Mohon tunggu...
Mellania Pramesti Anggraeni
Mellania Pramesti Anggraeni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Indonesia

6th semester's student who wants to be an outstanding person, while increasing opportunities for self-improvement. Experienced in Event Organizer as committee. Proficient with Photoshop for Graphic Design. And skilled in social media. Have good communication and teamwork

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Magang Bersertifikat sebagai Educator Innovator di Karier.Mu by Sekolah.Mu

11 Februari 2022   15:00 Diperbarui: 11 Februari 2022   15:09 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Magang Bersertifikat : Sebagai Education Innovator (Product Analyst) Di Perkumpulan Integrasi Kolaborasi dan Inovasi Pendidikan Part Karier.mu by Sekolah.mu

 

Pada era 4.0 seperti saat ini, kompetensi di bidang teknologi sangat dibutuhkan bagi semua orang. Utamanya dalam dunia pendidikan perlu menerapkan pembelajaran digital yang dapat meningkatkan efektifitas kegiatan belajar mengajar. Keselarasan antara teknologi dan program belajar sangat dibutuhkan untuk orang tua, pendidik dan juga peserta didik. 

Dalam "Webinar Implikasi Hasil Sensus Penduduk 2020 Terhadap Kebijakan Pembangunan Kependudukan" Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengatakan 65% mayoritas penduduk di Indonesia berpendidikan kurang dari SMP sederajat. sementara penduduk yang berpendidikan tinggi hanya 8,5% dari total penduduk 15 tahun ke atas.

Tidak hanya itu rendahnya tingkat literasi juga ditunjukkan pada data PISA SCORE Indonesia per tahun 2018 berada di urutan ke-74 dari 79 negara. 

Banyak hal yang perlu diperhatikan sebagai solusi untuk pendidikan di Indonesia diantaranya keterjangkauan, kolaborasi, personalisasi, retensi hingga tech-based. Karena dalam permasalahn pendidikan ini tidak hanya dirasakan oleh siswa/i saja, tetapi juga orang tua hingga tenaga pendidik juga merasakan hal yang sama.

Berdasarkan hal tersebut, pemerintah melalui program Kampus Merdeka mengajak mahasiswa untuk turut terlibat langsung dalam aktivitas internal institusi tempat magang dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa belajar dan mengembangkan diri.

Keselarasan antara teknologi dan juga pendidikan akan sangat dibutuhkan terutama di era 4.0 ini. Salah satu yang dapat digunakan adalah memanfaatkan penggunaan e-learning, yang mana merupakan inovasi terbaru dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi yang ada hingga dapat dijangkau oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun.

Kelompok mahasiswa Educator Innovator di Karier.mu by Sekolahmu berjumlah sepuluh orang, diantaranya yaitu Mellania Pramesti (UPI), Sheila Ikhwani (UNJ), Diah Handika Larasati (UGM), M. Rasyid Rabbani (UI), Sabila Nishrina (UP), Delva Mufti Alfaridzi (UNDIP), Saeful Jamal (UNSIKA), Alka Febby (UPI), Emilia Rohmah P. (UG) membuat sebuah modul pembelajaran digital dalam platform Sekolah.mu.

Kelompok Mahasiswa tersebut merancang sebuah program pembelajaran yang akan launching pada LMS Sekolah.mu. Waktu pengerjaan projek ini selama 3 bulan di mulai dari 18 Oktober 2021 hingga 18 Januari 2022. 

Penentuan topik dilakukan dengan dengan mengumpulkan survey dan observasi dari responden siswa SMP-SMA/K agar topik yang kami tentukan nantinya tepat sasaran dan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dari survey yang kami lakukan dari 157 siswa SMP-SMA/K semua menyatakan tertarik dengan modul ini dan perlu pemahaman lebih jauh mengenai kesehatan mental. 

Selanjutnya dilakukan in depth interview kepada 10 siswa SMA yang memilih "sangat tertarik" untuk mempelajari lebih dalam mengenai mental health. In depth interview dilakukan melalui personal chat di platform Whatssapp. Hasil dari in depth interview dan kajian literatur yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa tersebut, didapat bahwa:

  1. Dibutuhkannya literasi tentang mental health bagi pelajar tingkat SMA sederajat.
  2. Banyak siswa SMA yang merasa stres dengan diadakannya pembelajaran jarak jauh (PJJ).
  3. Pendidikan memberikan beban mental yang berlebih kepada peserta didik, khususnya siswa SMA sederajat.
  4. Besarnya pengaruh lingkungan khususnya keluarga bagi kesehatan mental.
  5. Besarnya pengaruh penggunaan social media bagi kesehatan mental remaja.

Dari survey yang di lakukan itu diputuskan topik yang kami ambil merupakan kesehatan mental dengan judul "Mental Health : It's Okay Not To Be Okay".

Pada tahap sebelum produksi beberapa hal yang perlu dipersiapkan seperti materi yang disampaikan oleh expert dan pembuatan charter. Penulis membantu dalam pembuatan script yang nantinya akan dijadikan infografis. 

Materi yang di angkat mengenai "self love, self care, self healing, hingga self reward" . Script yang di buat selain dari studi literatur, e-book,  juga ada kurasi dengan expert di bidangnya. Sehingga apa yang disampaikan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.

Kelompok mahasiswa tersebut mengimplementasikan konsep pembelajaran 5M (Memanusiakan hubungan, Membangun keberlanjutan, Memberdayakan konteks, Memahami konsep, dan, Memilih tantangan) dari setiap sub-bahasan sehingga tidak hanya berupa pdf atau video explainer saja tapi juga menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi peserta seperti praktik mandiri dan live expert.

Semua rangkaian itu akan dipresentasikan di tanggal 18 Januari 2022 di Karier.mu by Sekolah.mu pada Intern Talks. Hal itu tidak lepas dari bimbingan mentor dan co-mentor dalam memberikan arahan dan juga saran serta motivasi dalam pengerjaan program pembelajaran "Mental Health : It's Okay Not To Be Okay". 

Hasil yang kami dapatkan dari projek akhir ini berupa program belajar serta modul pembelajaran yang dapat di akses pada LMS Sekolah.mu yang mana target utama pesertanya merupakan siswa SMA. Program belajar ini memiliki tema Bangunlah Jiwaraganya dengan judul Mental Health : It's Okay Not To Be Okay. Program belajar ini terdapat 2 expert yang ahli di bidangnya yaitu :

Olphi Disya Arinda, seorang Clinical Psychologist serta co-founder salah satu organisasi kesehatan mental ternama di Indonesia juga, Ahmad Sururi, seorang Counselor yang sudah terdaftar dan terlisensi oleh Lembaga Kaunseling Malaysia (LKM), juga merupakan lulusan Magister Psikologi di International Islamic University Malaysia.

Program belajar "Mental Health : It's Okay Not To be Okay" terdapat di LMS Sekolah.mu,  dengan tautan Mental Health yang memudahkan peserta dalam mengaksesnya, baik di web maupun di aplikasi. Disamping itu juga program belajar ini di buka secara gratis hingga dapat menjangkau tidak hanya siswa SMA tapi juga SMP hingga Orangtua sekalipun. 

Di samping itu dapat di lakukan dalam jangka panjang. Peserta juga di berikan kesempatan dengan adanya sesi belajar live with expert yang di adakan 2 kali yang mana peserta dapat berinteraksi langsung dengan kedua pemateri melalui Zoom Meetings yang di laksanakan pada tanggal Sabtu, 29 Januari 2022 dan  Minggu, 30 Januari 2022.

Tujuan umum dari program ini yaitu peserta dapat meningkatkan self-awareness dan menerapkan self-management dalam konteks mental health. Sedangkan tujuan khususnya yaitu:

  1. Peserta mampu memahami konsep dan miskonsepsi mengenai kesehatan mental
  2. Peserta menyadari pentingnya kesehatan mental
  3. Peserta dapat memahami penyebab masalah kesehatan mental pada remaja
  4. Peserta mampu mengimplementasikan manajemen diri dalam menjaga kesehatan mental

Program belajar Mental Health: It's Okay To Not Be Okay terdiri dari 19 video pembelajaran, 33 aktivitas diskusi/konsultasi, dan 2 materi yang dapat diunduh. 19 video pembelajaran terdiri dari 2 mixed motion, 5 voice over, 11 explainer video, dan 1 video yang berisikan terapi musik. Adapun kompetensi yang dikembangkan pada program belajar ini adalah cerdas, mandiri, berprinsip, reflektif, berkomitmen, dan berdaya.

Dengan Metode pembelajaran LMS-Self Paced Learning program belajar ini mendapat peserta sebesar 700++ pendaftar. Di samping itu juga pada Muvex Day : Intern Talks program ini mendapat penghargaan Best Score of Final Project yang diberikan oleh Karier.mu by Sekolahmu yang di nilai oleh tim juri.

Harapannya sebagai Agent of change, kelompok mahasiswa dari program ini dapat meningkatkan self-awareness dan menerapkan self-management bagi peserta terkait dengan kesehatan mental.

Berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala - gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas mencapai sekitar 6,1% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara dengan 11 juta orang. Belum lagi stigma negatif yang masih kerap menghantui orang dengan masalah kesehatan mental. 

Oleh karena itu, program ini sangat penting untuk memberikan pemahaman mengenai kesehatan mental baik bagi Siswa, Orang Tua, Guru, hingga khalayak ramai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun