Mohon tunggu...
Melvia Sundalian
Melvia Sundalian Mohon Tunggu... Apoteker - Dosen, Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia

Menulis di saat sengang

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mitos atau Fakta? Ini Alasan Mengapa Jam Koma Banyak Dialami Gen Z

1 November 2024   14:05 Diperbarui: 1 November 2024   14:10 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesibukan dalam Bekerja (sumber: Dreamina AI)

Apa kamu sering mendengar istilah "jam koma"? Istilah ini populer belakangan ini, terutama di kalangan Gen Z. Tapi, apa sebenarnya jam koma ini? Banyak dari kita menganggapnya sebagai fenomena biasa, bahkan menjadikannya candaan sehari-hari, terutama saat kita merasa kelelahan atau ingin menunda aktivitas. Tapi sebenarnya, apakah jam koma ini hanya mitos, atau ada alasan nyata di baliknya? Mari kita kupas tuntas!

Apa Itu "Jam Koma"?

Jam koma adalah istilah untuk menggambarkan periode waktu ketika seseorang merasa sangat lelah, sering di malam hari setelah bekerja atau beraktivitas seharian. Waktu ini biasanya terjadi setelah makan malam, di mana tubuh seolah-olah berada dalam kondisi "shutdown" sejenak. Saking lelahnya, tubuh serasa tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain rebahan atau tidur. Fenomena ini sangat sering dialami Gen Z, terutama yang bekerja hingga larut malam, kuliah sambil bekerja, atau sibuk dengan berbagai proyek sampingan.

Meski kesannya sepele, banyak orang yang menyadari bahwa jam koma bisa menjadi masalah jika terjadi berulang kali, terutama karena membuat tubuh merasa lelah terus-menerus dan sulit untuk produktif. Dampaknya? Kebiasaan ini bisa merusak kualitas hidup dalam jangka panjang, termasuk menurunkan daya tahan tubuh dan menurunkan performa belajar atau bekerja.

Alasan Mengapa Gen Z Mudah Mengalami "Jam Koma"

Ada beberapa alasan mengapa fenomena ini kerap dialami Gen Z, di antaranya:

  1. Polusi Digital yang Tinggi
    Berjam-jam menghabiskan waktu di depan layar bukan hal yang baru untuk Gen Z. Mulai dari gadget, laptop, hingga televisi, sinar biru yang terpancar dari layar-layar ini ternyata membuat mata dan otak kita kelelahan, walaupun mungkin tidak disadari secara langsung. Terlebih, kita sering tergoda untuk "scrolling" media sosial sampai larut malam. Akibatnya? Ritme sirkadian kita terganggu, dan tubuh pun jadi tidak mendapatkan istirahat yang cukup di malam hari.

  2. Beban Hidup yang Kompleks
    Generasi sekarang menghadapi beban hidup yang tidak ringan. Tuntutan untuk sukses di usia muda, membangun karir, pendidikan, tekanan sosial, serta kondisi ekonomi yang menantang membuat banyak orang terpaksa bekerja ekstra keras. Akibatnya, tubuh dan pikiran dipaksa terus bekerja, sementara kebutuhan istirahat seringkali diabaikan.

  3. Gaya Hidup Instan dan Kurang Teratur
    Kebiasaan makan cepat saji, minum kopi berlebihan, kurang olahraga, hingga waktu tidur yang tidak teratur adalah pola hidup yang umum di kalangan Gen Z. Semua faktor ini akhirnya mempengaruhi energi tubuh dan membuat kita lebih mudah merasa lelah. Alih-alih merasakan tubuh segar setelah bekerja seharian, kita malah terperosok ke dalam jam koma karena tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup.

