Mohon tunggu...
Melli Apriani
Melli Apriani Mohon Tunggu... mahasiswa -

percayalah dengan kemampuan sendiri, itu menjadi modal untuk mencapai keberhasilan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mitos Atau Fakta, Jimat Penglaris Membuat Untung dalam Berdagang

12 Januari 2016   22:18 Diperbarui: 12 Januari 2016   23:04 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Zaman sekarang sangat sulit mencari pekerjaan, pengangguran dimana-mana dan semakin meningkat jumlahnya, hal itu disebabkan karena beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan yang rendah, lapangan pekerjaan yang terbatas, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, oleh sebab itu, jalan alternatif yang bisa ditempuh untuk mengatasi itu adalah membuat lapangan pekerjaan sendiri yaitu dengan mendirikan usaha.

Mendirikan usaha merupakan suatu keberanian diri. Mengapa ? karena tidak semua orang berani membuat keputusan tersebut. Membuat usaha bukanlah hal yang mudah, sebelum terjun kedalamnya kita harus mengetahui secara mendalam dan terperinci usaha jenis apa yang akan kita buat, berapa modal yang dibutuhkan, dimana tempat usaha tersebut beroperasi, yang terpenting adalah banyak dibutuhkan konsumen atau tidak, karena usaha yang kita buat pastinya harus dibutuhkan dan dicari banyak orang sebab Tujuan usaha adalah mencari penghasilan atau laba sebanyak-banyaknya.

Saat membuat usaha, kita juga harus sedikit belajar meramal, mengapa ? karena kita harus bisa membayangkan prospek usaha yang kita bangun kira-kira kedepannya akan bagaimana ?

Barang yang kita jual Dibutuhkan masyarakat secara kontinyu dan berkelanjutan atau hanya saat-saat tertentu, missal kita bisa membuat warung sembako karena barang-barang tersebut dibutuhkan masyarakat sepanjang hidup, tempat usaha juga dicari yang mudah dijangkau konsumen, terlebih zaman sekarang makin canggih dengan adanya online shop

, kita bisa mempromosikan usaha kita secara luas.

Banyak juga yang takut memulai usaha, mulai dari yang tidak punya modal sampai yang takut karena penghasilan dari usaha seperti dagang tidak menentu jumlah keuntungannya bahkan mungkin bisa rugi, sehingga orang-orang lebih memilih melamar pekerjaan ke perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik sebagai karyawan dan mendapat penghasilan yang jumlahnya sama setiap bulannya sehingga bisa mengatur pengeluaran setiap bulan dengan jelas karena penghasilan yang didapat setiap bulan juga jelas.

Usaha itu seperti air laut ada pasang surutnya, kadang laku kadang tidak, kadang untung banyak kadang juga rugi, bahkan banyak juga yang bangkrut, itulah mengapa mendirikan usaha membutuhkan jiwa keberanian dan mental yang tangguh.

Fenomena yang saya lihat banyak terjadi saat ini adalah, banyak para pelaku usaha yang menggunakan “penarik” yaitu semacam jimat penglaris yang mereka percaya bisa membuat usaha mereka laris manis tanjung kimpul.

Sebenarnya dalam islam, hal tersebut sudah dikategorikan perbuatan syirik atau menyekutukan allah karena mereka percaya kepada selain allah dan menduakan allah SWT. Tetapi, kebanyakan mereka berdalih dengan berkata bahwa jimat tersebut adalah berisi ayat-ayat suci al qur’an dan mereka meminta jimat tersebut dari kyai atau ustadz.

Dan lebih parahnya lagi, jimat penglaris sudah merupakan rahasia umum dan menjadi pola pikir masyarakat bahwa setiap usaha pasti memiliki jimat penglaris. Bahkan, jika ada yang usahanya lancar dan laris, orang-orang pasti langsung berfikir “pasti jimatnya lah, jampenya lah, pegangannya lah, pengasihannya lah, bagus”

Mengapa hal itu bisa terjadi, apakah karena orang-orang jaman sekarang sudah tidak percaya diri lagi dengan kemampuan mereka sendiri ? apakah mereka sudah tidak percaya lagi dengan takdir allah yang maha kuasa atas segala sesuatu ? apakah mereka sudah putus asa sehingga mempercayakan nasibnya pada benda kecil yang mereka yakini membawa mereka ke takdir yang lebih baik ?

Yang berdalih jimat itu berisi potongan ayat al’qur’an… kita diberikan kitab al qur’an oleh allah melalui rasulnya adalah untuk dibaca, dipahami dan diamalkan setiap waktu dalam bagian hidup kita bukannya hanya dipegang tanpa dibaca dan justru pengamalannya jauh dan sangat melenceng dari yang diajarkan oleh allah SWT.

Itulah keyakinan sebagian masyarakat kita yang masih awam dan masih menganut tradisi dahulu, tanpa berpikir logis. Ada yang sangka bahwa dagangan hanyalah bisa laris dengan jimat penglaris. Anggapan semacam ini seakan-akan mematahkan prinsip pemasaran yang sudah diajarkan para ekonom. Masa’ dengan penglaris saja bisa meningkatkan pemasaran? Kadang gak masuk di logika. Sama dengan orang yang menyatakan tumbal kepala kerbau tidak akan membuat jembatan ambruk lagi. Mana nyambungnya?

Datangnya Keberkahan

Barokah atau keberkahan dalam Al Qur’an dan As Sunnah bermakna langgengnya kebaikan, kadang pula bermakna bertambahnya kebaikan dan bahkan bisa bermakna kedua-duanya. Dan perlu dipahami bahwa segala kebaikan itu datang dari Allah, bukan dari makhluk yang tidak memiliki apa-apa. Allah Ta’ala berfirman,

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ

 

 قَدِيرٌ

“Katakanlah: “Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”

(QS. Ali Imron: 26). Yang dimaksud ayat “di tangan Allah-lah segala kebaikan” adalah segala kebaikan tersebut atas kuasa Allah. Tiada seorang pun yang dapat mendatangkannya kecuali atas kuasa-Nya. Karena Allah-lah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Demikian penjelasan dari Ath Thobari rahimahullah sebagaimana dalam Jaami’ul Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an (6: 301).

Setelah kita mengerti dengan penjelasan di atas, maka untuk meraih barokah sudah dijelaskan oleh syari’at Islam yang mulia ini. Sehingga jika seseorang mencari berkah namun di luar apa yang telah dituntunkan oleh Islam, maka ia berarti telah menempuh jalan yang keliru. Karena ingatlah sekali lagi bahwa datangnya barokah atau kebaikan hanyalah dari Allah. Termasuk dalam hal ini menggapai barokahnya rizki dan larisnya dagangan, mesti dengan meniti jalan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam karena itulah jalan yang Allah tunjuki.

Namun modal utama untuk meraih berkah adalah dengan sifat takwa. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’rof: 96).

Maka perbanyaklah ketaatan dan perbaiki ketakwaan, maka keberkahan akan mudah turun di tengah-tengah kita.

aamiin aamiin yaa robbal alaamiin

Sumber Gambar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun