Mohon tunggu...
Melisa Nirmaladewi
Melisa Nirmaladewi Mohon Tunggu... Editor - 20 // bobafrenzy

Pleasing my own soul by writing what burdens inside my mind.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Rangkul Kenyamanan Lebih Dekat dengan TV Digital

20 Agustus 2021   14:00 Diperbarui: 20 Agustus 2021   13:59 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menonton televisi telah menjadi aktivitas yang melekat di sebagian masyarakat Indonesia. Lewat benda persegi panjang ini, kita bisa membuka portal nasional maupun internasional yang kaya akan informasi didalamnya. Selain sebagai sumber informasi, sepertinya kita juga bisa sepakat untuk melihat televisi sebagai alat ampuh pemersatu keluarga maupun saat cangkruk santai bersama teman atau warga komplek. Televisi sekaan memiliki magnet ajaib untuk kemudian memberi ruang bagi yang berjarak agar dekat dengan pembahasan dan memberi harapan bagi mereka yang gundah menunggu kepastian. Peran besar tersebutlah yang lantas menjadikan televisi memiliki posisi penting bagi kehidupan umat manusia.

Kita bisa berkilah bahwa internet bisa menggeser peran televisi atau bahkan konten televisi bisa dianggap tidak relevan lagi karena kehadiran internet. Tapi, sepertinya hal itu tidak serta merta benar. Meski penggunaan internet juga menggentayangi kehidupan sehari-hari, televisi tetap memiliki ruang khusus yang perannya tidak bisa digantikan oleh teknologi lain. Karena itulah, sebagai penikmat televisi, tentu kita juga perlu untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi agar suasana saat menikmati televisi tetap dapat berjalan secara esensial.

Apabila menilik dari sejarah, televisi di Indonesia kali pertama diperkenalkan pada tahun 1962. Waktu tersebut bertepatan dengan momen spesial dimana Indonesia menjadi tuan rumah dari ajang olahraga bergengsi Asian Games di Jakarta. Momen-momen istimewa tersebut seakan menjadi lem perekat bagi warga Indonesia untuk kemudian selalu setia untuk menonton program-program yang disediakan di televisi. Apabila di masa tersebut hanya ada satu stasiun TV yang mengudara, pada tahun 90-an perlahan Indonesia mengalami banyak pertumbuhan jumlah stasiun TV yang lantas mendorong semakin beragamnya program dan konten TV yang disediakan. 

Dampaknya bisa kita rasakan hingga sekarang, dimana televisi selalu menjadi alat andalan setiap kali terdapat momen spesial seperti ajang perlombaan sepakbola yang dinantikan oleh ayah, hingga program TV seputar kuliner dan memasak yang tidak pernah absen ditonton oleh Ibu di rumah. Tentunya, pengalaman dan keseruan dalam menonton televisi tersebut ditunjang dari berbagai aspek yang dapat memengaruhi tingkat kenyamanan penonton.

Kita boleh sepakat bahwa kualitas gambar yang jernih, suara yang jelas, pilihan kanal yang beragam, serta transmisi sinyal yang lebih cepat menjadi beberapa faktor yang dapat meningkatkan kenyamanan saat menonton televisi. Kenyamanan tersebut dapat diraih secara terintegrasi secara mudah dan murah dengan menggunakan saluran televisi digital. Saluran televisi digital sendiri menggunakan aplikasi teknologi digital yang diikuti dengan sistem kompresi yang membuat televisi dapat bekerja lebih optimal saat penyiaran Melihat fakta tersebut, pihak penyiaran nasional tentu tidak tinggal diam, sebagai bentuk pemberian layanan dan informasi yang menyeluruh terkait kenyamanan penonton saat mengakses televisi ini diwujudkan melalui gerakan Migrasi TV Digital Indonesia.

