Sejarah merupakan sebuah peristiwa yang terjadi di masa lalu yang dianggap benar-benar terjadi, memiliki bukti, serta mempengaruhi banyak sekali hidup orang. Selain itu sejarah juga adalah sesuatu yang terjadi di masa lampau dan diceritakan kembali di masa kini. Sejarah bukan hanya menjadi sebuah catatan peristiwa pada masa lampau yang lewat begitu saja hingga sampai di masa depan, melainkan dapat menjadi patokan manusia untuk menuju kehidupan yang lebih baik di masa depan. Dengan memahami dan mengenal peristiwa sejarah di masa lampau, manusia tidak hanya akan menambah wawasan mengenai kejadian yang telah terjadi tetapi juga mengajarkan bagaimana keputusan dan tindakan di masa lampau dapat membentuk kehidupan manusia yang sekarang.
Dalam benak pikiran manusia, manusia menganggap peristiwa sejarah sebagai sesuatu yang telah terjadi begitu saja, tetapi peristiwa sejarah memiliki makna yang lebih mendalam dari itu. Sejarah dapat menjadi pola refleksi bagi manusia dalam merencanakan kehidupan di masa depan sehingga menuju ke realitas yang lebih baik.
Namun, bagaimana peristiwa sejarah di masa lalu dapat menjadi cerminan dan pola yang berguna bagi manusia untuk membentuk kehidupan yang lebih baik di masa depan?
Peristiwa Sejarah menjadi cermin bagi umat manusia karena dengan adanya sejarah, manusia dapat melihat gambaran dan perkembangan para leluhur dalam berpikir dan berperilaku pada ribuan tahun yang lalu. Berdasarkan para cendekiawan yang mempelajari sejarah di masa lalu, mereka menemukan bahwa manusia mengatasi konflik yang sama hingga memiliki sudut pandang yang sama dengan kejadian atau manusia di masa lampau. Oleh sebab itu, peristiwa sejarah bukan hanya diartikan sebagai peristiwa yang membahas kejadian di masa lampau yang dialami oleh para leluhur. Akan tetapi, bagaimana hingga saat ini peristiwa sejarah masih relevan dalam menjadi pola refleksi kehidupan manusia.
Di sisi lain, banyak masalah yang sering dihadapi oleh peristiwa sejarah dalam menjadi cerminan dan pola refleksi kehidupan manusia seperti menentukan apa yang merupakan fakta dan apa yang bukan; penalaran yang tidak rasional; peristiwa sejarah dianggap menjadi gudang pengalaman manusia tetapi di waktu bersamaan sering dibiaskan dan bisa menjadi tragis maupun mulia; dan lain sebagainya. Bahkan muncul permasalahan dalam cara memandang masa lalu yang sebenarnya melalui mata di masa kini.
 Atau menggunakan sejarah di masa lalu untuk menjelaskan sejarah di masa kini dan masa depan. Terutama, manusia tidak dapat mendengarkan maupun melihat dengan jelas apa yang sebenarnya terjadi pada masa itu, bahkan tidak memiliki wawasan penuh mengenai motif sejarah karena sejarah pun sering luput dari diri manusia. Jika sejarah menjadi sumber utama dalam memahami masa kini dan masa depan, maka manusia harus dapat mengerti cara kerjanya. Bahwa sebenarnya fakta-fakta dibalik peristiwa sejarah tidak pernah berubah, tetapi perubahan prioritas dan nilai-nilai masyarakatlah yang diikuti oleh peristiwa sejarah (Winchester, 2021).
Peristiwa sejarah tidak hanya membentuk setiap bangsa dan negara yang ada di dunia tetapi juga membentuk individu yang ada didalamnya. Tentunya setiap individu ingin memiliki kehidupan yang baik, yang dapat menyesuaikan dengan peradaban dan perkembangan di masa depan. Tetapi bagi sebagian manusia, sejarah hanyalah sebuah pelarian, perselisihan, dan masalah yang terus bermunculan. Tanpa sadari, dengan adanya peristiwa sejarah, manusia dapat hidup dengan menyesuaikan perkembangan yang ada. Karena dengan adanya peristiwa, manusia dapat lebih mudah beradaptasi dengan tantangan, seperti adanya perubahan sosial.Â
Dari peristiwa sejarah, manusia dapat membentuk sebuah pola refleksi dengan belajar mengenai keberanian maupun kesalahan yang dilalui oleh para leluhur. Bahkan peristiwa sejarah juga memberikan refleksi mengenai pilihan yang lebih baik dilakukan maupun pilihan yang buruk yang telah dipilih oleh leluhur di masa lampau. Manusia dipaksa untuk berusaha memahami dunia sekitarnya walau di saat-saat yang sulit sekalipun seperti di masa lampau. Manusia juga dimungkinkan untuk melihat jalan yang berbeda untuk masa depan. Dari situlah, peristiwa sejarah di masa lampau membawakan manusia harapan besar bagi jangka panjang kehidupan mereka, bukan hanya membawa fakta dan tokoh penting (Heckman, 2020).
Lantas apakah ada peristiwa di masa lampau yang menjadi pola refleksi manusia? Sejak lama, manusia telah menerapkan pola refleksi dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada peristiwa sejarah yang dapat membawa pengaruh terhadap kehidupan di masa depan. Salah satu contohnya seperti Peristiwa Holocaust, peristiwa yang melibatkan genosida besar yang dilakukan secara sengaja terhadap enam juta rakyat Yahudi yang dilakukan rezim Nazi Jerman dan sekutu antara 1933 dan 1945. Peristiwa ini melibatkan perlakuan-perlakuan buruk seperti antisemitisme, penganiayaan, dan pembantaian. Pada masa Perang Dunia II, manusia kehilangan rasa moralnya. Salah satunya dengan tidak menghargai hak asasi manusia serta memiliki rasa kebencian yang tinggi terutama pada orang Yahudi. Pola refleksi peristiwa sejarah membantu menjalankan pikiran manusia menjadi lebih terbuka dalam menemukan cara untuk menjalani hidup yang lebih berarti di masa depan. Pada konteks Peristiwa Holocaust, manusia menandai kesalahan di masa lampau dan mengubahnya menjadi lebih baik dengan menciptakan hukum "hak asasi manusia" dan untuk pertama kalinya pengadilan internasional mengadili kejahatan perang melawan kemanusiaan pada tahun 1945 melalui pengadilan yang dikenal dengan "The Nuremberg Trials". Dan hasil pengadilan ini didiskusikan oleh PBB dan lalu dirampungkan serta diratifikasi pada tahun 1948 dengan suara mendukung sebanyak 48 dari 58 anggota negara (Sambells & Randall, 2021).
Akibat dari peristiwa traumatis ini, muncul kesadaran di antara manusia untuk menjadikan peristiwa sejarah yang ada sebagai pembelajaran hidup yang berharga. Pada Peristiwa Holocaust, manusia mengalami suatu perubahan dengan menerima pemahaman mengenai pentingnya dunia untuk memiliki rasa toleransi yang tinggi. Oleh karena itu, manusia merumuskan dan menciptakan hukum yang memegang wewenang "hak asasi manusia" dengan tujuan untuk mencegah peristiwa mengerikan seperti Holocaust  untuk terulang kembali dalam kehidupan manusia di masa depan terutama di abad ke-21. Selain itu, Peristiwa Holocaust menambah wawasan mengenai bahaya anti semitisme dan kebencian. Selanjutnya, pola refleksi ini juga dapat diterapkan dengan berkomitmen membangun dunia yang lebih adil, damai, dan berperikemanusiaan untuk kehidupan manusia yang lebih sejahtera di masa depan dan memperbaiki kerusakan di masa lampau walaupun peristiwa yang sudah terjadi tidak bisa diulang kembali.
Dengan demikian, menurut saya dapat disimpulkan bahwa sejarah telah menjadi sebuah pola refleksi bagi manusia untuk kehidupan di masa depan dengan membantu manusia mendapatkan penglihatan bagaimana peristiwa masa lampau mempengaruhi masa kini dan masa depan serta menjadi pandu manusia dalam memilih pilihan yang tepat. Peristiwa sejarah memberikan banyak sekali keuntungan baik dalam segi moral dan nilai, membangun kewarganegaraan yang lebih baik, dan belajar dari kesalahan di masa lampau. Akan tetapi bagaimana pola refleksi tersebut dapat digunakan dengan bijak, tentunya kembali lagi ke cara pandang dan berfikir dari manusia itu sendiri.