  4. Stres dan Burnout yang Berlebihan
    Menurut laporan dari sebuah media kesehatan nasional, lebih dari 40% Gen Z mengalami stres dan burnout akibat pekerjaan dan studi. Seringkali, kita merasa terbebani dengan target yang tinggi atau jadwal yang padat, sehingga pikiran terus menerus bekerja. Hal ini membuat otak kelelahan, bahkan sebelum tubuh kita berhenti beraktivitas. Pada akhirnya, jam koma ini muncul sebagai hasil dari akumulasi stres yang tidak terkelola dengan baik.

Realitas yang Ada di Indonesia

Contoh kasus nyata? Seorang pekerja muda di Jakarta yang viral di Twitter beberapa waktu lalu mengeluhkan bagaimana ia selalu mengalami "jam koma" setelah pulang kerja. Dari Senin hingga Jumat, ritme kerjanya sangat padat, mulai dari rapat, menyelesaikan tugas hingga lembur. Di akhir minggu, ia mendapati dirinya merasa sangat lelah dan lebih banyak menghabiskan waktu untuk tidur seharian ketimbang beraktivitas. Kasus ini menggambarkan dengan tepat bagaimana fenomena jam koma menjadi begitu lekat di kalangan anak muda perkotaan.

Lalu, ada juga seorang mahasiswa di Bandung yang membagikan pengalamannya melalui blog pribadinya. Ia mengaku sering "koma" setelah kuliah dan magang, bahkan kadang sampai sulit untuk bangun keesokan paginya. Baginya, jam koma adalah waktu yang pasti terjadi setelah aktivitas panjang, dan tanpa sadar, rutinitas ini malah mengganggu konsentrasi dan semangat belajarnya.

Tips untuk Menghindari Jam Koma

Apakah jam koma bisa dihindari? Jawabannya: ya, meski perlu komitmen dari diri kita sendiri. Berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

  1. Atur Waktu Tidur dan Bangun dengan Konsisten
    Tidur yang cukup dan berkualitas adalah kunci utama agar tubuh tetap bertenaga. Usahakan untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, meski kamu sedang tidak ada aktivitas penting. Dengan begitu, tubuh akan beradaptasi dan terbiasa dengan pola tidur yang sehat.

  2. Kurangi Waktu di Depan Layar Sebelum Tidur
    Jika kamu sulit tidur karena scrolling media sosial, coba tetapkan "jam digital off" atau waktu di mana kamu berhenti menggunakan gadget, minimal satu jam sebelum tidur. Kamu bisa menggantinya dengan membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan agar tubuh siap beristirahat.

  3. Perhatikan Pola Makan Sehat
    Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi bisa membuat tubuh lebih bertenaga. Kurangi konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak jenuh dan gula. Cobalah konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat untuk menjaga stabilitas energi tubuh.

  4. Lakukan Aktivitas Fisik Secara Rutin
    Olahraga ringan, seperti berjalan kaki, jogging, atau yoga dapat membantu meningkatkan energi dan membuat tubuh lebih sehat. Aktivitas fisik yang rutin akan mengurangi rasa lelah berlebihan dan memperkuat daya tahan tubuh.

  5. Manajemen Stres yang Baik
    Tekanan hidup memang sulit dihindari, tapi kita bisa mengelolanya dengan baik. Coba luangkan waktu untuk relaksasi, seperti meditasi, berkumpul dengan teman, atau melakukan hobi yang disukai. Ini membantu tubuh dan pikiran rileks sehingga mengurangi kemungkinan mengalami stres berlebihan.

Fenomena jam koma yang kerap dialami Gen Z memang bukan sekadar mitos. Gaya hidup modern, tekanan sosial, dan rutinitas yang serba cepat menjadi alasan utama mengapa fenomena ini semakin marak. Namun, ini bukan berarti jam koma tidak bisa dihindari. Dengan pola hidup sehat dan manajemen waktu yang baik, kita bisa menjaga tubuh tetap bertenaga dan mencegah kelelahan berlebihan. Ingat, kesehatan bukan hanya tentang fisik, tapi juga keseimbangan pikiran dan emosi. Mari menjadi generasi yang lebih sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun