa merupakan alat berinteraksi atau berkomunikasi dalam masyarakat karena manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Sejak lahir manusia sudah berbicara, meskipun hanya berupa bunyi yang tidak jelas tetapi masih berupa symbol-symbol yang mengeluarkan bunyi sehingga disebut bahasa bayi. Pemerolehan bahasa pada anak pertama kali diperoleh secara lisan dengan ejaan yang sederhana sehingga mereka dapat mengucapkannya dengan baik yang disebut bahasa ibu atau bahasa pertama. Kebanyakan dari orang tua untuk proses membesarkan anak nya agar mampu berbahasa dan berbicara dengan baik tidak selalu dibekali dengan cara pengajaran yang baik sehingga anak di biarkan sendiri dan kesulitan berkomunikasi dengan lawan bicaranya.

Pemerolehan bahasa merupakan proses yang terjadi di otak anak ketika ia memperoleh bahasa pertamanya atau bahasa ibu. Biasanya pemerolehan bahasa dibandingkan dengan pembelajaran bahasa (language learning). Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses yang terjadi ketika seorang anak belajar bahasa kedua, setelah ia menguasai bahasa pertamanya. Jadi, pemerolehan bahasa berhubungan dengan bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berhubungan dengan bahasa kedua.

Ada dua proses yang terjadi ketika seorang anak memperoleh bahasa pertamanya, yaitu proses kompetensi dan proses perfomansi. Kedua proses ini adalah dua proses yang berbeda. Kompetensi adalah proses memperoleh tata bahasa yang terjadi secara tidak di sadari. Proses kompetensi ini merupakan syarat terjadinya proses performance yang terdiri dari dua proses, yaitu proses pemahaman dan proses penerbitan dan proses pembuatan kalimat. Proses pemahaman menyangkut kemampuan atau kecerdasan untuk mengamati atau kemampuan mempersepsikan kalimat-kalimat yang didengar. Sementara penerbitan melibatkan kemampuan untuk menerbitkan atau menerbitkan kalimat Anda sendiri. Kedua jenis proses kompetensi ini jika sudah dikuasai anak akan menjadi kemampuan linguistik anak.

Hipotesis Pemerolehan Bahasa 

a.Hipotesis Nurani

Dalam pemerolehan bahasa, yang diperoleh anak adalah kompetensi dan kinerja bahasa pertama mereka. Menurut  Chomsky  alat yang digunakan anak untuk memperoleh kemampuan berbahasa adalah hipotesis Nurani Hipotesis ini ditemukan dari beberapa pengamatan yang dilakukan oleh para ahli tentang pemerolehan bahasa anak.

Kesimpulan dari pengamatan ini adalah bahwa manusia dilahirkan dilengkapi dengan alat yang memungkinkannya dapat berbicara dengan mudah dan cepat. Ada dua macam hipotesis nurani, yaitu hipotesis nurani bahasa dan hipotesis nurani mekanisme (Simanjuntak 1977). Hipotesis nurani bahasa adalah suatu asumsi yang menyatakan bahwa sebagian atau seluruh bagian bahasa tidak dipelajari atau diperoleh, tetapi ditentukan oleh ciri-ciri nurani khusus organisasi manusia. Sementara itu, hipotesis mekanisme nurani menyatakan bahwa proses pemerolehan bahasa oleh manusia ditentukan oleh perkembangan kognitif umum dan mekanisme nurani umum yang berinteraksi dengan pengalaman. Jadi perbedaan antara kedua hipotesis ini adalah bahwa hipotesis suara hati tekanan bahasa adalah bahwa ada "objek" hati nurani yang dibawa sejak lahir yang khusus untuk bahasa dan bahasa. Sedangkan hipotesis hati nurani tentang mekanisme keberadaan suatu “benda” hati nurani berupa mekanisme yang berlaku umum pada semua kemampuan manusia.

b.Hipotesis Tabularasa

Tabularasa secara harfiah berarti 'kertas kosong', dalam arti belum ada yang ditulis. Kemudian, hipotesis tabulrasa menyatakan bahwa otak bayi saat lahir adalah seperti kertas kosong yang nantinya akan ditulisi atau diisi dengan pengalaman. Hipotesis ini awalnya dikemukakan oleh John Locke seorang empiris. Menurut hipotesis tabularasa   semua pengetahuan dalam bahasa manusia yang tampak dalam tingkah laku berbahasa merupakan hasil integrasi peristiwa-peristiwa linguistik yang dialami dan diamati oleh manusia itu.

Sejalan dengan hipotesis tersebut, behaviorisme beranggapan bahwa pengetahuan linguistik hanya terdiri dari rangkaian hubungan yang dibentuk oleh pembelajaran S-R (Stimulus-Response). Cara belajar yang dikenal adalah pembiasaan klasik, pembiasaan operan, dan mediasi atau mediasi yang telah dimodifikasi menjadi teori belajar bahasa.
Pembelajaran Teori pembiasaan operan bahasa menyatakan bahwa perilaku berbahasa seseorang dibentuk oleh rangkaian berbagai penghargaan yang muncul di sekitar orang tersebut. Sementara itu, teori mediasi atau perantara yang diperkenalkan oleh Jenkin disebut dengan “response chaining”. Teori rantai tanggapan ini didasarkan pada prinsip mediasi atau mediasi bahasa. Artinya, jika seseorang sudah mengetahui hubungan antara meja dan kursi, dan hubungan antara meja dan lantai, maka mengetahui hubungan antara kursi dan lantai akan jauh lebih mudah karena peran tersebut dimainkan oleh perantara atau perantara.

c.Hipotesis Kesemestaan Kognitif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun