Mohon tunggu...
Melva Firdhian Nabillah
Melva Firdhian Nabillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Ekonomi Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan S1 Program Studi Ekonomi Pembangunan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebelumnya saya menempuh pendidikan di SMK Negeri 46 Jakarta dengan Kompetensi Keahlian Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Saya lulus dari sekolah tersebut dengan dinyatakan "Kompeten" oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Teknisi Akuntansi Yunior. Saya juga mendapat kesempatan untuk menjadi siswa eligible yang pada akhirnya memberikan kesempatan kepada saya untuk bisa menempuh pendidikan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Saya selalu tertarik dan sangat menyukai hal-hal terkait analisis, pengolahan data, dan juga perhitungan angka, karena bagi saya hal tersebut dapat melatih kemampuan dalam memecahkan berbagai masalah. Selain itu, saya juga menyukai hal terkait gambar, ilustrasi, dan seni lukis, hal tersebut dikarenakan saya tertarik dengan suatu hal yang bersifat abstrak. Saya adalah pribadi yang terbuka pada hal baru, dan siap menerima ilmu serta pengalaman dari siapapun dan kapanpun. Terkadang saya menjelajahi beranda serta penjelajahan akun media sosial saya, dan menyadari bahwa saya menyukai konten-konten yang bersifat informatif namun tidak kaku. Saya juga lebih tertarik pada konten yang singkat, padat, dan jelas, jika dibandingkan dengan konten yang panjang dan bertele-tele.

Selanjutnya

Tutup

Film

Petik Pelajaran dari Alur Film Ngeri-ngeri Sedap

19 September 2023   13:19 Diperbarui: 19 September 2023   13:31 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Singkat cerita, Mak Domu marah karena tidak menyukai anak-anaknya kembali ke perantauan secepat itu, tetapi ia juga marah kepada Pak Domu karena terlalu mengekang anak-anaknya. Ia pun pergi ke rumah orang tuanya. Pak Domu yang merasa bersalah akhirnya datang ke tempat di mana anak-anaknya merantau dan memperbaiki semuanya. Mereka mengakui kesalahan masing-masing. Mereka saling meminta maaf, dan membuat Mak Domu mau kembali pulang ke rumahnya bersama suaminya.

Film ini menggambarkan tentang sulitnya mempertahankan tradisi di tengah perbedaan potensi anak. Semua manusia memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing, yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara menghargai perbedaan tersebut dan juga harus mengingat bahwa dibalik kesuksesan anak, ada peran orang tua yang mendukung hal itu bisa terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun