Mohon tunggu...
Melanius Oematan
Melanius Oematan Mohon Tunggu... Guru - Olahraga, sastra, musik, jurnalistik, video editor

Melton Oematan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Menghidupkan yang Mati

2 Agustus 2022   13:01 Diperbarui: 2 Agustus 2022   20:37 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah sesuatu yang telah mati dapat dihidupkan lagi? 

Pertanyaan ini mengguncang imajinasi berpikir kita. Sesuatu yang hidup akan mati. Secara natural, sesuatu yang telah mati akan punah. Abu akan kembali menjadi abu. Tanah menjadi tanah. Itulah realitas tubuh makhluk yang hidup di dunia. 

Lantas, bagaimana mungkin kita bisa menjelaskan sesuatu yang mati bisa dihidupkan lagi?

Untuk menjawabi pertanyaan tersebut maka pertama tama kita mesti memahami terlebih dahulu apa arti hidup. Kata hidup sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan yang biasa ini menghadirkan berbagai makna hidup.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata hidup adalah masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tentang manusia, binatang, tumbuhan, dan sebagainya). Contoh: Kakeknya masih hidup, tetapi neneknya telah lama meninggal. Arti lainnya dari hidup adalah bertempat tinggal.

Secara religiositas, hidup dapat diartikan sebagai nilai nilai atau sesuatu yang dianggap penting dan dijadikan tujuan keberadaan manusia.

Berdasarkan dua arti kata hidup di atas dapat dikatakan bahwa hidup adalah sesuatu yang ada, masih terus ada dan bergerak atau berupa nilai-nilai atau sesuatu yang penting yang dijadikan tujuan keberadaan manusia.

Dari arti hidup di atas kita dapat mendefinisikan arti kematian sebagai sesuatu yang belum ada atau tersembunyi, dan tidak bergerak dan bukan merupakan tujuan hidup seseorang.

Fenomena Kematian 

Beberapa waktu ini media nasional menyiarkan berita tentang penembakan Brigadir Joshua di rumah dinas Jenderal Fredy Sambo. 

Terlepas dari berbagai kontroversi yang terjadi, penembakan ini menyisakan sebuah kenyataan berikut: makin hari mulai muncul kematian hati nurani dalam kehidupan warga negara Indonesia. Kematian hati nurani menandakan kematian kebenaran.

Selain peristiwa di atas, kita dapat menemukan berbagai jenis kematian dalam kehidupan masyarakat. Kematian ini terjadi dalam berbagai bidang kehidupan.

Dalam bidang politik, kita menemukan matinya hati nurani para koruptor. Produk hukum atau kebijakan yang berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok meski harus mengorbankan jutaan rakyat. Adanya perebutan kekuasaan yang mengorbankan banyak orang tak bersalah. Dan masih banyak lagi.

Dalam bidang ekonomi, terdapat jurang dalam antara pemilik modal dan pekerja. Dalam beberapa kasus, dapat ditemukan adanya perlakuan tidak adil terhadap para pekerja seperti pemberian gaji yang tidak pantas, tindakan kasar terhadap pekerja dan sebagainya.

Dalam bidang ideologi, muncul banyak doktrin yang menyesatkan warga negara. Ideologi agama dijadikan tameng untuk memecahbelah bangsa demi mendapatkan kekuasaan.

Di bidang sosial budaya, muncul fenomena penyelesaian masalah dengan kekerasan sebagai jalan untuk mencapai keinginan atau tujuan. Media massa nasional terus memberitakan adanya pembunuhan yang dilakukan oleh pembunuh bayaran. Ada pertikaian antar kelompok geng. Kekerasan semakin sering dijadikan sarana penyelesaian masalah. Muncul juga fenomena remaja melakukan tindakan tidak bermoral demi viral di media massa. Dan masih banyak lagi.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan, muncul pergolakan di beberapa wilayah. Ada tendensi untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara agama tertentu. Dan sebagainya.

Fenomena Kematian menjamur dalam masyarakat. Kematian jenis di atas menimbulkan luka yang dalam yang mesti disembuhkan. Ada banyak hal yang tersembunyi yang mesti disuarakan. Ada tangisan pilu yang mesti diredakan.

Menulis Menghidupkan yang Mati

Agar kematian tidak merajalela, apa yang tersembunyi dalam masyarakat mesti dimunculkan. Menulis adalah satu cara ampuh menghidupkan kembali hal-hal yang dikubur oleh berbagai korban. Dengan menulis, kita mengangkat realitas sebenarnya untuk disimak, dicerna, dan diperjuangkan.

Menulis adalah tindakan membangkitkan pengalaman para korban akan ketidakadilan yang dialami. Dengan menulis, fakta fakta dan perasaan korban yang dikubur akan terungkap. Menulis menjadi suara bagi apa yang tidak dapat diucapkan.

Menulis meninggalkan jejak. Sebuah tulisan akan diwariskan terus sebagai sebuah pengetahuan serentak menjadi polisi bagi kehidupan di masa yang akan datang. Melalui tulisan, sebuah peristiwa kematian akan terus dibaca dan direnungkan oleh generasi berikut. Dengannya, pengalaman yang tertulis akan terus hidup.

Dengan menulis, sesuatu yang mati akan dibangkitkan. Menulis mengangkan pengalaman yang tersembunyi, yang belum terungkap, untuk disimak oleh banyak orang. Dengan ini, menulis menjadi tindakan sakral. Menulis menghidupkan yang mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun