Apa kamu sering mendengar istilah "jam koma"? Istilah ini populer belakangan ini, terutama di kalangan Gen Z. Tapi, apa sebenarnya jam koma ini? Banyak dari kita menganggapnya sebagai fenomena biasa, bahkan menjadikannya candaan sehari-hari, terutama saat kita merasa kelelahan atau ingin menunda aktivitas. Tapi sebenarnya, apakah jam koma ini hanya mitos, atau ada alasan nyata di baliknya? Mari kita kupas tuntas!
Apa Itu "Jam Koma"?
Jam koma adalah istilah untuk menggambarkan periode waktu ketika seseorang merasa sangat lelah, sering di malam hari setelah bekerja atau beraktivitas seharian. Waktu ini biasanya terjadi setelah makan malam, di mana tubuh seolah-olah berada dalam kondisi "shutdown" sejenak. Saking lelahnya, tubuh serasa tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain rebahan atau tidur. Fenomena ini sangat sering dialami Gen Z, terutama yang bekerja hingga larut malam, kuliah sambil bekerja, atau sibuk dengan berbagai proyek sampingan.
Meski kesannya sepele, banyak orang yang menyadari bahwa jam koma bisa menjadi masalah jika terjadi berulang kali, terutama karena membuat tubuh merasa lelah terus-menerus dan sulit untuk produktif. Dampaknya? Kebiasaan ini bisa merusak kualitas hidup dalam jangka panjang, termasuk menurunkan daya tahan tubuh dan menurunkan performa belajar atau bekerja.
Alasan Mengapa Gen Z Mudah Mengalami "Jam Koma"
Ada beberapa alasan mengapa fenomena ini kerap dialami Gen Z, di antaranya:
Polusi Digital yang Tinggi
Berjam-jam menghabiskan waktu di depan layar bukan hal yang baru untuk Gen Z. Mulai dari gadget, laptop, hingga televisi, sinar biru yang terpancar dari layar-layar ini ternyata membuat mata dan otak kita kelelahan, walaupun mungkin tidak disadari secara langsung. Terlebih, kita sering tergoda untuk "scrolling" media sosial sampai larut malam. Akibatnya? Ritme sirkadian kita terganggu, dan tubuh pun jadi tidak mendapatkan istirahat yang cukup di malam hari.Beban Hidup yang Kompleks
Generasi sekarang menghadapi beban hidup yang tidak ringan. Tuntutan untuk sukses di usia muda, membangun karir, pendidikan, tekanan sosial, serta kondisi ekonomi yang menantang membuat banyak orang terpaksa bekerja ekstra keras. Akibatnya, tubuh dan pikiran dipaksa terus bekerja, sementara kebutuhan istirahat seringkali diabaikan.Gaya Hidup Instan dan Kurang Teratur
Kebiasaan makan cepat saji, minum kopi berlebihan, kurang olahraga, hingga waktu tidur yang tidak teratur adalah pola hidup yang umum di kalangan Gen Z. Semua faktor ini akhirnya mempengaruhi energi tubuh dan membuat kita lebih mudah merasa lelah. Alih-alih merasakan tubuh segar setelah bekerja seharian, kita malah terperosok ke dalam jam koma karena tubuh tidak mendapatkan energi yang cukup.Stres dan Burnout yang Berlebihan
Menurut laporan dari sebuah media kesehatan nasional, lebih dari 40% Gen Z mengalami stres dan burnout akibat pekerjaan dan studi. Seringkali, kita merasa terbebani dengan target yang tinggi atau jadwal yang padat, sehingga pikiran terus menerus bekerja. Hal ini membuat otak kelelahan, bahkan sebelum tubuh kita berhenti beraktivitas. Pada akhirnya, jam koma ini muncul sebagai hasil dari akumulasi stres yang tidak terkelola dengan baik.