Mohon tunggu...
Melleni Marhamah
Melleni Marhamah Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Mahasantri

Bismillahirrahmanirrahim "Tertawa walau harus menangis, Sabar walau harus marah"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gak Punya Uang

23 September 2018   21:45 Diperbarui: 23 September 2018   22:02 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" berapa amannnya, nanti gaada uang dibilang aman" jawab ayah seolah mendengar suara hatiku saja

" masih banyak yah 200.000 lagi" jawabku "tapi kurangi 0(nol) nya satu" tambahku dalam hati sembari menggigit jari

" 200.000? masih cukup kah itu" tanya ayah agak heran

"masih cukup yah...santai..." jawabku tenang untuk meyakinkan ayah

setelah berbincang-bincang cukup banyak ayah mengakhiri perbincangan dengan menyuruhku untuk menjaga sholat, rajin mengaji, dan yang terpenting jangan lupa makan dan jaga kesehatan. karena kalau sudah sakit mau ngapain saja terasa sulit.

aku mengecek kalender "sekarang tanggal 25...ayah ngirim uang tanggal 1..." aku menarik nafas panjang "gak cukupppppppp" aku menangis tanpa air mata. tapi aku teringat dengan pesan ayah

" kalau ada masalah, berserah diri sama Allah.  apapun yang diberikan Allah itu adalah yang terbaik bagi kita, jadi jangan suudzon sama Allah"

seketika aku menepuk hatiku "Astagfirullahal'adzim, aku sudah suudzon ya Allah" aku benar-benar menyesali perbuatanku seharusnya aku menyadari diri bahwa Allah lebih tau dari segalanya. aku tidak pantas mengeluh dengan sisa uang yang kumiliki, melainkan bersyukur karena masih diizinkan memiliki.

kubaca surah at-talaq ayat 2 dan 3 kemudian membaca artinya sembari bermuhasabah "barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, maka akan diberikan solusi dan Allah juga memberinya rezeki yang ia terima dari arah yang tidak terduga"

aku merasa tentram  " Engkau maha kaya ya Allah"

aku bergegas memakai jaket dan kerudungku kemudian berjalan keluar menikmati segarnya udara pagi ini "subhanallah....segala puji bagi Allah", aku terus menelusuri gang sampai aku berhenti disebuah warung makan dan membeli sebungkus nasi  yang terbilang cukup murah. ya setidaknya aku bisa sedikit menghemat.kemudian aku berjalan lagi menuju toko sembako dan membeli sebungkus biskuit, aku pikir sebungkus biskuit cukup banyak jika aku makan sendirian dan juga bisa mengganjal perut ketika lapar. "bismillah, aku harus berusaha"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun