Menurut saya, pandemi ini telah memaksa kita semua - guru, sekolah, peserta didik, dan orang tua- untuk keluar dari zona nyaman dan mulai menerapkan pembelajaran yang diamanatkan oleh kurikulum 2013.Â
Saya tidak mengingkari bahwa banyak dampak penurunan pembelajaran selama pandemi, khususnya ketika guru atau sekolah belum mampu menemukan metode yang tepat atau sesuai dengan tantangan yang dihadapi peserta didik yang sangat beragam.Â
Latar belakang sosial ekonomi peserta didik menentukan cara mereka beradaptasi dengan semua kondisi terbatas ini. Ada yang siap dengan teknologi, namun banyak juga yang tidak siap. Semakin beragam latar belakang peserta didiknya, sebakin besar tantangan yang dihadapi sekolah dan guru-gurunya.
Belum lagi tantangan internal yang dihadapi oleh guru-guru yang masih berkutat dengan pola pikir bahwa belajar itu harus begini atau harus begitu.Â
Namun dalam semua kesulitan itu, ditemukan banyak paradigma baru, metode baru, bahkan kebiasaan baru baik bagi guru, peserta didik, maupun juga orang tua.
Pandemi juga membuat adaptasi terhadap teknologi menjadi lebih cepat, dan membuat semua pihak, dari pemerintah, sekolah, guru, peserta didik, dan bahkan orang tua melihat pendidikan dari sudut pandang berbeda yang lebih luas dan lebih terbuka terhadap berbagai peluang.
Namun, pandemi ini hanya sebagai kondisi penunjang,
Kebangkitan Pendidikan itu harus dimulai dari diri sendiri
Dan karena pendidikan itu masalah yang kompleks, maka setiap orang perlu mengambil bagiannya masing-masing.Â
Apapun peran kita, kita mulai kebangkitan pendidikan ini dari diri kita.Â
Kalau kita guru, yuk belajar dan terus belajar!