Migrasi ini bukan berarti tidak memiliki alasan yang kuat atau hanya sekadar kampanye belaka. Migrasi TV digital dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan bagi masyarakat Indonesia dalam menikmati informasi di televisi. Peralihan dari televisi analog ke televisi digital sendiri ditujukan sebagai respon terhadap perkembangan zaman sebagai adaptasi untuk memanfaatkan teknologi yang juga semakin canggih. Tidak hanya untuk memajukan adaptasi teknologi negara secara keseluruhan, adanya migrasi dari TV analog ke TV digital juga memberikan banyak manfaat bagi masyarakat.

source: instagram.com/siarandigitalindonesia
source: instagram.com/siarandigitalindonesia

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kemenkominfo untuk Analog Switch Off (ASO) tahap pertama, menunjukkan bahwa 86,55 persen masyarakat Indonesia memiliki kualitas gambar yang lebih jernih sebagai salah satu dorongan untuk beralih ke televisi digital. Alasan lain seperti suara lebih jelas (80,70%), pilihan kanal yang lebih banyak (65,6%), dan fasilitas yang dapat diakses tanpa berbayar (43,27%) juga menjadi pendorong bagi masyarakat untuk bermigrasi ke televisi terestrial berbasis digital. Animo dan tanggapan yang besar tersebut tentu sejalan dengan manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia begitu beralih menggunakan televisi digital.

source: Unsplash
source: Unsplash
 

Berikut telah dirangkum 5 (lima) manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia ketika melakukan migrasi dari televisi analog ke televisi digital:

1. Kualitas Gambar yang Jernih.
Menggunakan modulasi digital yang lebih canggih, televisi digital menghadirkan kemampuan penangkapan gambar yang lebih jernih dan berkualitas. Hal ini tentu dapat mempermudah masyarakat Indonesia dalam menikmati setiap program televisi dari berbagai pelosok negeri secara nyaman.

2. Efisiensi Pita Frekuensi di Indonesia
Apabila televisi analog bisa mencapai pita frekuensi sebesar 328 Megahertz, televisi digital hanya membutuhkan pita frekuensi sebesar 176 Megahertz. Pemangkasan pita frekuensi akan sangat membantu negara untuk kemudian mengalokasikan sisa pita frekuensi yang ada untuk mengembangkan akses telekomunikasi 5G. Tentu hal ini akan semakin mempercepat peluang Indonesia untuk menjadi negara yang memiliki sinyal komunikasi internet yang kuat dan lebih stabil.

3. Penyajian Konten yang Semakin Beragam
Disampaikan oleh Ketua KPI, Agung Suprio, televisi digital menyediakan ruang lebih dalam penyajian program televisi yang lebih beragam – terutama pada televisi lokal. Dari keberagaman program atau konten yang disajikan oleh televisi lokal tersebut lantas dapat berkontribusi pada penguatan ideologi bangsa sekaligus memperkuat rasa nasionalisme masyarakat.

4. Membuka Ruang Partisipasi yang Lebih Lebar
Keberagaman konten penyiaran dalam televisi digital juga akan membuka ruang bagi seluruh masyarakat Indonesia yang tertarik untuk berpartisipasi dalam pembuatan konten atau program televisi yang menarik. Diprediksi akan terjadi lonjakan minat tenaga kerja di bidang televisi yang tentunya sangat bagus dalam rangka peningkatan lapangan pekerjaan bagi SDM Indonesia.

5. Iklim Penyiaran yang Kompetitif
Tidak ada lagi alasan untuk takut nyemplung ke industri penyiaran karena iklim persaingan yang tidak sehat. Migrasi televisi digital akan memberi manfaat dalam menciptakan kompetisi yang adil bagi lembaga penyiaran swasta (LPS) untuk kemudian dapat memberikan ruang bagi lembaga penyiaran baru dalam berkompetisi di kedudukan yang sama dengan lembaga penyiaran lama.

Kelima manfaat tersebut memang tidak akan secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia, tentunya semua akan terlaksana secara bertahap asalkan partisipasi yang suportif juga datang dari masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan Indonesia yang ramah di pertelevisian digital. Kamu sebagai bagian dari masyarakat Indonesia juga bisa bersiap-siap, nih, untuk melakukan Migrasi TV digital Indonesia yang akan dilaksanakan pada 2 November 2022 mendatang yang pelaksanaannya dilandaskan pada Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

Apabila tertarik untuk mencari tahu informasi lebih lanjut soal siaran televisi digital, kamu dapat mengakses laman resmi Siaran Digital Indonesia di siarandigital.kominfo.go.id. Bersama, mari rangkul kenyamanan lebih dekat dengan siaran TV digital!

Sumber:

ProTVF | Republika | Siaran Digital Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun