Pemerintah Rusia memberikan kewarganegaraan permanen kepada Snowden sebagai bentuk perlindungan terhadap individu yang dianggapnya sebagai pahlawan. Keputusan ini mencerminkan sikap Rusia untuk melindungi kebebasan berbicara dan hak asasi manusia. Dalam pandangan Rusia, memberikan suaka kepada Snowden adalah tindakan yang menunjukkan bahwa negara tersebut menghargai individu yang berani melawan pengawasan pemerintah yang berlebihan.
Dalam kerangka teori konstruktivisme, Rusia berupaya membangun citra sebagai negara yang mendukung hak asasi manusia dan kebebasan individu yang mencerminkan adanya upaya yang strategis dalam memposisikan diri sebagai kekuatan tandingan terhadap hegemoni Amerika Serikat. Selain itu, Rusia tidak hanya melindungi Snowden, tetapi juga berusaha menarik dukungan dari individu dan kelompok yang mendorong transparansi dalam pemerintahan.
Dalam kasus ini, Rusia ingin menunjukkan bahwa ada alternatif terhadap model pengawasan yang diterapkan oleh negara-negara Barat dengan memberlakukan reinterpreasi strategis terhadap norma-norma internasioanl seperti Hak Asasi Manusia dan kebebasan berbicara dan kemudian membangun legistimasi internasional dan mengkritik praktik surveilance Amerika Serikat.
Kemudian, Rusia Membentuk narasi tandingan melalui perlindungan terhadap Snowden. Narasi ini menantang pemahaman dominan tentang keamanan nasional negara, sekaligus, mempertanyakan tentang adanya standar ganda dalam penerapan nilai-nilai demokrasi oleh negara-negara Barat.
Keputusan Rusia ini dianggap bukan sekedar tindakan pemberian suaka semata, melainkan adanya cerminan dari kompleksitas hubungan internasional di era digital, dimana isu-isu seperti surveilance, privasi, dan kedaulatan digital menjadi arena baru dalam kontestasi politik global.
Cyber Crime Dalam Perspektif Hukum Internasional
Dalam konteks keamanan siber, teori keamanan tradisional sering kali berfokus pada ancaman yang berasal dari negara lain, tetapi kasus Snowden menyoroti dimensi baru dalam keamanan siber, yaitu ancaman yang berasal dari dalam negeri. Rusia melihat tindakan Snowden sebagai pengingat bahwa pengawasan yang berlebihan dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah, yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada ketidakstabilan sosial.
Keputusan Rusia untuk memberikan kewarganegaraan kepada Snowden juga memberikan peluang untuk mendiskusikan norma-norma baru dalam keamanan siber, yang dimana Rusia berupaya menggali isu-isu yang berkaitan dengan privasi dan pengawasan, serta menggunakan kedaulatannya untuk memberikan perlindungan.
Dengan ketidakadaan perjanjian ekstradisi antara kedua negara, ditambah dengan perbedaan interpretasi tentang status hukum Snowden dan menciptakan situasi yang kompleks dalam penegakan hukum internasional terkait kejahatan siber. Kasus ini juga menggarisbawahi bahwa adanya kesenjangan dalam hukum internasional mengenai definisi dan penanganan kejahatan siber, terutama ketika bersinggungan dengan isu whistleblowing.
Pembocoran data rahasia yang dilakukan oleh Edward Snowden berdampak signifikan pada hubungan Amerika Serikat dengan mitra internasionalnya dengan hilangnya kepercayaan mitra sehingga menimbulkan kecurigaan dan mengurangi keyakinan terhadap komitmen Amerika Serikat dalam melindungi privasi. Bocornya informasi rahasia juga dapat menghambat kerjasama internasional dalam isu keamanan siber dan itelejen, yang berdampak pada meningkatnya ancaman keamanan global.
Alasan Rusia memberikan suaka juga dipengaruhi oleh adanya faktor kepentingan “geopolitik” yang memanfaatkan Snowden sebagai “senjata untuk mngkritik dan memperlemah posisi Amerika Serikat di kancah internaisonal, dan juga suaka ini dipandang sebagai upaya Rusia untuk membangun citra sebagai negara yang melindungi individu yang melawan praktik-praktik tidak etis oleh pemerintah Amerika Serikat yang sejalan dengan nilai-nilai ideologis Rusia yang menekankan perlawanan terhadap hegemoni Amerika Serikat.