Parman terkenal dengan tampan, pintar, serta bijak. Ia juga kerap bermain catur bersama Koenen yaitu kepala sel pagar kawat berduri tersebut.
Parman membuat rencana melarikan diri untuk Toto dan Herman. Ia selalu mengajak Herman dan Toto berdiskusi atau menukar ide untuk mereka melarikan diri. Mereka diam-diam suka membicarakan hal itu di kamar saat tengah malam. Dan saat waktunya tiba, Parman memutuskan agar Toto dan Herman melarikan diri. Mereka menyetujuinya sedang Parman tidak ikut.
Singkat cerita, Herman dan Toto pergi dengan arahan yang diberikan oleh Parman. Tapi sesaat kemudian terdengar suara tembakan yang membuat seisi kamp riuh, sedang Parman hanya bisa pasrah.
Toto tewas ditembak penjaga, sedangkan Herman berhasil menyelamatkan diri. Boy si pembantu Koenan memerintahkan untuk menembak mati Parman karena tau hal itu ada hubungannya dengan Parman. Dan Parman berhasil ditembak mati. Di kamarnya Koenan tak habis pikir terhadap orang yang dia percayai yautu Parman. Hal itu membuat Koenan kehilangan kepercayaan dan harga diri. Selang beberapa menit kemudian, suara pistol terdengar dari kamar Koenan. Koenan mati. Barulah tamat novel ini.
• Gaya Bahasa yang digunakan
Menggunakan kalimat tidak langsung, biasanya dalam novel terdapat tanda petik disetiap dialog tokohnya, tetapi dalam novel ini tidak menggunakan tanda petik. Novel ini menggunakan alur maju yaitu cerita terjadi secara runtun mulai dari awal hingga akhir. Novel ini juga menggunakan sudut pandang orang ketiga.
• Kelebihan Novel
Kelebihan dari novel ini dari segi alur cukup menarik. Konflik disajikan simpel yaitu seputar permasalah tahanan dengan para serdadu maupun dengan kehidupannya sendiri. Penokohan dideskripsikan dengan sangat baik dan dengan sedemikian rupa. Hal ini membuat saya sebagai pembaca sangat senang karena seolah-olah masuk ke dalam cerita tersebut juga mengambil peran. Amanat tersurat maupun tersirat dalam novel ini banyak sekali, antara lain yaitu:
 "ayahku suka main judi dan sering bertengkar dengan ibu. Kasihan ibu, kalau saja ayah tidak main judi tentu nasib keluarga kami lebih baik." ujar salah satu perempuan di sel.
"Orang tidak selalu bisa menang meskipun benar, kebenaran di kamp ini milik mereka.....Saya tahu, tentu juga kawan-kawan lain, bahwa saudara menghendaki perbaikan. Tapi kita jg mesti berani mundur untuk kemudian melangkah maju". Ujar Parman.
•Kekurangan Novel