Mohon tunggu...
Mella Oktaviani
Mella Oktaviani Mohon Tunggu... Guru - Guru

Kamu adalah apa yang kamu rawat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bermain Memory Game untuk Meningkatkan Kemampuan Mengingat Anak Usia Dini

24 November 2022   00:25 Diperbarui: 24 November 2022   00:29 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasahan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan, melalui cara mengamati, meniru dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak.  

Mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab 1 Pasal 1 Ayat 14 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan dengan pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Periode usia dini merupakan fase ketika suatu fungsi tertentu perlu dirangsang dan diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya.

Pada masa ini merupakan masa yang paling tepat untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan atau kemampuan dasar anak, seperti nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional dan seni.

Anak usia dini terutama usia Taman Kanak-kanak (TK) merupakan usia efektif untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Upaya mengembangkan berbagai potensi yang dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui bermain. Bermain merupakan salah satu kegiatan yang melekat pada dunia anak. 

Menurut Suratno (2005:80), fungsi bermain adalah bermain untuk perkembangan fisik, perkembangan aspek motorik halus dan kasar, manfaat bermain untuk perkembangan aspek sosial, manfaat bermain untuk perkembangan aspek emosi atau kepribadian, manfaat bermain untuk perkembangan aspek kognisi, dan manfaat bermain untuk mengasah ketajaman penginderaan. Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah untuk meningkatkan pengembangan seluruh aspek perkembangan anak, baik perkembangan motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi atau sosial.

Salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan oleh guru di Taman Kanak-kanak adalah aspek perkembangan kognitif. Aspek kognitif merupakan salah satu bidang pengembangan kemampuan dasar dalam kurikulum TK yang memegang peranan strategis dalam upaya belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantuk anak mengembangkan kemampuan logika matematikanya dan pengetahuan akan ruang dan waktu serta kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti.

Kemampuan mengingat merupakan bagian dari aspek kognitif. Dalam setiap aktivitasnya, daya ingat adalah salah satu faktor dari kerja otak yang paling berpengaruh dalam meningkatkan potensi yang dimiliki seseorang.  

Setiap anak memiliki banyak waktu untuk berkumpul bersama orang tua atau keluarga sehingga orang tua mempunyai kesempatan yang luas untuk memberikan rangsangan-rangsangan guna memacu kinerja otaknya.

Menurut Olivia (2011: 53) beberapa strategi alternatif untuk mengingat anak usia 5-6 tahun yaitu a) Pembiasaan dan tetapkan jadwal rutin anak supaay anak terlatih mengingat jadwal hariannya; b) Stimulasi dengan pertanyaan terbuka yang bervariasi; c) Libatkan gerak dan lagu; d) Tunjukkan dan beri warna ; e) Mencocokkan benda; f) Bermain puzzle sederhana.

Menurut Judy Nolte (2016:76) kegiatan yang dapat melatih daya ingat anak yaitu (1) Bermain Permainan Daya Ingat seperti puzzle, mencari gambar yang sama, flash card, serta menempelkan angka, huruf, ataupun gambar; (2) Bercerita Bersama, setelah selesai membacakan buku, anak diajak untuk mengingat kembali ceritanya, seperti nama tokoh, nama tempat, dan lain-lain; (3) Bernyanyi bisa menstimulasi perkembangan otaknya. 

Ritme, pengulangan, irama, dan melodi yang ada dalam sebuah lagu bermanfaat untuk meningkatkan daya ingat. Anak-anak suka segala sesuatu yang diulang-ulang; (4) Aktivitas Fisik Anak yang aktif secara fisik dapat mengasah keterampilan gerak, kemampuan bersosialisasinya dengan orang lain, serta perkembangan otaknya; (5) Berikan Makanan Bergizi sehingga daya ingat anak bisa berkembang dengan memberikan asupan nutrisi berikut yang baik untuk otak.

Memory game merupakan salah satu permainan yang bisa digunakan untuk menstimulasi kemampuan mengingat pada anak dan menarik perhatian anak. Pada pelaksanaan pembelajaran ini melibatkan anak secara langsung. Permainan ini menuntut anak untuk fokus pada koordinasi visualnya dalam memperhatikan gambar dan melatih kemampuan otak anak dalam melihat detail kemudian mengingat posisi gambar kembar yang disusun secara acak tersebut. 

Permainan ini menggunakan tutup botol dengan cara menempelkan gambar objek pada bagian atas tutup botol sesuai tema. Kemudian, balik tutup dengan bagian bergambar ada di posisi bawah, lalu susun secara acak tutup botol tersebut. Memory Game pun siap dimainkan, yakni dengan cara membuka dan menutup tutup botol sambil mengingat gambar hingga dijumpai gambar yang kembar.

Dokpri
Dokpri

Menurut Tanumiharjo (2016: 42) memory game merupakan salah satu kegiatan yang dapat mengasah perkembangan kognitif mencakup perkembangan anak untuk menganalisa, evaluasi, mengingat, memecahkan masalah serta meningkatkan daya kosentrasi anak. Selain itu, kegiatan ini dapat menambah perbendaharaan kata pada anak serta mengembangkan keterampilan tangan saat anak membalik tutup botol.

Menurut Olivia (2011: 83) bermain memori dapat melatih otak anak untuk memanggil kembali "arsip" ingatannya dengan cepat karena hanya dalam beberapa detik anak harus mengingat letak gambar kembar yang dicarinya.

1. Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan Memory Game adalah:

  • Selotip
  • Doubletip
  • Gunting
  • Beberapa tutup botol bekas air mineral/ susu/ jus.
  • Template gambar beberapa objek

2. Langkah Kegiatan Memory Game

a. Persiapan:

  •   Bahan dan peralatan Memory Game.
  •   Cuci bersih tutup botol plastik lalu keringkan
  •   Gunting template gambar objek (gambar sesuai dengan tema)
  •   Beri doubletip diatas tutup botol
  •   Tempelkan gambar pada bagian atas tutup botol.
  •   Setelah selesai ditempel, diatas gambar diberi selotip supaya  tidak    mudah basah dan rusak saat dipegang anak-anak

b. Pelaksanaan:

  •  Sebelum memulai, siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan Memory Game, lalu berikan penjelasan terlebih dahulu kepada anak tentang kegiatan yang akan dilakukan dan jelaskan juga satu persatu bahan dan peralatan yang digunakan dalam kegiatan Memory Game
  •  Anak diminta untuk membuka dan menutup tutup botol hingga dijumpai gambar yang kembar.

 

Dokpri
Dokpri

Semoga info diatas bermanfaat bagi kita semua.

Mella Oktaviani, S.Pd

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun