Mohon tunggu...
Fajry Akbar
Fajry Akbar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Natural born scientist

Selanjutnya

Tutup

Catatan

China's Rebalancing Act dan Stabilitas Nilai Rupiah

6 Agustus 2014   03:05 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:19 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa artinya bagi indonesia ? Jelas indonesia akan sangat di untungkan kalau rebalancing benar terjadi. Peningkatan konsumsi domestik bagi china pastinya akan menambah jumlah ekspor dari indonesia ke china. melihat china adalah mitra dagang terbesar indonesia maka ini akan sangat menguntungkan sekali.

selain itu, berakhirnya era 'subsidi ekspor" juga akan membuat produk asal indonesia lebih bersaing dari china. seperti kita ketahui neraca perdagangan indonesia selalu jebol dengan china.

pada akhirnya....rebalancing ekonomi china akan memberikan keuntungan bagi neraca perdagangan indonesia. penulis berharap hal tersebut dapat meng-offset neraca perdangangan yang semakin jebol akibat anjloknya harga komoditas dunia. selain itu penulis juga berpendapat hal tersebut akan mendorong lebih sektor manufaktur indonesia (tradable goods) sehingga akan terjadi perbuhaan struktural ekonomi indonesia dari basis komoditas ke manufaktur.

でも............!!! Tapiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii....Rebalancing akan memberikan ancaman lain...gimana ?

Selama ini tinggginya tingkat tabungan di china memberikan udara sejuk bagi Amerika serikat.  Kenapa ? karena amerika mendapatkan modal murah yang diterima dari pemeblian T-bills besar-besar oleh china.  tak heran,  Meski pertumbuhan ekonominya berbasiskan konsumsi tingkat sukubungan di AS terbilang rendah (setelah 2008 di luar faktor QE).

Lalu apa yang terjadi setelah rebalancing ? pastinya tingkat saving berkurang yang menyebabkan arus modal keluar dari AS kembali ke mainland china. selain itu, harga barang china tak semurah dulu lagi. alhasil inflasi meningkat dan mau tak mau The FED akan meningkatkan tingkat suku bunganya.

Tingkat suku bunga Fed yang naik pastinya ancaman bagi Indonesia. Selama ini indonesia menjadi negara yang menikmati hot money dari AS yang berasal dari aktifitas currency carry trading yang memanfaatkan arbitrase perbedaan tingkat bunga. Perbedaan tignkat suku bunga yang besar membuat arus modal asing masuk ke indonesia.

Pastinya saat tingkat sukubunga di AS meningkat maka perbedaaan itu mengecil sehingga membuat arus modal asing keluar dari indonesia.  dengan kata lain neraca modal kita bakal jebol.  pastinya akan berdampak negatif atau penurunan nilai tukar rupiah terhadap AS.

hal diatas diperparah neraca perdangangan kita yang sudah negatif.

Kesimpulan

Rebalancing ekonomi china akan berdampak positif terhadap neraca perdagangan akan tetapi disisi lain menjadi ancaman bagi neraca modal indonesia. hasilnya bagaikan naik angkot, masuk gratis turun bayar hahahaa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun