Mohon tunggu...
Fajry Akbar
Fajry Akbar Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Natural born scientist

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Social Media dan Stabilitas Sistem Keuangan

19 November 2014   23:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:22 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari teori risiko sistemik diatas maka kita tahu bagaimana peran social media terhadap stabilitas sistem keaungan. Fungsi social media yang dapat menyampaikan informasi secara efektif dapat mengatasi asymmetric information yang merupakan ancaman stabilitas sistem keuangan. Oleh karena itu, BI dapat memanfaatkan social media sebagai alat untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

Efektifitas penyampaian informasi juga dapat digunakan oleh BI untuk melakukan edukasi terhadap masyarakat berkaitan dengan stabilitas sistem keuangan. BI daapt mengedukasi apa pentingnya stabilitas sistem keuangan. Lalu apa dampak dari tindakan masyarakat seperti memiliki tingkat hutang berlebih terhadap stabilitas sistem keuangam.

Tak hanya menyampaikan informasi, BI juga dapat melakukan pengawasan terhadap stabilitas sistem keuangan dengan melalui social medial. Dengan social media, BI dapat mengetahui kondisi kepercayaan masyarakat. BI dapat melihat isu-isu seperti apa saja yang sedang beredar dalam masyarakat terkait dengan kepercayaan sistem keuangan. Lalu BI dapat menganalisa bagiamana dampaknya isu yang beredar tersebut terhadap stabilitas sistem keuangan.

Bahkan, BI berkerja sama dengan Pemerintah untuk dapat meregulasi social media. Kita tahu, negeri ini adalah negeri seribu “pakar”. Apalagi pakar yang berkaitan dengan sistem keuangan yaitu pakar pasar modal. Di social media, kita dapat melihat interaksi pakar pasar modal dengan para investor atau masyarakat pada umumnya. Para pakar di social media ini bisa saja menjadi sumber ketidakstabilan sistem keuangan. Mereka bisa saja menjadi sumber asymmetric information dengan menyebarkan isu atau kabar angin yang tidak berdasar atau menyesatkan. Oleh karena itu, harus ada aturan bagaimana isu atau informasi yang sensitif terhadap sistem keuangan dapat disebarkan. Seseorang atau “pakar” dapat menyebarkan sebuah informasi atau isu yang sensitif terhadap SSK haruslah memiliki dasar rujukan atau riset.

Social media, juga akan menghilangkan batasan yang ada antara BI dengan masyarakat. Social media akan membuat BI menjadi lebih dekat dengan masyarakat sehingga hubungan emosional antara BI dengan masyarakat lebih erat. Dengan begitu, BI lebih mudah untuk mengarahkan masyarakat dalam menjaga stabilitas sistem keuangan.

Kesimpulan:

Penggunaan social media begitu marak di negeri kita. Hal itu dapat dimanfaatkan oleh BI sebagai alat untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. BI dapat menggunakannya sebagai media yang dapat menyampaikan informasi dengan baik sehingga assymetric information yang merupakan ancaman dari stabilitas sistem keuangan dapat teratasi. Bi juga dapat menggunakananya sebagai media edukasi dan pengwasan masyarakat. Jika dibutuhkan, BI berkerja sama dengan pemerintah untuk meregulasi penggunaan social media. Social media membuat BI lebih dekat dengan masyarakat sehingga masyarakat lebih mudah untuk diarahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun