Mohon tunggu...
Meilyani Wiguna
Meilyani Wiguna Mohon Tunggu... -

All is well :')

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sejarah IPS di Indonesia

10 September 2012   03:39 Diperbarui: 4 April 2017   17:56 32467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

verbal

Persepsi

preverbal

Keterangan:Proses Induktif

Proses Deduktif

1.Persepsi adalah pengamatan melalui indra, penafsiran terhadap suatu persepsi dipengaruhi pengalaman-pengalaman yang sudah dimiliki seluruhnya oleh seseorang. Persepsi ini merupakan proses penyaringan berdasarkan pengalaman-pengalaman. Persepsi merupakan produk mental dari hasil pengalaman ia merupakan bahan mental untuk berfikir melalui daya persepsi dan daya mengingat, seseorang mengumpulkan informasi tentang kejadian (fakta) di sekelilingnya.

2.Fakta adalah kejadian, obyek atau gejala-gejala yang sudah atau dapat dibenarkan oleh indera. Fakta yang diperoleh berdasarkan observasi tidak mempunyai arti sendiri, ia sekedar alat. Ilmu dibentuk dari fakta, sebagaimana halnya batu bata sebagai alat pembentuk gedung. Kumpulan fakta bukan gedung, kumpulan fakta bukan ilmu. Fakta merupakan data mentah bagi pembentukan konsep. Sebagai contoh: Bumi beredar mengelilingi matahari, Kuala Lumpur Ibu Kota Negara Malaysia dan sebagainya.

3.Konsep adalah suatu abstraksi (hanya dalam ingatan dan pikiran) dari fakta dan persepsi. Merupakan gambaran dikepala (inpresi, visualisasi, representasi gejala-gejala) konsep memberikan arti keteraturan dan pengalaman. Konsepsi merupakan pembedaan/pemilikan secara sadar dari pengalaman persepsi yang pernah dieroleh. Konsep tidak dapat dipelajari tanpa pengalaman yang relevan dengan gejala/kejadian yang akan di”konsep”kan. Salah konsep (misconception) terjadi karena adanya penghilangan atau penambahan dari apa yang esensil ada didalam konsep. Akibatnya: kekeliruan dalam penyamaan terhadap gejala-gejala lain, ini dinamakan “over generalization”. Jenis konsep yang dikembangkan oleh anak didik terbatas pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh sebelumnya, konsep berguna untuk menggolong-golongkan benda, ide, kejadian, konsep harus dapat di abstraksikan, ini sangat esensiil. Perlu diberikan catatan penting bahwa, Stereotipe ialah konsep tentang orang/obyek, tempat, kejadian yang belum terwujud berdasarkan pengalaman-pengalaman yang cukup. Sedangkan fungsi konsep disini adalah (1) sebagai unsur respon terhadap sesuatu kejadian atau maksud, (2) sebagai perantara kejadian dan perbuatan dan perbuatan/kelakuan, (3) membantu kita untuk membedakan, menggolongkan, memperhitungkan fakta-fakta di sekeliling kita. Oleh karena itu setiap disiplin ilmu sosial memiliki dan mengembangkan konsep-konsep masing-masing yang dilakukan oleh para ahlinya seperti jenis-jenis konsep yang perlu dikembangakan oleh para guru IPS adalah (a) konsep konjungtif, (b) konsep disjungtif, (c) konsep relasional, (d) kosep infret, dan (e) konsep ideal.

4.Generalisasi adalah merupakan paduan dari dua atau lebih dari konsep-konsep: dapat sederhana (kian besar keluarga, kian besar biaya), dan dapat kompleks (setiap masyarakat memiliki kebuadayaan masing-masing). Kumpulan dari generalisasi atau biasanya berupa prinsip, dalil, hukum, pernyataan dapat membentuk teori. Generalisasi berfungsi dalam pengajaran IPS antara lain adalah (1) membantu dalam pemilihan bahan pelajaran, (2) sebagai tujuan umum IPS, (3) mengorganisasi kegiatan belajar mengajar, (4) membantu dalam membangun hubungan pengertian atau artikulasi bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum IPS. Selain hal tersebut juga generalisasi memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain (a) generalisasi menunjukkan hubungan dua konsep atau lebih, (b) generalisasi lebih bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan pada keseluruhan dan bukan bagian atau contoh, (c) generalisasi adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dan bukan sekedar konsep, (d) generalisasi didasarkan pada proses. Generalsasi dikembangkan atas dasar penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata (e) generalisasi berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya, (f) generalisasi bukanlah sekedar pernyataan yang diverbalkan atau penegasan pernyataan akan tetapi satu kesatuan pengertian.

5.Teori adalah bentuk pengetahuan dalam tingkat tertinggi, merupakan salah satu dari tujuan pokok didalam perkembangan setiap disiplin/ilmu.Terdiri dari suatu proposisi (generalisasi) yaitu: prinsip, dalil, hukum, dan sebagainya yang saling berhubungan yang dapat diuji kebenarannya.

Bahan pelajaran IPS pada konsep-konsep dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, politikpsykologi sosial dan ekologi. Disamping lingkungan alam dan masyarakat sekeliling juga memberikan bahan berupa fakta-fakta (M. Abduh, 1990). Oleh karena itu guru IPS wajib mengetahui konsep dasar dari ilmu-ilmu sosial dan fakta-fakta sekitar dengan baik. Ruang lingkup IPS ialah keseluruhan lapangan ilmu sosial. Dalam pengajaran IPS baik konsep maupun generalisasi diupayakan agar ditemukan sendiri oleh siswa melalui pendekatan induktif. Namun untuk kepentingan pengajaran ada baiknya bila guru sendiri telah memiliki konsep-konsep dan generalisasi, yang dapat digunakan untuk menguji konsep-konsep dan generalisasi yang ditemukan siswa. Tidak berarti bahwa rumusan konsep dan generalisasi yang ditemukan siswa harus sama persis dengan konsep dan generalisasi temuan guru.

Setiap cabang ilmu sosial mempunyai titik berat perhatian yang berbeda-beda, misalnya: Sejarah sangat memperhatikan aspek waktu, Geografi sangat memperhatikan aspek keruangan, Ekonomi sangat memperhatikan aspek kelangkakaan sumber kebutuhan hidup, Sosiologi aspek masyarakat dan seterusnya. Adanya titik berat perhatian yang berbeda-beda itu, maka setiap cabang ilmu sosial mengembangkan konsep dan generalisasi masing-masing sesuai dengan titik berat perhatiannya. Setiap siswa perlu menguasai pengertian tentang konsep dasar dan generalisasi berbagai cabang ilmu sosial yang dapat dipergunakan untuk mempelajari persoalan kemasyarakatan, mencoba menyelami prosesnya dan mencoba ikut memecahkannya. Mempelajari konsep dan generalisasi IPS sangat penting karena: (a) siswa mudah memahami proses-proses yang terjadi dalam masyarakat, (b) konsep dan generalisasi tidak mudah dilupakan, Karena diperoleh melalui pemahaman dan bukan melalui hafalan. (c) konsep dan generalisasi yang dipahami membuat sesuatu peristiwa menjadi lebih jelas kaitannya satu dengan yang lainnya.

Pengajaran IPS sifat menyeluruh penting untuk diketahui dan dipahami, karena IPS menangani bahan pelajaran dalam hubungan tali temali, kait berkaitatau “Integrated” atau “Interdisipliner”. Program IPS harus mengembangkan; pengertian, sikap, dan keterampilan. Pengertian; menyangkut perkembangan fakta, konsep dan generalisasi yang merupakan isi dasar IPS. Hal ini dapat diambil dari ilmu-ilmu sosial dan dari pengalaman dalam masyarakat sendiri. Sikap; menyangkut nilai, apresiasi, dan ide-ide yang diperoleh anak didik melalui program IPS. Sedangkan keterampilan; menyangkut kemampuan tehnis dan fisik. Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan perlu dikembangkan pada setiap program IPS sesuai dengan tujuan IPS. Setiap program IPS hendaknya berorientasi kepada Negara, bangsa dan masyarakat Indonesia sendiri.

