Akhir-akhir ini kisruh tahu tempe mulai mewarnai  kehidupan perekonomian bangsa. Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Kasudin KPKP) Jakarta Pusat Penty Yunesi Pudyastuti pada selasa 22 Februari 2022 mengatakan bahwa ada 7 pasar di Jakarta yang tidak menjual tahu tempe pada hari ini. Ke tujuh Pasar itu adalah Pasar Kebon Melati, Pasar Palmerah, Pasar Tanah Abang Blok G, Pasar Lontar, Pasar Gembrong, dan Pasar Johar Baru.
Ketiadaan penjualan tempe tahu di pasar-pasar tersebut terjadi karena kelangkaan tahu tempe yang terjadi akhir-akhir ini. Â Menurut Ketua Kpoerasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun, penyebab kelangkaan tahu tempe di pasar adalah adanya aksi mogok dari pengrajin tahu tempe akibat kenaikan bahan pokok kedelai. Kenaikan ini menyebabkan kerugian di pihak pengrajin.
Tentu saja dapat dikatakan bahwa jakarta menjadi barometer kehidupan masyarakat Indonesia. hal ini berarti kelangkaan tahu tempe menjadi masalah di seluruh wilayah negara Indonesia.Â
TAHU TEMPE SEBAGAI MAKANAN KESUKAAN MASYARAKAT INDONESIA
Makanan Tahu Tempe di Indonesia bukanlah hal yang baru. Tahu dan Tempe telah menjadi makanan yang disukai masyarakat Indonesia sejak nenek moyang. Jika dilihat makanan ini sudah dikonsumsi masyarakat  Indonesia sejak zaman penjajahan.
Seiring dengan munculnya kemudahan transportasi dan media komunikasi, makanan tahu tempe sudah diperjualbelikan di hampir seluruh wilayah di Negara Indonesia. Itu berarti hampir seluruh masyarakat Indonesia adalah konsumen makanan tahu dan tempe.
Kesukaan masyarakat Indonesia terhadap tahu dan tempe juga dapat dilihat dari pasokan bahan baku pembuatan tahu tempe. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) lewat katadata.co.id, impor pada tahun 2018 sebanyak 2,6 juta ton, 2019 sebesar 2,7 juta ton dan pada th 20020 sebanyak 2,5 juta ton.Â
Selain itu, menurut BPS konsumsi tahu dan tempe per kapita di Indonesia sudah sangat merakyat, yaitu dalam sepekan rata-rata pada th 2019 sebesar 0.15 kg untuk tahu, sedangkan tempe sebesar 0.14 kg per kapita. Data ini menunjukkan banyaknya produksi tahu tempe per tahun. Secara implisit menegaskan tingkat komsumsi yang tinggi masyarakat Indonesia  terhadap tahu tempe.
PENYEBAB KELANGKAAN TAHU TEMPE
Menurut Kementerian Perdagangan melalui suaramerdeka.com, kenaikan bahan baku kedelai impor dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:
Pertama adalah naiknya harga kedelai impor yang disinyalir akibat adanya kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, terjadi kekurangan tenaga kerja, kenaikan biaya sewa lahan, dan ketidakpastian cuaca di negara produsen.
Kedua, saat ini negara-negara eksportir kedelai tengah dihantam fenomena alam El Nina. Hal tersebut membuat curah hujan di Argentina dan sejumlah kawasan Amerika Selatan lainnya mengalami curah hujan tinggi sehingga membuat produksi kedelai terhambat.
Ketiga, yaitu adanya kebijakan baru China terkait pakan ternak, dimana pemerintah China dikabarkan meningkatkan pembelian kedelai impor guna memenuhi kebutuhan pakan ternak dari negara-negara importir kedelai.
SUBSIDI DAN KEMANDIRIAN PANGAN SEBAGAI SOLUSI
Melihat betapa pentingnya makanan tahu tempe bagi masyarakat Indonesia dari segi produksi dan konsumsi, maka penting sekali diambil langkah-langkah cepat untuk mengatasi masalah yang terjadi di pasaran. Berikut dua solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah tingginya harga bahan baku tahu tempe.
Pertama, Subsidi Kacang Kelede. kelangkaan bahan baku pembuatan tempe tahu harus menjadi perhatian dari pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan. Sebagai langkah jangka pendek Pemerintah bisa melakukan subsidi terhadap bahan baku kacang kedelai. Subsidi akan sangat membantu para pengrajin sehingga mereka tidak mengalami kerugian.
Kedua, Kemandirian Pangan sebagai solusi jangka panjang. Besarnya impor kacang kedelai dari luar negeri ke dalam negeri menunjukkan belum adanya kemandirian pangan di Negara Indonesia. Rasanya miris ketika makanan yang sangat digemari masyarakat Indonesia sejak nenek moyangnya memiliki bahan baku dari luar negeri. Seharusnya pemerintah sudah mengambil langkah antisipatif sejak dahulu. Kemandirian pangan dalam hal ini adalah perlunya perhatian pemerintah terhadap budidaya kacang kedelai. Alangkah baik dan bagus jika bahan baku tahu dan tempe diambil dari lahan pertanian masyarakat Indonesia sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H