Selain peristiwa di atas, kita dapat menemukan berbagai jenis kematian dalam kehidupan masyarakat. Kematian ini terjadi dalam berbagai bidang kehidupan.
Dalam bidang politik, kita menemukan matinya hati nurani para koruptor. Produk hukum atau kebijakan yang berorientasi pada kepentingan pribadi dan kelompok meski harus mengorbankan jutaan rakyat. Adanya perebutan kekuasaan yang mengorbankan banyak orang tak bersalah. Dan masih banyak lagi.
Dalam bidang ekonomi, terdapat jurang dalam antara pemilik modal dan pekerja. Dalam beberapa kasus, dapat ditemukan adanya perlakuan tidak adil terhadap para pekerja seperti pemberian gaji yang tidak pantas, tindakan kasar terhadap pekerja dan sebagainya.
Dalam bidang ideologi, muncul banyak doktrin yang menyesatkan warga negara. Ideologi agama dijadikan tameng untuk memecahbelah bangsa demi mendapatkan kekuasaan.
Di bidang sosial budaya, muncul fenomena penyelesaian masalah dengan kekerasan sebagai jalan untuk mencapai keinginan atau tujuan. Media massa nasional terus memberitakan adanya pembunuhan yang dilakukan oleh pembunuh bayaran. Ada pertikaian antar kelompok geng. Kekerasan semakin sering dijadikan sarana penyelesaian masalah. Muncul juga fenomena remaja melakukan tindakan tidak bermoral demi viral di media massa. Dan masih banyak lagi.
Dalam bidang pertahanan dan keamanan, muncul pergolakan di beberapa wilayah. Ada tendensi untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara agama tertentu. Dan sebagainya.
Fenomena Kematian menjamur dalam masyarakat. Kematian jenis di atas menimbulkan luka yang dalam yang mesti disembuhkan. Ada banyak hal yang tersembunyi yang mesti disuarakan. Ada tangisan pilu yang mesti diredakan.
Menulis Menghidupkan yang Mati
Agar kematian tidak merajalela, apa yang tersembunyi dalam masyarakat mesti dimunculkan. Menulis adalah satu cara ampuh menghidupkan kembali hal-hal yang dikubur oleh berbagai korban. Dengan menulis, kita mengangkat realitas sebenarnya untuk disimak, dicerna, dan diperjuangkan.
Menulis adalah tindakan membangkitkan pengalaman para korban akan ketidakadilan yang dialami. Dengan menulis, fakta fakta dan perasaan korban yang dikubur akan terungkap. Menulis menjadi suara bagi apa yang tidak dapat diucapkan.
Menulis meninggalkan jejak. Sebuah tulisan akan diwariskan terus sebagai sebuah pengetahuan serentak menjadi polisi bagi kehidupan di masa yang akan datang. Melalui tulisan, sebuah peristiwa kematian akan terus dibaca dan direnungkan oleh generasi berikut. Dengannya, pengalaman yang tertulis akan terus hidup.