Mulyono Tj (1982) mengemukakan bahwa pengajaran IPS perlu pula memperhatikan bagaimana cara memilih dan menyusun konsep, agar pelaksanaan dan pengembangan materi pelajaran tidak bermasalah, artinya tidak terjadi kesalahan dalam memilih konsep atau salah konsep maka perlu diperhatikan cara memilih konsep hendaknya dipilih berdasarkan prinsip-prinsip seperti berikut yaitu: (a) perinsip keperluan, (b) perinsip ketepatan, (c) perinsip mudah dipahami, dan (d) perinsip kegunaan. Sedangkan cara menyusun konsep adalah: Konsep merupakan abstraksi dari sekumpulan fakta yang memiliki ciri-ciri yang sama. Konsep itu terwujud dari bentuk konkrit ke bentuk abstrak. Proses ini dilakukan oleh anak-anak didik berdasarkan latar belakang pengalamannya.

D. Tujuan Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Tujuan pengajaran IPS ada 3 tujuan utamanya menurut Edwin fenton (1986) yaitu (a) mempersiapkan anak didik menjadi warga Negara yang baik, (b) mengajar anak didik berkemampuan berpikir dan (c) agar anak dapat melanjutkan kebudayaan bangsanya. Sedangkan menurut L.H. Clark (1983) mengemukakan bahwa titik berat studi sosial adalah perkembangan individu yang dapat memahami lingkungan sosialnya, serta manusia dengan kegiatan intraksi antar mereka, dan anak didik diinginkan agar dapat menjadi anggota yang produktif dan dapat memberikan andilnya dalam masayarakat. Dalam buku Teaching Social studies (1962) dari Departemen of Instructions Fairfax Country Schools Virginia, mengemukakan bahwa program studi sosial hendaknya menyajikan kesempatan yang banyak setra beraneka ragam untuk membentuk warga Negara yang efektif, termasuk kesadaran bahwa hak selalu disertai oleh kewajiban.

Tujuan pengajaran IPS di Indonesia, M. Abduh (1990) bertujuan seperti tersebut di atas yang merupakan tujuan yang bersifat universal yang dapat berlaku bagi anak didik di negara manapun di dunia ini. Selain tujuan yang umum itu, maka pada setiap Negara mempunyai tujuan khusus yang khas, berdasarkan filsafat, sejarah, watak, dan keadaan geografis yang berbeda-beda. IPS di Indonesia merupakan wahana pencapaian tujuan pendidikan nasional. Yang harus dimiliki oleh anak didik yaitu: (a) Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) cerdas dan terampil, (c) berbudi pekerti yang luhur, (d) memiliki keperibadian yang kuat, dan (e) memiliki semangat kebangsaan dan cinta tanah air yang tebal. Bagi bangsa Indonesia, karakteristik warganegara yang baik tentu saja harus mengacu kepada dasar Negara yaitu Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Secara khusus tujuan pengajaran IPS di sekolah dapat dikelompokkan menjadi empat komponen seperti berikut:

1. Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang dan masa datang.

2. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan (skill) untuk mencari dan mengolah informasi.

3. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap (values) demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagian/berperan serta dalam kehidupan sosial.

Keempat tujuan tersebut tidak terpisahkan atau berdiri sendiri, melainkan merupakan kesatuan dan saling berhubungan. Keempat tujuan tersebut sesuai dengan perkembangan pendidikan IPS sampai pada saat sekarang. Chaping, J.R dan Messick, R.G (1992:5).

E. Konsep-konsep Dasar Ilmu-ilmu Sosial.

Bahan pelajaran IPS bersumber dari masyarakat dan alam sekeliling kita. Bahan tersebut disusun dalam topik-topik yang berisikan konsep-konsep dan generalisasi yang harus disajikan kepada siswa-siswa sesuai dengan perumusan arti IPS. Konsep dan generalisasi berasal dari berbagai cabang ilmu sosial Kadiyono Mertodihardjo (1984). Lingkungan sosial dan alam siswa perlu pula digunakan berbagai pedoman dalam penyusunan bahan sehingga apa yang akan disajikan ada kaitannya dengan masyarakat tempat tinggalnya. Namun perkembangan penduduk yang amat cepat mengakibatkan pertumbuhan kehidupan masyarakat yang amat kompleks. Perkembangan teknologi dan ilmu membawa timbulnya beraneka ragam peralatan sehingga pemilihan dan penyajian bahan peralatan yang tepat merupakan masalah pula. Jelas sekali bahwa kini makin banyak pengertian yang harus diketahui oleh siswa. Hal ini tidak akan terlaksana melalui proses tradisional dengan menghafal dan mengingat meluluh. Proses penguasaan bahan harus dirombak dengan cara penguasaan konsep dan generalisasi, karena dengan penguasaan konsep dan generalisasi amat penting dan dapat memudahkan pemahaman siswa tentang masyarakat. Berikut akan diuraikan satu persatu tentang konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu-ilmu sosial menurut Mulyono Tj (1982) adalah seperti berikut:

Konsep dasar dari ilmu-ilmu sosial adalah (a) sejarah, (b) geografi, (c) ekonomi, (d) sosiologi, (e) antropologi, (f) politik,dan (g) psykologi sosial. Berikut akan diuraikan lebih rinci tentang pengertian dan bagian-bagiannya, beserta contoh konsep masing-masing ilmu-ilmu sosial.

1. Konsep Sejarah.

Sejarah adalah: ilmu yang mengkaji kisah perbuatan-perbuatan manusia pada masa lampau dan masa sekarang. Unsur pokoknya adalah: manusia, ruang dan waktu. Sifat obyek adalah: perbuatan/peristiwa-peristiwa terpilih yang mempunyai arti bagi manusia. Sedangkan sumber bahan adalah bahan tertulis dan bahan tidak tertulis. Konsep pokok atau main Concepts seperti: perubahan, kontinuitas, waktu, dan lain-lain. Bahan kajiannya adalah kejadian peristiwa manusiawi yang mempunyai impact terhadap manusia, bangsa dalam gerak perkembangan atau sejarahnya seperti: (1) usaha/perjuangan usaha manusia mengatasi tantangan alam, (2) kehidupan bernegara, (3) kegiatan beragama dan berkebudayaan dengan pasang surutnya, (4) ide-ide dan paham-paham: feodalisme, imperialisme, kapitalisme, nasionalisme, Internasionalisme dan sebagainya. Semuanya dipertautkan dengan konsep-konsep, karakteristik sejarah dan disiplin-disiplin yang lain. Sifat-sifat karakteristik yang perlu diperhatikan dalam sejarah antara lain adalah (1) kejadian / data itu bersifat hanya sekali saja terjadi dan tak mungkin terjadi lagi, (2) perkembangan peristiwa/ kejadian histories itu bersifat kausal, (3) subyektivitas dalam penilaian dan Interpretasi data.

2. Konsep Geografi

Geografi adalah suatu studi tentang hubungan keruangan, meliputi aspek-aspek fisik, biotic, dan sosial, tetapi dapat dibedakan dengan ilmu-ilmu lain karena geografi memusatkan perhatiannya/studinya pada penyebaran atau distribusi, gejala/penomena serta hubungan dengan gejala-gejala dengan tempat atau ruang. Contoh konsep-kosep geografi antara lain: distribusi, ruang, lokasi, wilayah, bentangan alam, sumber alam, lingkungan hidup, globalisasi, penduduk, sungai, laut, gunung dan lain sebagainya. Konsep-konsep tersebut dapat terbagi-bagi lagi kepada konsep yang lebih khusus. Misalnya: bentangan alam dapat berupa konsep tentang gunung, lembah, sungai dan seterusnya. Pengorganisasiannya dapat diperjelas seperti berikut:

a. Distribusi keruangan (spatial distribution). Untuk dapat melihat distribusi keruangan diperlukan ,fakta yang cukup banyak. Fakta tersebut memiliki tiga unsur yang bersamaan ialah waktu, lokasi, dan kesamaan ciri-ciri.

b. Wilayah atau region adalah suatu daerah yang ditandai dengan adanya keseragaman atas satu atau lebih fenomena/kenampakan. Wilayah dapat dibedakan atas: 1) Wilayah Formal, ialah yang ditandai dengan adanya asosiasi areal, yang dapat berupa biotik atau physik, 2) Wilayah Fungsional yang ditandai dengan adanya interaksi ruang misalnya kota sebagai pusat dengan kota-kota satelit yang mengitarinya yang dihubungkan oleh adanya alat komunikasi.

c. Asosiasi areal adalah suatu areal yang memungkinkan terjadi suatu wilayah Formal, misalnya adanya dataran rendah didaerah pantai, mungkin dapat menjadi daerah rawa.

d. Intraksi keruangan yaitu adanya hubungan antara fakta dengan fakta lain di dalam satu ruang antar ruang dapat berwujud intraksi. Dengan adanya intraksi biasanya akan timbul fakta baru. Misalnya: karena adanya intraksi antara manusia dengan lingkungannya terjadilah disuatu tempat, sawah, sedang ditempat lain terwujud perkebunan.

3. Konsep Ekonomi dan Koperasi

Ekonomi adalah suatu pelajaran tentang bagaimana orang dan masyarakat memilih tanpa uang mempekerjakan sumber-sumber produksi yang langkah, untuk menghasilkan bermacam-macam barang sepanjang waktu dan mendistribusikannya untuk komsumsi, sekarang dan yang akan datang, diantara berbagai macam orang dan golongan masyarakat. (Paul Samuelson). Sedangkan menurut Robert, L, Heilbooner: ekonomi adalah mempelajari bagaimana orang memecahkan tantangan dalam memenuhi kebutuhannya. Berikut akan di jelaskan tentang konsep pokok dari Imu ekonomi menurut Prof, Lawrence Senesh mengemukakan 5 (lima) konsep dasar dari ekonomi seperti berikut:

  1. Konsep dasar yang sentral dari ilmu ekonomi adalah konsep kelangkaan (Scarcity), bahwa setiap masyarakat dihadapkan pada masalah tentang kebutuhan yang tak terbatas dengan sumber-sumber produksi yang terbatas. Masalah ini dialami oleh masyarakat dengan sisten ekonomi apapun yang dianut. Seperti ekonomi kapitalisme, sosialisme, liberalisme dan komunisme.
  2. Dari konsep kelangkaan timbullah sekelompok konsep/ide yang baru. Karena kelangkaan sumber-sumber produksi, orang harus mencoba mengembangkan metode-metode produksi baru, untuk menghasilkan lebih banyak dengan waktu yang lebih sedikit, atau lebih banyak hasil yang dihasilkan dengan lebih sedikit bahan dalam waktu yang lebih pendek. Macam-macam spesialisasi diungkapkan agar supaya kita dapat mengatasi pertentangan antara kebutuhan tak terbatas dengan sumber-sumber yang terbatas.
  3. Adanya spesialisasi kita saling tergantung atau interdependen. Hal tersebut kita membutuhkan suatu sistem monoter dan sistem transportasi.
  4. Kita harus menemukan suatu mekanisme alokasi hasil-hasil produksi dan sumber-sumber produksi, dan mekanismenya adalah pasar. Harga akan menentukan pada produksi, metode produksi, pembagian pendapatan dan tingkat pengeluaran, komsumsi dan tabungan. Sebaliknya akan menentukan tingkat aktivitas ekonomi secara aggregatif.
  5. Kebijakan pemerintah atau politik guna mencapai tujuan kesejahteraan masyarakat, yang pada pokoknya mempunyai tujuan adalah; (1) pertumbuhan ekonomi yang tepat tanpa iflasi, (2) ketentraman ekonomi, (3) kestabilan ekonomi yang diinginkan, (4) kebebasan ekonomi, (5) menciptakan keadilan ekonomi.

Contoh-contoh konsep ekonomi antara lain adalah: biaya produksi, bentuk-bentuk pasar, kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, komsumsi, tabungan, investasi uang dan sebagainya. Prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan adalah (a) prinsip adanya kelangkaan dari sumber-sumber, (b) kebutuhan manusia yang tidak terbatas, (c) perlu adanya pemilihan alternatif penggunaan sumber-sumber produksi, (d) prinsip ekonomi yang menjadi pedoman bagi manusia untuk menentukan perbuatannya. Sedangkan perkoperasian di Indonesia, perlu diperhatikan antara lain adalah; Sumber bahan dan pendekatan yang digunakan. Maksud dari pernyataan tersebut adalah;

  1. Sumber bahan yaitu:

- peraturan-peraturan pemerintah dan pembangunan.

- masalah-masalah ekonomi dan keuangan

- lembaga-lembaga ekonomi dalam masyarakat.

- bulletin-bulletin ekonomi

2. Pendekatan yang digunakan yaitu :

- pendekatan secara makro ekonomi.

- pendekatan secara mikro ekonomi.

- pendekatan problema

- pendekatan kemasyarakatan.

4. Konsep Politik atau Pemerintahan

Isi dan ruang lingkupnya adalah pendidikan kewargaan Negara dan sebagian mengambil bagian dari ilmu politik yaitu bagian demokrasi politiknya. Secara terperinci konsep demokrasi politik itu dapat disusun sebagai berikut :

  1. Kontek ide Demokrasi adalah teori-teori tentang demokrasi politik, teori mayority, minority rights, konsep-konsep demikian dalam masyarakat teori demokrasi dalam pemerintahan.
  2. Konstitusi Negara adalah sejarah legal status masalah pokok dalam konstitusi Negara, rangkaian krisis dalam nation building, identity, integration, penetration, participation dan distribution.
  3. Inputs dari sistem politik adalah studi tentang political behavior kebutuhan pokok manusia, tradisi rumah, status sosial, athniegroups, komunikasi, pengaruh rumah, sahabat, dan teman sepekerjaan.
  4. Partai politik dan pressure group adalah sistem kepartaian, fungsi partai politik, peranan ressure group, dan public relation.
  5. Pemilihan umum maksudnya adalah pemilu dalam distribusi kekuasaan, sistem pemilu
  6. Persiden sebagai kepala Negara/administrasi Negara, kedudukan persiden; konstitusi, control lembaga legislative terhadap persiden dan birokrasi pemerintahan, pemerintahan dibawah konsititusi, jasa-jasa pemerintah, organisasi dan management pemerintah.
  7. Lembaga yudikatif: sistim peradilan dan administrasi peradilan, dan proses peradilan berhubungan dengan badan legislatif, ekskutif dan yudikatif.
  8. Out put dari demokrasi politik adalah hak individu dan kemerdekaan individu dalam konstitusi, kebebasan berbicara, pers dan mass media, kebebasan akademis, perlindungan yang sama, cara penduduk Negara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraannya.
  9. Kemakmuran umum dan pertahanan Negara; tugas Negara dan warga Negara dalam mencapai kemerdekaan umum, hak-hak memiliki kekayaan, politik, pajak untuk kemakmuran umum, politik luar negeri dan keselamatan nasional serta hubungan internasional.
  10. Perubahan sosial dan demokrasi politik: demokrasi politik dan pembangunan masa sekarang, dan bagaimana mengefektifkan dan mengisi demokrasi politik (Marlin .D. Irish).Yang termasuk dalam obyek studi tersebut antara lain adalah: Hak dan kewajiban, cita-cita dan aspirasi, kesadaran, nasionalisme, moral pancasila, etika, agama, tanggung jawab, politik, hukum, pemerintahan dan lain sebagainya.

5. Konsep Sosiologi.

Sosiologi adalah: ilmu pengetahuan yang mempelajari kehidupan bersama manusia dengan sesamanya, yaitu kehidupan sosial atau pergaulan hidup. (Selo S. dkk 1984). Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial (Sulaeman Soemardi, 1984), Sedangkan (P.J.Boeuman) sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan manusia dalam hubungan kelompok. Adapun konsep intinya antara lain; role, norma, values, status, society, community, sanotion, interdependence dan lain-lain.

Sosiologi terdiri dari suatu sistem konsep-konsep, generalisasi-generalisasi dan teori-teori yang dapat menolong siswa SD, SMP dan SMA, untuk membuat keputusan berhubungan dengan masalah sosial, walaupun hanya untuk sebagian teori yang ada dalam sosiologi. Teori-teori ini terdiri dari banyak dari konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi yang dapat membuat siswa-siswa mengerti variabel-variabel yang membentuk tingkah laku manusia. Sosiologi memusatkan perhatiannya pada tingkah laku kelompok yang mempengaruhi tingkah laku individu, serta relasi antara kelomok yang berbeda-beda. Untuk dapat membuat keputusan-keputusan yang sehat terhadap isu-isu sosial, maka siswa harus mengerti tentang struktur kelompok manusia dan intraksi diantaranya. Ia juga harus mengenal dengan baik cara-cara yang membentuk tingkah laku mereka sendiri dalam kelompk dimana mereka bersosialosasi.

6. Konsep Antropologi.

Antropologi adalah The study of msnkini (Hoebel, 1976). Maka sesungguhnya manusia dapat dilihat dari dua sudut yaitu sebagai mahluk manusia dan sebagai mahluk budaya. Kedua aspek tersebut yang dikemukakan diatas maka antropologi dapat dibagi menjadi dua yaitu: (1) antropologi fisik, dan (2) antropologi budaya, Maksud keduanya adalah :

a. Antropologi fisik adalah mempelajari sifat-sifat karakteristik biologis dari manusia yang tertua mendiami bumi ini sampai kepada yang termuda. Dapat pula dikatakan bahwa antropologi fisik adalah suatu pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya, seperti warna kulit, bentuk rambut, entex tengkorak, bentuk muka, warna mata, bentuk hidung, tinggi dan frekuensi golongan darah.

b. Antropologi budaya adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat karakteristik tingkah laku manusia itu sendiri sebagai hasil budi dan dayanya atau kebudayaannya, baik masa lampau, sekarang dan masa akan datang. (Hoebel 1976) Antropologi budaya dibagi atas sub bagian yaitu arkeologi, etnografi, etnologi, antropologi sosial dan linguistik

Contoh konsep antropologi antara lain adalah: culture, diffusion, acculturation, tradition, culture area. Cultural relativism, cultural universalism, dan lain-ain sebagainya. Wesley memberikan tekanan dan membedakan ilmu-ilmu sosial (IIS) dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) ialah bahwa IPS itu adalah bagian-bagian dari ilmu sosial yang dipilih untuk tujuan pendidikan. Di samping dipilih, juga disederhanakan sesuai dengan tingkat kematangan siswa, hingga siswa dapat memahami tingkah laku sosial manusia. Adapun pokok-pkok materi yang diambil dari antropologi untuk pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah seperti berikut: Kebudayaan, Aspek-aspek kebudayaan, Unsur-unsur kebudayaan, Dinamika kebudayaan, Ethnocentrism, Akulturasi, Asimilasi, Nilai budaya, Norma, Sikap modernisasi, Pembentukan kebudayaan dan perubahan kebudayaan, Aneka ragam budaya, peranan kebudayaan bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

TugasI .

Kerjakanlahsoal-soal dibawah ini jelas dan benar.

1. Jelaskan pengerianmasing-masing dari konsep-konsep dasar IPS.

2. Tuliskan Fokus perhatian dari konsep-konsep dasar IPS.

3. Jelaskan tentang Hirarkis konsep dan hubungannya dengan generalisasi.

4. Jelaskan pengertian tentang konsep Konjungtif, disjungtif, Relasional, dan Ideal.

5. Berikan Contoh-contoh konsep tersebut pada butir 4.

6. Jelaskan pengertian IPS menurut :

a. John Jarolimek,

b. Edgar B. Wesley,

c. S. Nasution,

d. Kosasi Djahiri,

e. Numan Sumantri.

f. Muliyono Tj., dan

g. Departemen P & K.

7. Jelaskan secara singkat tentang sejarah lahirnya IPS di Indonesia, dan bagaimana perkembangannya sampai sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun