Mohon tunggu...
MELLYNDA SELVIANA PUTRI
MELLYNDA SELVIANA PUTRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi Universitas Airlangga

Salah satu mahasiswi Universitas Airlangga jurusan S1 Keperawatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kasus Flu Singapura Terus Meroket, Orang Tua Harap Was-Was

29 Mei 2024   11:18 Diperbarui: 29 Mei 2024   11:54 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Maraknya kasus Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) yang terjadi pada anak-anak cukup menyita perhatian para orang tua. Menurut Humas Kementerian Kesehatan RI, sejak Januari hingga Maret tahun 2024 sudah terdapat 5.461 orang yang tertular penyakit flu Singapura di Indonesia. Penyakit ini lebih sering menyerang anak-anak di bawah usia sepuluh tahun, terutama di kalangan balita. Hal ini dikarenakan sistem kekebalan tubuh anak lebih lemah daripada orang dewasa. Infeksi Coxsackievirus A16 dan Coxsackievirus A6 dari kelompok Enterovirus merupakan penyebab utama flu Singapura. Penyakit ini memiliki gejala yang serupa dengan flu pada umumnya, seperti ruam dan luka di area tubuh misalnya tangan dan mulut.

Menurut Dicky Budiman, pakar kesehatan global dan epidemiologi, HFMD ada di seluruh dunia tetapi lebih sering dijumpai pada wilayah tropis dan subtropis. HFMD merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di Asia Tenggara, termasuk di Indonesia. Ada kemungkinan kasus flu Singapura akan terus meningkat di Indonesia. Hal ini dikarenakan saat ini Indonesia sedang dilanda cuaca ekstrem yang tidak dapat diperkirakan.  Oleh karena itu, Masyarakat dihimbau untuk tetap menjaga kondisi badannya karena pada cuaca ekstrem saat ini tubuh sangat rentan terhadap penyakit dan penting bagi masyarakat untuk memahami mengenai penyakit flu Singapura dan penyebabnya.

Meskipun jarang menyebabkan sakit berat, penyakit flu Singapura menular dengan sangat cepat. Salah satu penyebab penularan penyakit ini adalah adanya kontak fisik dengan penderita sebelumnya. Virus ini menjalar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, misalnya air liur, air ludah, tinja, dan cairan lepuh pada kulit. Tempat bermain, sekolah, atau penitipan anak menjadi tempat yang harus diperhatikan kebersihannya karena sangat mudah terdeteksi akan adanya virus ini. Selain itu, penularan virus flu Singapura juga dapat terjadi akibat batuk, bersin, dan kontak langsung dengan penderita flu Singapura, seperti berciuman, berpelukan, berbagi peralatan makan dan minum, serta kontak dengan kotoran, misalnya saat mengganti popok, dan kontak dengan permukaan yang memiliki virus.

  Munculnya gejala penyakit Flu Singapura cukup sederhana, setelah anak terinfeksi virus. Virus akan tetap berada di dalam tubuh selama tiga hingga enam hari. Setelah itu, virus akan masuk ke faring dan usus anak. Kemudian virus masuk ke jaringan limfoid dan menyebar ke kelenjar limfe dan darah di area tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan terjadinya luka di area mulut, tangan, dan kaki anak.

 Beberapa gejala awal flu Singapura meliputi demam, sakit tenggorokan, lepuh yang menyakitkan di dalam mulut anak. Selain itu, penderita flu Singapura juga sering mengeluh tidak enak badan, kehilangan selera makan yang berisiko menyebabkan dehidrasi dan kekurangan nutrisi, kelelahan, serta sifat mudah tersinggung. Setelah satu atau dua hari terinfeksi, anak akan mengalami ruam yang berubah menjadi lepuh, bintik datar atau luka di lutut, siku, dan bokong. Luka pada mulut bisa membuat sakit saat menelan.

Diperkirakan penyakit ini dapat sembuh dalam jangka waktu sekitar tujuh hari setelah gejala pertama muncul. Fase ini merupakan fase yang paling rentan terjadinya penularan penyakit flu Singapura. Untuk menghindari dehidrasi selama proses pemulihan penyakit flu Singapura, penderita disarankan untuk tetap mengonsumsi cairan dalam jumlah yang banyak. Hal ini penting dilakukan meskipun menelan cairan menjadi sulit karena sariawan.

 Flu Singapura pada anak seringkali dianggap sebagai kondisi medis ringan karena dapat hilang sendiri dalam jangka waktu yang singkat. Namun, penting untuk melakukan tindakan pencegahan agar tidak berbahaya dan tidak disepelekan. Hal ini dikarenakan dalam beberapa kasus, flu Singapura dapat menyebabkan komplikasi neurologis serius seperti meningitis atau ensefalitis. Oleh karena itu, masyarakat terutama para orang tua tidak boleh menganggap remeh penyakit ini. Mereka perlu memahami gejala penyakit ini dan penanganan penyakit flu Singapura.

 Beberapa penanganan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit flu Singapura, diantaranya cuci tangan secara benar dan teratur. Cuci tangan setidaknya dilakukan selama 20 detik. Pastikan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan, setelah makan, setelah menyentuh hidung, bersin, atau batuk, dan setelah menggunakan toilet atau mengganti popok. Gunakan hand sanitizer apabila sabun dan air tidak tersedia. Selain itu, mengutamakan kebersihan. Tunjukkan kepada mereka cara menjaga kebersihan umum. Jelaskan alasan tidak boleh memasukkan tangan, jari, atau benda lain ke dalam mulut mereka. Selanjutnya, membersihkan permukaan dan area yang sering dilalui dengan campuran air dan larutan pembersih. Virus dapat bertahan di permukaan umum seperti gagang pintu dan mainan selama beberapa hari. Terakhir, menghindari kontak langsung dengan orang yang menderita flu Singapura. Selama gejala flu Singapura muncul, penderita harus menghindari kontak langsung dengan orang lain karena penyakit ini sangat menular. Jangan ajak anak-anak ke sekolah atau tempat penitipan anak sampai demam hilang dan luka mulut sembuh karena hal tersebut dapat menyebabkan penyebaran virus flu Singapura semakin meningkat.

 Upaya tersebut merupakan cara terbaik untuk mencegah flu Singapura. Meskipun flu Singapura biasanya terjadi pada anak-anak, tidak menutup kemungkinan bahwa orang dewasa juga dapat terinfeksi virus flu Singapura. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk dapat lebih memerhatikan kebersihan dirinya dan lingkungan sekitarnya seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, membuang membuang sampah pada tempatnya, dan masih banyak lagi. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi tertular virus flu Singapuara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun