Mohon tunggu...
Melsya Lilian Nanuru
Melsya Lilian Nanuru Mohon Tunggu... Guru - Guru

Konten Inspirasi Ide Gagasan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kesimpulan dan Refleksi Pengetahuan dan Pengalaman Baru dari Pemikiran Ki Hajar Dewantara

1 September 2023   18:25 Diperbarui: 1 September 2023   18:28 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

  • Apa yang Anda percaya tentang peserta didik dan pembelajaran di kelas sebelum Anda mempelajari modul 1.1?

Sebelum mempelajari modul 1.1 saya menganggap bahwa peserta didik di kelas saya adalah objek dimana seorang peserta didik harus mengikuti aturan yang diberikan oleh  saya sebagai guru dan  tanpa saya sadari telah menerapkan "Teacher Center" karena menurut saya  bahwa pembelajaran harus berpusat pada guru selama proses pembelajaran di dalam kelas.

Peserta didik dituntut untuk memahami semua materi pelajaran agar saat kegiatan asessmen peserta didik mendapat nilai yang tinggi sehingga semua pelajaran tuntas sesuai capaian kurikulum.

Terkadang saya kurang memperhatikan potensi, bakat, minat  dan cara belajar yang menyenangkan peserta didik di kelas. Saya terlalu semangat untuk menyampaikan materi dengan harapan agar peserta didik mampu memahami materi yang disampaikan dan tugas yang dikerjakan selesai tepat waktu.

Dalam proses kegiatan pembelajaran berlangsung saya selalu berusaha memberikan contoh perilaku yang baik tentang sikap di kelas saat guru sedang menerangkan kepada siswa, namun terkadang kondisi kelas menjadikan peserta didik menjadi terpaksa untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Tanpa saya sadari saat mengajar masih sering menggunakan metode ceramah (kurang diskusi) sehingga ruang kolaborasi peserta didik menjadi sedikit dan saya menjadi capek sendiri.

  • Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku Anda setelah mempelajari modul ini? 

Setelah saya mempelajari modul ini banyak hal baru yang saya membuat saya paham, diantaranya yaitu saya menjadi lebih mengenal dan memahami dasar filosofis pemikiran Ki Hadjar Dewantara bahwa "Pendidikan harus Berpusat atau Berpihak pada Anak". Ki Hadjar Dewantara mengingatkan Pamong bahwa pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodrat anak yakni  sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Saya juga semakin memahami makna dari Trilogi Pendidikan  dari seorang KHD yang berbunyi:

Ing Ngarso Sung Tulodo (seorang pendidik di depan dapat mampu  memberi teladan).  Artinya bagaimana  seorang pendidik (Pamong) harus mampu  membimbing dan mengarahkan agar tujuan pembelajaran yang dipelajari siswa benar dan tepat dan siswa tidak kehilangan arah dalam pembelajaran.

Ing Madyo Mangun Karso (seorang pendidik di tengah  harus mampu membangun kekuatan dan terus berkarya). Maksudnya bagaimana kehadiran pendidik yang dapat memfasilitasi dengan beragam metode pembelajran  dan strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, potensi yang anak miliki dapat berkembang dengan baik atau meningkat.

Tut Wuri Handayani (seorang pamong di belakang  mampu memberi dorongan)

Seorang pendidik harus mampu memberikan dorongan, arahan, petunjuk, pedoman dalam menuntun peserta didik agar selalu belajar dengan tuntas dan meningkat secara terus menerus  berkelanjutan yang memiliki makna pada kehidupan sehingga mencapai kebahagiaan dan kes'lamatan.

Ki Hadjar Dewantara juga mengingatkan pendidik bahwa dalam menuntun atau membimbing peserta didik harus tetap terbuka dan mengikuti perkembangan zaman yang ada. Generasi sekarang adalah generasi memiliki ketrampilan abad 21. Ki Hadjar Dewantara memberikan pemahaman pikiran kepada pamong  bahwa dasar pendidikan anak sangat berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan bentuk lingkungan di mana anak berada dalam hal ini bahwa kodrat alam yang dimiliki peserta didik di tiap daerah berbeda karena dalam menuntun seorang guru harus memperhatikan juga sosial kultur peserta didik, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan isi dan irama. Maksud dari KHD bahwa dalam menuntun anak -- anak kita baiknya kita menuntun mereka sesuai dengan zaman sendiri. Seorang pamong alangkah  baiknya dalam proses pembelajaran mampu menuntun anak dengan cara belajar dan mampu berinteraksi dengan anak sesuai zaman generasi ketrampilan abad 21 peserta didik.

Dengan mengikuti pelatihan calon guru penggerak banyak sekali perubahan diri yang saya alami. Saya kembali melakukan refleksi dan evaluasi cara belajar saya bersama peserta didik.  Saya mendapat gagasan untuk mempelajari lagi teknologi khususnya dalam mengirimkan tugas-tugasnya yang bisa dikirimkan dengan berbagai model LMS, model pengiriman tugas dengan berbagai tantangan seperti artikel, ilustrasi, artikel dalam blog, grafik, video , presentasi infografis, , dan rekaman audio lainnya. Dengan kecakapan abad 21, perubahan yang saya alami dan sekaligus menjadi tantangan baru adalah jadi mengetahui bagaimana cara membuat atau menciptakan lagu sendiri sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara dan menghubungkannya dengan situasi sosial kultur di daerah tempat tugas saya. Saya juga jadi mengetahui bagaimana cara menulis artikel di media sosial. Saat pertama kali membuat lagu sendiri serta berhasil membuat artikel melalui kompasiana rasanya luar biasa senang sekali. Dengan perubahan pola piker saya dan respon dari warga sekolah akan hasil karya saya sendiri yang telah saya share di media sosial juga sangat membangun sekali.

  • Apa yang dapat segera Anda terapkan lebih baik agar kelas Anda mencerminkan pemikiran KHD?

Yang dapat saya terapkan agar kelas saya mencerminkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara adalah menjadikan peserta didik di dalam kelas sebagai subjek "Pusat Pembelajaran atau Student Center" bukan objek, sehingga peserta didik memiliki kemerdekaan dalam belajar. Menerapkan pendidikan yang berpihak/berpusat pada peserta didik dan memberikan respon yang positif dikala peserta didik sedang mengekspresikan dirinya dan mengeksplor dirinya dan saya  memposisikan diri saya sebagai pamong dalam memberikan tuntunan, arahan  petunjuk agar peserta didik tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya sendiri. Hal yang lain di setiap awal pertemuan saya mengajak peserta didik dalam membuat kesepakatan kelas sehingga guru tidak dominan dalam memberikan aturan kelas dan suasana pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan.

Saya memberikan ruang waktu kepada peserta didik  agar mereka bisa mengekspresikan dirinya sehingga saya mampu melihat potensi, bakat dan minat dari peserta didik tersebut yang nantinya dapat menuntun peserta didik untuk diarahkan kepada hal yang lebih baik.

Menciptakan suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dengan menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif seperti adanya Ice Breaking dalam pembelajaran. Memberikan pembelajaran yang menyenangkan melalui media pembelajaran yang bervariasi baik berupa gambar, video maupun audio atau pembelajaran yang berbasis permainan.

Berusaha menunjukkan teladan dan contoh yang baik dengan memberikan penguatan pendidikan karakter profil pelajar Pancasila melalui 6 dimensi yakni Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan kreatif.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntut anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai kodrat anak tersebut dengan tuntutan kodrat alam (sosial kultur) dan kodrat zamannya sendiri.

Dalam proses menuntun, anak diberi kemerdekaan dalam belajar. Pendidik yang ada lah pamong dalam memberi tuntunan serta arahan sangat penting agar anak tidak kehilangan arah dan dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan.

Dengan pendidikan budi pekerti yang merupakan keselarasan hidup antara cipta, rasa, karsa dan karya akan melatih anak untuk memiliki kesadaran tinggi yang utuh untuk menjadi dirinya.

Sekian kesimpulan dan refleksi pengetahuan serta pengalaman baru yang dipelajari dari pemikiran Ki Hadjar Dewantara.

Semoga bermanfaat.

Salam Guru Penggerak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun