Mohon tunggu...
Mella LidyanaSari
Mella LidyanaSari Mohon Tunggu... Guru - Saya merupakan alumni pendidikan Bahasa Inggris Universitas Jambi dan saat ini saya sedang mengajar di salah satu Sekolah Dasar negeri di Provinsi Jambi. Selain itu, saya sedang melanjutkan kuliah profesi saya di Universitas Jambi dan mengambil linearitas PGSD di Universitas Terbuka.

Saya memiliki ketertarikan di bidang pendidikan khususnya di jenjang Sekolah Dasar. Saya memiliki pengalaman mengajar di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama serta di tingkat Sekolah Menengah Atas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktik Baik yang Memerdekakan

21 Januari 2023   21:55 Diperbarui: 24 Januari 2023   08:07 6861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Praktik baik merupakan pengalaman yang di dapatkan oleh guru dalam mendidik sehingga memberikan dampak dan manfaat positive bagi peserta didik. Melalui praktik baik yang dilaksanakan oleh guru, peserta didik mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Hal ini diperuntukkan untuk memerdekakan peserta didik dan melepaskan belenggu atau praktik pembelajaran konvesional yang sudah lama dijalankan. 

Ada banyak manfaat dari impelementasi praktik baik yang memerdekakan peserta didik, baik itu untuk guru maupun peserta didik. Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan nasional Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan yang memerdekakan. Menurutnya, praktik baik yang memerdekakan dalam pembelajaran dapat memberikan beberapa manfaat bagi peserta didik, di antaranya:

  • Membangkitkan semangat belajar: Dengan memberikan kebebasan dan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik, mereka akan merasa lebih tertarik dan semangat dalam belajar.
  • Meningkatkan kreativitas dan inovasi: Dengan memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan cara belajar yang unik, peserta didik dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi mereka.
  • Meningkatkan keterampilan sosial dan kerjasama: Kerja kelompok dapat membantu peserta didik untuk belajar dari teman sebaya dan memperkuat keterampilan sosial dan kerjasama mereka.
  • Meningkatkan keterampilan kritis dan analitis: Dengan memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kinerja mereka sendiri dan menyempurnakan keterampilan mereka, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan kritis dan analitis mereka.
  • Meningkatkan keterampilan belajar mandiri: Dengan memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan menemukan sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan belajar mandiri mereka.

Berikut adalah contoh implementasi praktik baik di tingkat Sekolah, yaitu:

  • Pembelajaran yang Bervariatif

Pertama, pembelajaran yang bervariatif. Dalam kegiatan pembelajaran, guru menyajikan materi dengan memanfaatkan teknologi, seperti: penggunakan Power Point, Kahoot, Quizzlet, google form, dan spinner. Melalui pemanfaatan teknologi yang bervariatif, peserta didik dapat merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini bertujuan untuk meninggalkan pembelajaran konvensional sehingga guru dapat mengikuti perkembangan zaman peserta didik.

Sebagaimana pesan Ki Hajar Dewantara "tugas guru adalah menuntun peserta didik untuk tumbuh sesuai dengan kodrat zaman dan kodrat alam yang mereka miliki". Pernyataan KI Hajar tersebut terintegrasi dengan tujuan pendidikan nasional dimana pendidik diharapkan dapat menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Melalui pembelajaran bervariatif yang memanfaatkan teknologi, guru hendaknya sudah mulai menuntun peserta didik untuk belajar sesuai dengan perkembangan zaman mereka di abad ke-21 yang tidak lepas dengan kecanggihan teknologi.

  • Project Based Learning
    sumber: Freepik.com
    sumber: Freepik.com

Praktik baik kedua yaitu penerapan model pembelajaran Project-based Learning. Seperti yang kita tahu bahwa PJBL atau project based learning adalah metode pembelajaran di mana peserta didik belajar melalui proyek yang relevan dengan dunia nyata. Proyek ini memungkinkan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka pelajari ke dalam situasi yang sesungguhnya. 

Pembelajaran berbasis proyek menyediakan lingkungan yang kondusif untuk belajar melalui pengalaman dan meningkatkan keterampilan seperti kerja tim, komunikasi, dan pemecahan masalah. Project based learning ini merupakan cerminan dari pembelajaran yang memerdekakan. 

Seperti pesan dari Ki Hadjar Dewantara bahwa "Pendidikan yang memerdekakan adalah suatu proses pendidikan yang meletakan unsur kebebasan anak didik untuk mengatur dirinya sendiri, bertumbuh, dan berkembang menurut kodratnya secara lahiriah dan batianiah." Pada project based learning ini, peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan sendiri tema yang akan mereka angkat, memilih anggota kelompok, dan menentukan cara mengumpulkan hasil proyek. 

Selain itu, pada project based learning ini, juga tercermin implementasi dari profil pelajar pancasila yaitu elemen bergotong royong dan kreatif. Peserta didik dituntut untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan proyek yang dikerjakan. Mereka juga diminta untuk menghasilkan produk/proyek semenarik mungkin dari hasil kreativitas mereka. Hal ini tentu saja sangat mencerminkan penerapan dari profil pelajar pancasila. Menyediakan kesempatan untuk kerja kelompok: Kerja kelompok dapat membantu peserta didik untuk belajar dari teman sebaya dan memperkuat keterampilan sosial dan kerjasama.

  • Refleksi Pembelajaran
    sumber: Freepik.com
    sumber: Freepik.com

Bernalar kritis dalam P3 kemampuan berpikir dalam menilai dan memahami sesuatu. Salah satu praktik baik yang telah di terapkan ialah Refleksi pembelajaran diakhir pembelajaran yang diberi nama two one two notes . Pada kegiatan ini peserta didik diminta untuk menilai kegiatan pembelajaran hari itu, apa yang dipelajari dan hal yang belum dicapai. Dengan adanya kegiatan ini, peserta didik bisa menjadi lebih openminded, meminimalisir salah persepsi, mengetahui kemampuan diri, mudah dalam menyelesaikan masalah dan mampu berkomunikasi. Hal tersbut adalah soft skill critical thinking yang sangat di butuhkan pada abad 21 ini. 

Memberikan kebebasan dalam mengeksplorasi: Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengeksplorasi materi pembelajaran secara mandiri dan menemukan cara belajar yang sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri. Menyediakan umpan balik yang konstruktif: Memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu peserta didik untuk mengevaluasi kinerja mereka dan menyempurnakan keterampilan mereka.

Berikut adalah contoh konkret dari praktik baik yang diunggah melalui laman youtube.

sumber: Freepik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun