[caption caption="Kepiting Angsio-Document Pribadi"][/caption]
Bagi penikmat seafood, hidangan olahan kepiting selalu menjadi menu wajib yang tidak boleh terlewatkan kala mampir ke restoran yang menyajikan seafood sebagai menu utamanya. Bagaimana tidak ? Daging hewan bercapit yang masuk dalam keluarga crustacean ini memang lezat dan bercita rasa manis dengan tekstur lembutnya yang pas.
Makassar dikenal dengan surganya olahan seafood, tak heran jika restotan seafood banyak ditemui dengan berbagai macam jenis hidangan dan citarasa yang berbeda. Saya sendiri lebih suka makan ikan dan olahan seafood lainnya dibanding beef and chicken. Tapi untuk kepiting saya tidak begitu tertarik untuk mencicipinya, mungkin karena agak ribet untuk memakannya. Kalau gak salah terakhir saya makan kepiting sekitar 15 tahun yang lalu, ketika masih duduk dibangku sekolah dasar. hehehe
Berkali-kali ke restoran seafood menu yang selalu jadi andalan saya dan tidak pernah ketinggalan adalah ikan bakar yang pastinya selalu ditemani oleh sambal pedas. Nah, ketika kemarin berkunjung ke restoran Apong, saya jadi ingin mencoba kepiting lagi, sekaligus untuk menepis rasa penasaran saya dengan cerita teman-teman yang mengatakan bahwa hidangan kepiting di Apong luar biasa nikmatnya.
Dan akhirnya saya pun memesan kepiting angsio serta ikan sunu bakar dan kangkung cah favorite saya. Sambil menunggu pesanan, yang di hidangkan oleh pelayan terlebih dahulu adalah sambal. Sambalnya nampak sangat menggugah selera. Sambal racikan yang memadukan 8 citarasa menyatu padu menjadi sambal yang sempurna. Yah seperti itu ungkapan saya pada sambal tersebut.
[caption caption="Sambal racikan yang memadukan 8 citarasa "]
Saat makanan di hidangkan di atas meja, dalam hati “wah sepertinya tidak akan mampu habisin makanan ini” karena saat itu saya hanya jalan berdua. Dan nampak hidangan itu cukup untuk 4-5 orang. Kami berdua hanya senyum-senyum manis dan mulai mengeksekusi hidangan yang sungguh sangat nikmat aromanya. Seperti biasa dalam hidangan kepiting selalu disertai tang untuk membuka capitnya. Ini sebenarnya mau makan atau mau jadi tukang sih? hehe. Karena saking lezatnya kami berdua jadi kalap dan mungkin karena sedang kelaparan juga. Saya baru berhenti makan ketika rasanya perut sudah tidak sanggup menampungnya lagi. hehehe
Harga untuk seporsi kepiting angsio 270rb, lumayan mahal untuk yang berkantong tipis seperti saya. Tapi sebenarnya harga segitu cukup worth it dengan apa yang disajikan. Jadi buat teman-teman yang hendak berkunjung ke Makassar, jangan lupa mampir di restoran ini jika ingin mencoba sensasi lezatnya kuliner seafood. Highly recommended !
Well, tibanya di rumah, perasaan saya jadi tidak enak, pusing, pengen muntah, dan cegukan juga tidak hilang-hilang. Saya pikir mungkin ini efek dari kebanyakan makan kepiting tadi. Dan dengan segera saya minum susu sebagai penetralisir untuk menjaga kemungkinan keracunan. Keesokan harinya syukur gejalanya sudah agak reda walaupun masih sedikit merasa tidak enak pada pencernaan.
Seperti yang saya pahami dari berbagai sumber bahwa daging kepiting kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Kepiting rendah kalori dan kaya akan protein yang berfungsi untuk membangun dan memperbaiki jaringan dalam tubuh. Bahkan sekitar 80-85% kalori yang dihasilkan berasal dari protein. Dan juga sebagai sumber asam lemak omega 3 dan DHA yang dapat mencegah risiko penyakit jantung dan meningkatkan fungsi kognitif.
Tapi oleh karena perasaan yang masih belum enak, akhirnya saya pun melakukan pemeriksaan kolesterol yang kebetulan dapat saya lakukan sendiri, dan ternyata kadar kolesterol saya cukup baik. Dari situ saya berasumsi bahwa kemungkinan saya hanya mengalami semacam reaksi alergi terhadap kepiting, jika demikian maka sistem kekebalan tubuh yang memiliki alergi akan aktif dan menimbulkan reaksi yang berlebihan.
Seperti anggapan banyak orang bahwa kepiting dapat memicu tingginya kolesterol dalam darah. Hal ini memang benar apabila dikonsumsi dengan jumlah yang tidak semestinya . Tidak sedikit orang yang percaya bahwa mengonsumsi makanan berkolesterol akan meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah dan meningkatkan risiko serangan jantung. Keyakinan ini memang ada benarnya tapi kurang tepat karena pada dasarnya semakin banyak Anda mengkonsumsi kolesterol maka tubuh Anda akan memproduksi kolesterol lebih sedikit. Dari berbagai literatur mengatakan bahwa manusia memerlukan sekitar 1100 miligram kolesterol per hari untuk memelihara dinding sel dan fungsi fisiologis lainnya.
Dari jumlah tersebut, 25-40 % (200-300 mg) berasal dari makanan dan selebihnya disintesis oleh tubuh yaitu sel-sel hati. Selain dibagian hati, pada manusia kolesterol juga dapat di sintesis di bagian korteks, adrenal, kulit, usus, testis, lambung, otot jaringan adiposa dan otak. Sekitar 17% dari berat kering otak terdiri atas kolesterol. Dengan demikian tanpa kolesterol, struktur otak tidak dapat terbentuk dengan sempurna.
Sejauh ini kolesterol memang memberi cacatan buruk bagi dunia medis, dengan melihat realita yang banyak terjadi saat ini, orang-orang mengidentikan kolesterol sebagai sesuatu yang berbahaya, sebagai pemicu peyakit pencabut nyawa seperti stroke dan penyakit jantung padahal pendapat demikian tidak sepenuhnya benar.
Lalu bagaimana dengan orang yang bisa sakit kolesterol? Seseorang mengalami masalah dengan penyakit kolesterol ketika kandungan kolesterol "jahat"nya, baik yang diproduksi tubuh maupun yang diperoleh dari makanan lebih banyak dari kolesterol baik. Partikel padat dalam kolesterol jahat akan mengendap dalam aliran darah sehingga meghambat aliran darah dan membuat darah menjadi lebih kental. Tingginya kadar kolesterol di dalam aliran darah disebut sebagai hypercholesterolemia.Yang lebih bahaya lagi, gaya hidup yang tidak sehat bisa memperparah penyumbatan pembuluh darah oleh kolesterol. Partikel kolesterol yang menempel pada pembuluh darah dapat menyebabkan ateroskelerosis, salah satu pencetus serangan jantung dan stroke.
Intinya kita butuh kolesterol, tetapi bila berlebihan, maka menjadi tidak baik. Segala yang berlebihan memang tidak baik demikian dengan mengkonsumsi kepiting.
Salam Sehat !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H