dengan mengatakan "tidak mungkin utangku lunas tahun ini"
atau "mana mungkin aku bisa membeli rumah sejumlah anakku"
atau "bukan levelku kalau bisa beli properti 40 milyar"
atau semacamnya, seakan-akan kita yang menentukan gambar besarnya diri kita sendiri.
Karena itu kita tidak boleh melancangiNya dengan "membunuh" diri kita sendiri. Kejarlah hikmat, sadari bahwa hidup kita besar, jauh lebih besar dari utang utang kita, bahkan dari 100 Milyar sekalipun."
Banyak orang yang diatur oleh uang, seharusnya kita lah mengatur uang bukan uang yang mengatur kita hingga kita terjerumus dalam lingkaran hutang. Manusia = Cetakan Tuhan, sedangkan Uang = Cetakan Mesin, jangan kalah dari Cetakan Mesin, yaitu gak punya uang lalu Tenggelam Utang. Justru cetakan awal, tiap kita lahir BUKAN untuk tenggelam Utang. Tapi karena kumpulan kita pengutang maka kita sering keracunan ikut tenggelam utang.
Ingat, segala amal pahala kita di pintu akhirat terhalang jika masih meninggalkan UTANG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H