dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
"Aku Ingin" adalah salah satu karya Sapardi Djoko Damono yang terkenal. Puisi "Aku Ingin" bisa menciptakan ruang bagi pembaca untuk merenung tentang kehidupan dan kecintaan. Puisi ini mengangkat tema perjalanan hidup, keinginan, dan keseharian dengan bahasa yang sederhana namun sarat akan makna. Melalui bait-bait puisi, Sapardi Djoko Damono menciptakan sebuah narasi puitis yang menuntun pembaca untuk meresapi pesan yang ingin disampaikan oleh beliau. Puisi ini seperti ditulis dengan makna sebuah cinta yang benar-benar sederhana.
Dalam bait puisi di atas diterangkan si aku ingin mencintaimu dengan cara yang sederhana. Karena mencintai seseorang dengan cara yang sederhana menunjukan adanya rasa kasih sayang yang sangat tulus dari dalam hati seseorang. Dalam puisi ini, dikatakan (aku mencintaimu dengan sederhana/ dengan kata yang tak sempat diucapkan/kayu kepada api yang menjadikan abu) yang merupakan ungkapan hati seseorang, bahwa cinta itu sangat tulus adanya tanpa harus dingkapkan dengan kata-kata cinta semata.
Dan terkadang perasaan hati akan terlihat lebih indah jika disampaikan dengan cara yang sederhana seperti sebuah (isyarat) yang ingin disampaikan akan tetapi tidak terwujud, seperti yang dikatakan dalam puisi bait kedua (aku ingin mencintaimu dengan sederhana/dengan isyarat yang tak sempat disampaikan/ awan kepada hujan yang menjadikannya tiada). Karena pada dasarnya ungkapan hati yang tulus dan murni itu akan tetap terjaga layaknya (cintanya api dan awan) yang rela menjadikan meniadakan diri demi ingin memperjuangkan cintanya.
Dalam puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono, terdapat dinamika kompleks dari perasaan cinta yang kuat, keinginan untuk mencintai dengan sederhana, dan tantangan dalam mengungkapkan perasaan secara jelas. Puisi ini memberikan gambaran yang mendalam tentang perasaan cinta yang rumit dan kompleks, serta mencerminkan keterbukaan dan kerentanan dalam relasi cinta.
Puisi ini dimulai dengan bait pertama yang berisi "Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,". Pada bait ini, Sapardi Djoko Damono seolah-olah menuntun pembaca untuk masuk ke dalam dunia puisi ini. Penekanan pada kata "sederhana" memberikan kesan bahwa cinta yang diinginkan oleh Sapardi Djoko Damono tidak harus rumit, melainkan murni dan tulus. Ini adalah cerminan atau gambaran dari keinginan akan kebebasan dari kerumitan dalam hubungan.
Bait selanjutnya menyebutkan "dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu". Sapardi Djoko damono ingin menyatakan perasaan cintanya yang tulus. Makna yang ada dalam bait tersebut menggambarkan seolah-olah Pak Sapardi ingin memberikan semuanya. Jika diistilahkan mungkin akan seperti ini; "Ambil. Semuanya untukmu".
Sapardi Djoko Damono juga menggambarkan keinginannya “dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada” dijelaskan hampir sama dengan bait pertama larik ke dua bahwa tentang seorang dengan keterlambatannya menyampaikan rasa cinta, isi hatinya kepada seseorang yang dia cintai, namun pada larik ini lebih terfokus kepada isyarat, isyarat ini dilambangkan dengan tindakan dari 'aku-lirik' kepada kepada seseorang yang ia cintai tetapi tak sempat untuk melakukan apa-apa dan menggambarkan air hujan telah menghapus segalanya hingga tersisa dan terhempas hingga tiada.
Puisi "Aku Ingin" mengisyaratkan bahwa cinta sejati tidak perlu diungkapkan melalui kata-kata yang muluk-muluk atau tindakan yang berlebihan. Sederhana di sini bukanlah kekurangan, melainkan keindahan dalam kesederhanaan. Dalam puisi "Aku Ingin" karya Sapardi Djoko Damono, terdapat dinamika kompleks dari perasaan cinta yang kuat, keinginan untuk mencintai dengan sederhana, dan tantangan dalam mengungkapkan perasaan secara jelas. Puisi ini memberikan gambaran yang mendalam tentang perasaan cinta yang rumit dan kompleks, serta mencerminkan keterbukaan dan kerentanan dalam relasi cinta
Sapardi Djoko Damono dikenal dengan kepiawaiannya dalam menggunakan gaya bahasa yang indah dan mendalam. Pada puisi "Aku Ingin" ia menggunakan metafora dan personifikasi untuk menyampaikan makna dengan lebih intens.