Mohon tunggu...
melo
melo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Kecerdasan Anak Sejak Dini

10 Oktober 2018   23:36 Diperbarui: 11 Oktober 2018   00:03 937
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebanyakan orang membayangkan pendidikan adalah kegiatan berada di kelas dan ada kegiatan belajar mengajar. Demikian juga orang dianggap berpendidikan jika telah menempuh berbagai tingkat pendidikan dan telah mendapat ijazah.

Pertanyaannya adalah apakah semua orang yang berpendidikan merupakan orang yang cerdas? Sebagai seorang pecinta serial anime saya teringat tentang kisah Naruto. Dalam serial anime Jepang 'Naruto' diceritakan tentang seorang anak nakal, yang mempunyai kemampuan akademik selalu dibawah rata-rata.

Walaupun demikian pada akhirnya dengan ketekunannya, dia berhasil menjadi ninja terkuat yang ada di desa dan bahkan di dunia Ninja. Di luar ukuran akademik, apakah ketekunan Naruto itu sendiri bisa dihitung sebagai sebuah kecerdasan? Bukankah Kisah Naruto ini juga mengingatkan kita pada Kisah  guru Einstein kecil yang terpaksa memberhentikannya dari sekolah karena dianggap sangat lemah dalam menerima plajaran di Kelas?

Dalam penggunaan Bahasa Indonesia sendiri, kata cerdas Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) didefinisikan sebagai sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya); tajam pikiran.

Kata cerdas yang dijelaskan ini memanglah sangat umum pengertianya sebelum disandingkan dengan kata lain seperti cerdas melihat, cerdas menyikapi, cerdas bertindak, dsb. Dengan demikian maka bisa kita pahami bahwa arti kata cerdas secara kebahasaan pun masih bisa khususkan tergantung jenis "cerdas" yang dimaksud.

Ditengah hiruk pikuk dunia yang penuh dengan akses informasi dan komunikasi saat ini, generasi saat ini dihadapkan dengan kemungkinan untuk belajar dari begitu banyak sumber.

Tugas orangtua dalam mendidik anak pun kemudian menjadi semakin berat. Dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan anak, entah itu yang baik atau yang buruk, yang diketahui dan tidak diketahui, semuanya akan membuat anak semakin cerdas karena dia mengalami dan mempelajari itu. 

Sebagai orangtua yang sangat mempunyai pengaruh pada pekembangan anak, sudah seharusnya orangtua sudah mengenali kecerdasan dominan anak sehingga nantinya anak mudah diarahkan sesuai dengan passionya.

Mengenal Kecerdasan yang Dimiliki Anak?

Di dunia ini kita mengenal begitu banyak macam anak dengan karakter, kelebihan dan kekurangan masing-masing. Beberapa diantara kita tentu pernah menganggap seorang anak adalah anak yang cerdas lalu anak yang lain kurang cerdas dan bahkan anak yang lain lagi dianggap bodoh.

Lalu apakah benar ada anak yang cerdas dan ada anak yang kurang cerdas? Berdasarkan teori Multiple Inteligence, Howard Gardner (1993) membagi jenis kecerdasan anak dalam 9 jenis, yaitu: Kecerdasan Linguistik ; merupakan kecerdasan dalam mengolah kata-kata secara efektif baik bicara ataupun menulis. Mereka yang memiliki kecerdasan ini akan mudah memahami bacaan dan suka menulis, mampu mengapresiasikan apa yang dibaca, mampu berkomunikasi dua arah.

Orang dengan kecerdasan ini cocok untuk pekerjaan sebagai jurnalis, penyair dan pengacara. Ciri-ciri orang dengan kecerdasan ini adalah Dapat berargumentasi, meyakinkan orang lain, menghibur atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata, membaca dan dapat mengartikan bahasa tulisan dengan jelas.

Kecerdasan Matematis-Logis; Kecerdasan dalam hal angka dan logika. Mereka yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan berpikir yang sistematis deduktif dan induktif, mereka juga lebih cepat tanggap dengan masalah, dia bekerja secara berurutan atau sistematis.  Profesi yang cocok bagi mereka seperti ilmuwan, akuntan, programmer.

Biasanya orang dengan kemampuan ini mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis, pandangan hidupnya bersifat rasional.

Kecerdasan Visual-Spasial; Kecerdasan yang mencakup berpikir dalam gambar, serta mampu untuk menyerap, mengubah dan menciptakan kembali berbagai macam aspek visual. Profesi yang cocok bagi mereka seperti arsitek, fotografer, designer, pilot, insinyur. Biasanya punya kepekaan tajam untuk detail visual, keseimbangan, warna, garis, bentuk dan ruang, mudah memperkirakan jarak dan ruang, membuat sketsa ide dengan jelas.

Kecerdasan Kinestetik-Jasmani; Kecerdasan menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresiakan gagasan dan perasaan.  Orang yang yang memiliki kecerdasan ini biasanya cepat menghafal atau meniru gerak tari yang dilihatnya, dan tubuhnya lues dalam melakukan gerakan. Profesi yang cocok bagi mereka seperti atlet, pengrajin, montir, menjahit, merakit model.

Biasanya menikmati kegiatan fisik (olahraga), cekatan dan tidak bias tinggal diam, berminat dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan gerak dinamis.

Kecerdasan Musikal; Kecerdasan untuk mengembangkan, mengekspresikan dan menikmati bentuk musik dan suara. Orang yang memiliki kecerdasan ini biasanya mudah menghafal lirik lagu, dan menciptakan nada-nada yang indah. Profesi yang cocok bagi mereka seperti konduktor, pencipta lagu, penyanyi dsb. Mereka peka nada dan menyanyi lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama, mendengar music dengan tingkat ketajaman lebih

 Kecerdasan Interpersonal; Kecerdasan untuk mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak dan temperamen orang lain. Mereka cenderung memiliki kelebiah dalam gabungan antara perkembangan dan pertumbuhan tingkat kematangan dua sisi (pribadi dan kemampuan). Profesi yang cocok bagi mereka seperti networker, negotiator, guru.

Biasanya menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, terbuka, menjalin kontak mata dengan baik, menunjukan empati pada orang lain, mendorong orang lain menyampaikan kisahnya.

Kecerdasan Intrapersonal; Kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertidak secara adaptif berdasar pengenalan diri. Mereka juga memiliki kemampuan memahami diri sendiri. Profesi yang tepat bagi mereka adalah konselor dan teolog.

Orang dengan kecerdasan ini bisa membedakan berbagai macam emosi, mudah mengakses perasaan sendiri, menggunakan pemahamannya untuk memperkaya dan membimbing hidupnya, mawas diri dan suka meditasi, lebih suka kerja sendiri.

Kecerdasan Naturalis; Kecerdasan memahami dan menikmati alam dan menggunakanya secara produktif dan mengembangkam pengetahuan akan alam. Mereka juga memiliki kecerdasan melebihi orang lain dalam melatih diri secara otodidak.

Profesi yang tepat bagi yang memiliki kecerdasan ini di antaranya petani, nelayan, pendaki, dan pemburu. Biasanya mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku binatang, senang kegiatan di luar (alam).

Kecerdasan Eksistensial;Kecerdasan untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam eksistensi atau keberadaan manusia Kemampuan menyeimbangkan moral, iman dan subjektifitas. Mereka cocok untuk profesi filsuf, teolog.

Dengan mengenal kecerdasan yang dimiliki anak sejak dini sangatlah baik untuk masa depan anak itu sendiri. Dengan ini orangtua dapat dengan mudah mengetahui potensi apa yang dimiliki anak sejak dini sehingga dalam mendidik anak orangtua tidak selalu memaksakan keinginan orangtua pada masa depan anak.

Dengan mengetahui potensi anak sejak dini orangtua akan sangat membantu anak untuk menentukan apa cita-cita mereka di masa depan, karena bukankah banyak orang yang meninggalkan pekerjaan, atau terpaksa bekerja dengan alasan yang sama, yaitu, Passion and Not My Passion.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun