Tahun baru, moment yang tak ingin dilewatkan oleh sebagian besar orang, baik orang dewasa, remaja, maupun anak-anak. Moment ini adalah suatu yang ditunggu-tunggu oleh orang-orang. Mereka rela menanti hingga pukul 00.00 demi mmbuka lembarn baru di tahun yang baru.
Tak sedikit orang menyukai momen ini. Memang mungkin dari mereka ada yang acuh tak acuh sehingga tak mau melewati momenyang dikatakan berharga iini. Namun sebagiannya lagi rela menunda waktu tidur mereka.
Dalam menyambut tahun baru, banhyak sekali tempat-tempat yang biasa digunakan dan dianggap asyik untuk memperinatinya. Seperti di Alun-alun, Pantai, Pusat pertokoan, dan masih banyak lagi. Hingga tak heran jalan di sekitar area ini di penuhi kendaraan dan menyebabkan macet yang berkepanjangan. Namun keadaan yang seperti itu bukan merupakan masalah bagi orang-orang, bahkan dengan sprit itu momen tahun baru akan terasa begitu ramai.
Tahun baru identic dengan “petasan”. Kurang lengkap rasanya jika tahun aaru tanpa menyalakan petasan dan juga kembang api. Seperti yang terjadi di depan Plaza Ambarukmo Yogyakarta. Lokasi ini banyak dipadati oleh orang-orang yang menantikan kedatangan tahu baru. Waktu yang begitu larut malam tidak terasa sedikitpun dengan kebesamaan mnanti tahun baru ini. Mulai sekitar pukul 22.00 lokasi ini sudah dipadati orang-orang mulai dari jalan dempat kampus UIN Sunan Kalijaga hingga pada depan Plaza. Bernekaragam manusia dengan latar belakang yang berbeda, suku yang berbeda, dan juga umur yang berbeda berkumpul meramaikan sekitar jalan ini. Bahkan dari anak balitapun ada yang ikut bersama keluarga dalam memeriahkan tahunbaru.
Pesta petasan dan kembang api sangat meriah pada malam tahun baru semalam. Begitu banyak orang-orang meluncurkan kembang api dan petasannya ke atas angkasa sehingga menarik perhatian para pengunjung. Dan tidak ingin terlewatkan momen tersebut begitu banyak yang mengambil gambar srta videonya.
Dalam momen sprit ini juga para pedagang-pedagang kaki lima tidak ingin kecolongan. Ini mereka anggap sebagai lahan untuk mendapatkan rizki yang banyak. Mulai dari penjual wedang jahe, bakso, sampai ke penjual terompet tahun baru tentunya. Antusias ini terlihat begitu menggebirakan bagi mereka yang merayakan tahun baru. Momen ini juga digunakan oleh para muda-mudi sbagai momen untuk bersama dengan pasangan mereka.
Di sepanjang jalan ini banyak kendaraan yang tersendat macet. Mulai dari yang roda dua hingga roda empat sekalipun. Namun banyak juga yang merayakan tahun baru dengan rela berjalan kaki dari rumah ataupun kos-kosannyamenuju ke keramaian.
Momen tahun baru sangat indah jika dilalui bersama keluarga, kerabat, maupun teman dekat. Namun ada sebagian orang yang mnganggap tahun baru sebagai hal yang biasa sehingga tak begitu bting untuk dirayakan. Cara terbaik menurut mereka dalam menyambut tahun baru ini yaitu, dengan merenungkan segala perbuatan yang telah dilakukan pada tahun 2014 dan berdoa agar dapat menjadi yang lebih baik pada tahun 2015 nanti. Yang lainnya ialah melakukan khataman al-quran, karna itu merupakan perbuatan terpuji dimata Allah bagi mereka tanpa melakukan pesta kembang api atau petasan pada tengah mala.
Maka, bagaimanapun cara kita memperingati momen tahun baru ini kembali pada diri kita sendiri. Mana yang penjadi kepercayaan dan kita anggap menjadi yang terbaik. Setidaknya kita juga menghargai apa saja yang dilakukan oleh sesame yang berbeda dengan kita tanpa menghakiminya .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H