Mohon tunggu...
Melsa Chania
Melsa Chania Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya memasak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Potensi pengembangan wisata di sekitar Balai Kerapatan Tinggi Siak

19 Oktober 2024   17:45 Diperbarui: 19 Oktober 2024   18:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Balai Kerapatan Tinggi Siak adalah sebuah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu kejayaan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Terletak di pusat Kota Siak, Riau, bangunan megah ini kini berfungsi sebagai museum yang menyimpan berbagai artefak dan benda bersejarah yang menceritakan kisah masa lalu kerajaan Melayu yang pernah berjaya.

Dibangun pada tahun 1886 pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasim, Sultan Siak ke-11, Balai KERAPATAN TINGGI ini berperan penting dalam penyelenggaraan kerajaan. gadung ini digunakan sebagai tempat pertemuan para pejabat kerajaan untuk membicarakan urusan administrasi dan juga sebagai tempat beracara di pengadilan. Arsitektur unik perpaduan unsur Melayu dan Eropa mencerminkan pengaruh budaya asing yang merasuki wilayah Siak saat itu.

Balai Kerapatan Tinggi Siak, dengan sejarahnya yang kaya dan arsitektur yang unik, memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pengembangan wisata di Kabupaten Siak. Berikut adalah beberapa potensi pengembangan wisata yang dapat dilakukan di sekitar kawasan ini :

1. Pengembangan Wisata Sejarah dan Budaya

 -Rute Wisata Sejarah: Membuat rute wisata yang menghubungkan Balai Kerapatan Tinggi dengan situs-situs sejarah lainnya di Siak, seperti Istana Siak dan Benteng Belanda.


-Festival Budaya: Mengadakan festival budaya secara berkala yang menampilkan kesenian dan adat istiadat Melayu, seperti tarian zapin, musik tradisional, dan upacara adat.


-Workshop dan Pelatihan: Menyelenggarakan workshop dan pelatihan bagi masyarakat sekitar mengenai kerajinan tangan tradisional, seperti membuat songket atau ukiran kayu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun