Mohon tunggu...
Imeldha Huang
Imeldha Huang Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar, Praktisi Pendidikan, Penikmat Seni dan Sastra

...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kata Bersuara

15 Desember 2022   08:00 Diperbarui: 15 Desember 2022   08:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wingardium Leviosa!

Pernah dengar kata-kata ini? 

Buat penggemar Harry Potter, pasti tahu...

Mantra ini adalah mantra pertama yang diajarkan oleh Profesor Flitwick di kelas Mantra, dalam buku pertama serial Harry Potter yang berjudul The Sorcerer's Stone. Bahkan kalau di film nya, mantra ini melekat pada karakter Hermione Granger yang membuat Ron Weasley sebal, karena mengoreksi pengucapannya yang salah.

Potongan cerita ini mendeskripsikan bahwa agar mantra bekerja ada hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu pelafalan yang tepat dan gestur yang benar. Mantra Wingardium Leviosa ini memiliki daya untuk menggerakkan benda sesuai keinginan sang penyihir, dan untuk melakukannya perlu berlatih berulang-ulang sampai menemukan pasangan lafal dan gerakan yang pas. Gestur yang tidak pas tidak menggerakkan, lafal yang kurang tepat tidak berdaya. 

Teman-teman yang mempelajari bahasa asing, seperti Bahasa Mandarin, Thailand, Jepang, Korea, dll pasti mengetahui bahwa penekanan dan intonasi baca yang berbeda dapat memberikan makna yang berbeda. Bahasa Inggris mungkin tidak serumit Bahasa Mandarin yang berbeda nada bisa berbeda arti, tapi secara lisan, Bahasa Inggris juga punya penekanan dan cara membaca secara spesifik. 

Sementara dalam Bahasa Indonesia, penekanan dan intonasi tidak memberikan perbedaan makna, meskipun ada kata-kata yang ditulis sama namun dibaca dengan lafal yang berbeda dan memiliki arti yang berbeda, seperti kata apel yang berarti upacara berbeda pengucapan dengan apel untuk nama buah.

Kembali ke mantra... 

Cuplikan kisah Harry Potter tentang mantra ini mengingatkan bahwa cara kita menyampaikan sesuatu memiliki dampak yang besar. Tentunya pemilihan kata yang tepat penting dalam menyajikan kehendak, seperti ketika si penyihir ingin mengangkat benda, kata yang digunakan adalah Wingardium Leviosa, sementara Alohomora untuk membuka kunci, dan Reparo untuk membetulkan benda yang rusak.

Namun cara menyampaikannya, dari pilihan diksi, kejelasan lafal, intonasi, keras lembutnya suara, dan kesesuaian dengan situasi atau orang yang diajak bicara, juga sangat penting untuk membuat kata-kata itu bersuara. 

Cara berbicara dapat membuat sebuah kata dipahami atau tidak dipahami, didengar atau diabaikan, diterima atau ditolak, menarik atau membosankan, mendamaikan atau memprovokasi, semua tergantung sang pembicara. Namun untuk itu, sang pembicara perlu memiliki kemampuan untuk mendengar suara sekitar, agar kata yang disuarakan menjadi berdaya.

Kemampuan menyampaikan ini tentunya bisa dilatih dan dipelajari. Penting pula diingat bahwa belajar itu pembiasaan, melatih kebisaan dan memperhatikan segala hal secara mendetail, tidak menganggap remeh hal kecil. 

Semakin banyak kita belajar, semakin banyak kita berlatih, kita akan semakin mampu dan semakin mahir. 

Semakin mahir kita, kepiawaian menempatkan cara berbicara di situasi yang berbeda dan pada subyek yang berbeda akan semakin tepat. 

Semakin tepat cara kita berbicara, semakin berdaya suara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun