Contoh real sajalah, banyak yang mengandai-ngandai lelucon. misal, kita berharap "Waahhh sosok suamiku nanti adalah sosok pangeran berkuda yang sempurna", demikian si suami berharap "Nanti istriku adalah sosok bidadari surga yang bisa melayaniku, mengayomiku dan bener-bener perfect dalam berumah tangga.Â
Dan pada kenyataannya mungkin nanti tidak seperti itu, tidak bisa melayani seratus persen, tidak bisa mengayomi dengan sempurna ada banyak kekurangan juga dari karakter maupun dari sifat bawaan lahir (watak) mungkin, dari pengalamam, dari pergaulan yang kurang bagus. Lalu bagaimana jika kita berpikiran berharap sejak awal akan mendapatkan pasangan yang sempurna, natinya kita akan KECEWA dan kekecewaan itu nantinya jika tidak siap untuk kita hadapi nantinya akan membesar dan akan menjadi permasalahan yang sering terjadi.Â
Jadi, sejak awal sebaiknya kita harus fahami, nantinya kita akan menikah dengan sosok manusia biasa yang punya kekurangan dan punya kelebihan. biasanya banyak orang mau menerima kelebihan tetapi belum siap menerima kekurangan. solusinya yaitu dengan membicarakan dan harus terbuka bahwa setiap kita masing-masing (setiap individu) punya kekurangan dan punya kelebihan. jadi, yuukz alangkah baiknya kita sama" belajar agar yang belum baik bisa berubah menjadi good.Â
Sekaligus memaknai pernikahan adalah sebagai madrasah ilmu yang dapat merubah kita menjadi seseorang yang lebih baik setiap hari-bulan-tahun. terlebih menikah muda, di usia yang sangat muda mungkin, tentunya masih banyak kekurangan, ego diri, mental yang belum kuat, kedewasaan yang belum benar-benar terbangun dan terbentuk. perlu kesepahaman sejak awal, pengertian sejak awal tentang hari ini. seperti yang sudah disampaikan bahwa setiap kekurangan apalagi dengan Background Stories setiap orang yang berbeda.Â
Bayangkan apabila kita (girl) akan menikah dengan sosok laki-laki yang mau berhijrah, dan bayangkan saja apabila kalian (boy) menikah dengan sosok perempuan yang baru berhijrah pasti masih banyak kekurangan dan kalau kita tidak siap menerima kekurangan yang menutut dalam waktu tempo yang secepat mungkin dalam sosok pasangan yang kita impikan.Â
Mungkin dapat diibaratkan seperti membangun rumah dan berharap besok langsung jadi dan utuh, pastinya harus membangun pondasi (dasar atau bisa disebut juga inti) yang kuat terlebih dahulu. tidak mungkin langsung kelihatan sempurna dan kita harus menghadapi dulu, harus siap dulu, harus memahami dulu bahwa nantinya pasangan kita datang akan membawa kekurangan juga pasti butuh banyak proses.Â
Dengan mentalitas seperti itu "Insya Allah" nantiny kita akan menjadikan suatu pernikahan sebagai tempat untuk sama-sama tumbuh dan kedua pihak nantinya akan menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
Point ketiga, "Jangan Menikah Muda" (kalu tidak mau bersabar), jadi jangan menikah muda kalau tidak bisa bersabar pada kelakuan pasanganmu. Ini merupakan point yang sangat penting sekali karena kita sudah menyadari bahwa setiap orang itu punya kekurangan.Â
Lalu apa yang harus kita lakukan dengan kekurangan pasangan kita, masalahnya adalah sesorang dengan kekurangan berdasarkan backgroundnya masing-masing tadi ada yang baru hijrah dan proses segala macam untuk berubah. dan untuk berubah itu tidak bisa cepat pun membutuhkan timming yang tidak sebentar juga. kadang dua bulan aja nggak cukup bahkan sampai bertahun-tahun (berdasarkan pengalaman kang abay sedemikian rupa).
untuk menjadi yang lebih baik itu butuh proses, dan dalam proses tersebut apabila pasangan kita tidak ideal lalu apa yang harus dilakukan? jadi tahap selanjutnya yaitu dengan bersabar sambil belajar, sehingga di satu titik di satu waktu pasangan kita akan berubah menjadi yang lebih baik.Â
Tetapi bukan salah satunya yang harus bersabar dan belajar, tetapi juga kedua pihak yaah. kebayang nggak sih kalau kita nggak mau bersabar dengan kekurangan pasangan kita, kemudian kita memarahi lalu kedua pihak saling menyakiti. tetapi, kalau kita bersabar sambil belajar nanti akan berproses dan berubah dengan sendirinya.Â