Mohon tunggu...
Mellia Chahyani
Mellia Chahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seseorang yang memiliki hobi memasak dan berkebun, saya merasa bahwa kedua aktivitas tersebut memberikan saya kepuasan yang luar biasa. Memasak adalah sebuah seni bagi saya; saya menemukan kedamaian dan kreativitas dalam menciptakan hidangan-hidangan yang lezat dan bergizi. Dari memilih bahan-bahan segar hingga menyusun menu-menu yang menarik, setiap tahap dalam proses memasak memberikan saya kesenangan tersendiri. Selain itu, kegiatan berkebun juga merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan saya. Saya menemukan kebahagiaan dalam merawat tanaman-tanaman, menanam bibit, dan menyaksikan mereka tumbuh dan berkembang. Berkebun memberikan saya kesempatan untuk terhubung dengan alam, memahami siklus hidup tanaman, dan merasakan keajaiban alam yang mengagumkan. Kedua hobi tersebut juga telah membuka pintu bagi minat saya dalam dunia bisnis. Saya melihat potensi besar dalam menggabungkan hobi memasak dan berkebun dengan bisnis. Saya tertarik untuk mengembangkan usaha kuliner yang berbasis pada bahan-bahan organik dari kebun sendiri, sehingga tidak hanya menghasilkan makanan yang sehat dan lezat, tetapi juga mendukung gaya hidup berkelanjutan dan ramah lingkungan. Dalam mengembangkan bisnis, saya percaya bahwa kreativitas, dedikasi, dan ketekunan adalah kunci utama kesuksesan. Saya siap untuk terus belajar dan mengembangkan diri, mengikuti perkembangan tren pasar, dan menjaga komitmen terhadap kualitas dan keberlanjutan. Dengan menggabungkan passion dan minat saya dalam memasak, berkebun, dan bisnis, saya yakin bahwa saya dapat menciptakan sebuah perusahaan yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Menyulap Bulan Ramadhan menjadi Berkah Bisnis: Eksiskan UMKM Halal Untuk Mempertahankan Kesejahteraan Puasa

19 Maret 2024   03:39 Diperbarui: 19 Maret 2024   03:45 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah yang dinanti-nantikan oleh umat Muslim di seluruh dunia, kembali hadir dengan nuansa yang khas. Selain menjadi waktu untuk meningkatkan ibadah dan introspeksi diri, Ramadhan juga menjadi momen yang tepat untuk menggali potensi bisnis, terutama bagi para pengusaha UMKM yang berbasis pada prinsip halal. Di tengah gemerlapnya bulan suci ini, cerita inspiratif seorang pengusaha kuliner di sekitar jalan bara kampus IPB menarik perhatian.

Seorang alumni IPB jurusan THP, FPIK, telah menjalankan sebuah bisnis kuliner di wilayah tersebut. Namun, sebelum sukses dengan bisnisnya saat ini, ia harus melewati lika-liku perjalanan yang tidak mudah. Sebelumnya, ia bergerak dalam bisnis makanan ringan, namun momentum tak menguntungkan akibat pandemi menyebabkan bisnisnya terhenti. 

Namun, semangatnya untuk terus berkarya tidak padam begitu saja. Dengan tekad yang kuat, ia memutuskan untuk kembali ke pangkal jalan, namun kali ini dengan ide bisnis yang berbeda: berjualan Coto Makassar.

Keputusan untuk menjalankan usaha baru ini bukanlah tanpa pertimbangan. Sang pengusaha menyadari bahwa bulan Ramadhan adalah momen yang tepat untuk meraih kesuksesan dalam bisnis kuliner, terutama dengan menawarkan makanan yang halal dan lezat kepada umat Muslim yang sedang menjalani ibadah puasa. Keberadaan bisnisnya di sekitar kampus IPB juga menjadi nilai tambah, mengingat potensi pasar yang cukup besar di lingkungan tersebut.

Meskipun demikian, perjalanan menuju kesuksesan tidaklah mudah. Salah satu tantangannya adalah proses mendapatkan sertifikasi halal untuk bisnisnya. Meski saat ini belum memiliki sertifikasi tersebut, sang pemilik bisnis tidak berhenti di situ. Ia aktif mengikuti berbagai pelatihan dan seminar untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai persyaratan dan proses sertifikasi halal.

Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen sang pengusaha untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya, terutama dalam menyediakan produk yang sesuai dengan prinsip halal. Baginya, halal bukanlah sekadar label, tetapi juga sebuah komitmen untuk menjaga kualitas dan kebersihan produk yang ditawarkan kepada pelanggan.

Dalam perjalanannya menuju sertifikasi halal, sang pengusaha juga mengalami banyak hambatan dan rintangan. Namun, keyakinannya akan pentingnya prinsip halal dalam bisnisnya membantunya untuk terus maju dan tidak menyerah. Ia percaya bahwa dengan memiliki sertifikasi halal, bisnisnya akan semakin diminati oleh masyarakat, terutama selama bulan Ramadhan yang penuh berkah ini.

Kisah perjuangan dan komitmen yang dimiliki sang pengusaha tidak hanya menginspirasi dirinya sendiri, tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Baginya, bulan Ramadhan bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang bagaimana kita bisa meraih berkah dalam setiap langkah yang kita ambil, termasuk dalam dunia bisnis. Dan dengan eksistensi UMKM halal seperti ini, bulan Ramadhan tidak hanya menjadi saat berpuasa, tetapi juga saat berbisnis yang penuh berkah.

Dengan adanya kisah sukses ini, semoga dapat memberikan inspirasi bagi banyak pengusaha UMKM lainnya untuk terus menjaga prinsip halal dalam bisnis mereka dan memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai waktu yang tepat untuk mengoptimalkan potensi bisnis mereka. Sehingga, bukan hanya berkah ibadah yang didapat, tetapi juga berkah dalam kesejahteraan bisnis yang dapat terus dirasakan oleh banyak pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun