Tinggal di Jabodetabek yang padat dan selalu macet, harus pandai-pandai berstrategi. Jika tidak, waktu kita akan habis percuma di jalan dan boros biaya perjalanan.
Bayangkan, jika kamu sudah membeli tiket untuk sebuah konser band favoritmu di GBK, lalu kamu terjebak macet di jalan hingga berjam-jam dan masih ditambah waktu kesulitan mencari parkir. Tentu menguras waktu, tenaga, kesabaran dan emosi.
Apalagi jika harus menghadapi masalah kemacetan ini setiap hari, ketika menuju lokasi kerja.
PERINGKAT 30 KOTA TERMACET
Hasil survey TomTom Traffic Index tahun 2023 menunjukkan bahwa Jakarta menempati posisi ranking 30 dari 387 Kota, dengan predikat kota paling macet  di seluruh dunia. (Sumber: Kompas)
Masih menurut sumber yang sama, di Jakarta, kendaraan diperkirakan membutuhkan waktu rata-rata 23 menit 20 detik, untuk menempuh perjalanan sejauh 10 kilometer. Bahkan di jam sibuk seperti jam berangkat dan pulang kantor, waktu tempuh akan meningkat menjadi diatas 30 menit.
Tak heran jika masyarakat banyak beralih menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) atau Commuter Line KAI. Tercatat, pengguna Commuter Line meningkat dari 127 juta pengguna di tahun 2021, menjadi lebih dari 290 juta di tahun 2023. (Sumber: instagram @commuterline).
Generasi milenial Jabodetabek pun kini memilih membeli rumah di kota penyangga yang memiliki akses terdekat dengan stasiun Commuter Line. Pertimbangannya jelas, kemudahan akses transportasi.Â
COMMUTER LINE SOLUSI SAAT TERDAPAT KEGIATAN BERPOTENSI PENUMPUKAN MASSA
Pada momen tertentu, saat terdapat kegiatan dengan jumlah massa penonton atau pengunjung yang besar, yang berlangsung di Monas dan Gelora Bung Karno (GBK Senayan), JIEXPO, hingga Jakarta International Stadium (JIS) , KRL menjadi pilihan paling bijak dan tepat.
Saat terdapat Konser Bruno Mars di JIS lalu misalnya, para penonton dapat menggunakan Commuter Line dan berhenti di Stasiun Ancol. Sisa 4 Km menuju JIS dapat ditempuh dengan moda MikroTrans JakLingko 90. Sangat mudah, hemat dan anti stres di jalan.
Contoh lain yaitu bagi masyarakat yang ini menyaksikan Laga Timnas Indonesia pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia melawan Jepang dan Arab Saudi pada November 2024 di GBK Senayan mendatang. Masyarakat dapat turun di stasiun terdekat yaitu stasiun Palmerah.
RUTE COMMUTER LINE
KRL Commuter Line di area Jabodetabek saat ini telah memiliki 93 stasiun, yang menghubungkan seluruh sudut penting di Ibu Kota hingga di kota penyangga. Rute terjauh yang dilayani mencapai wilayah Stasiun Tangerang, Stasiun Rangkasbitung, Stasiun Bogor, Stasiun Nambo, Stasiun Bekasi hingga Stasiun Tanjung Priok.
Tak perlu khawatir, berbagai rute ini juga telah terkoneksi dengan berbagai pilihan moda transportasi lain, seperti Bus, Busway, MRT hingga LRT.
Contohnya saat akan menuju GBK. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah Bekasi, Bogor dan Depok, dapat transit menuju Stasiun Manggarai, lalu transit di Stasiun Tanah Abang dan mengambil rute akhir di Stasiun Palmerah.
Bagi masyarakat yang berasal dari Tanjung Priok dan Jatinegara, dapat transit menuju ke Stasiun Jakarta Kota, lanjut ke Manggarai, Tanah Abang dan menuju stasiun akhir Palmerah.
Masyarakat dari Tangerang dapat transit ke Stasiun Duri, lanjut ke stasiun Tanah Abang dan terakhir menuju stasiun Palmerah.
Sedangkan dari Parung Panjang dan Serpong dapat langsung menuju stasiun Palmerah.
FASILITAS YANG NYAMAN
Selain dapat mengurangi kemacetan, Commuter Line juga dapat mengurangi waktu tempuh perjalanan, mengurangi stres menghadapi kemacetan, menghindari kesulitan mencari tempat parkir yang aman dan bebas biaya parkir tentunya.
Apalagi wajah baru stasiun KAI Commuter Line yang semakin bersih, nyaman, modern dan mengikuti perkembangan teknologi. Commuter Line seolah menunjukkan komitmen untuk menepati janjinya yang disematkan dalam tagline #SelaluLebihBaik.
Tak heran, jika pada April 2024 lalu, sempat viral di media sosial, seorang turis asing yang memuji stasiun dan berbagai fasilitas di KAI Commuter Line Jakarta. Dia memuji betapa bersih, rapi, tertib, aman dan nyamannya Commuter Line di Indonesia jika dibanding di negara asalnya.
"Tidak bau dan cukup bersih. Enggak ada tunawisma. Enggak ada orang bau. Ini keren. Ada banyak orang berbagai usia, anak-anak, remaja, orang dewasa," Kata Evan dalam Youtube Channelnya ThatEvanGuy, yang heran karena bahkan Commuter Line di Indonesia sangat ramah anak. (Sumber : Kompas )
Beberapa fasilitas yang tersedia antara lain adalah gerbong khusus perempuan; kursi untuk penyandang disabilitas, lansia, orang tua dengan bayi, dan orang yang sedang sakit; eskalator; lift; ruang ibadah; toilet yang bersih; loker; vending machine; kursi roda; commuter shelter bike; dan bahkan water station yang merupakan fasilitas dispenser air minum gratis.
Sehingga Commuter Line juga sangat nyaman bagi  pengguna baru, seperti para wisatawan dari luar Kota, wisatawan mancanegara, maupun masyarakat sekitar Jabodetabek yang jarang menggunakan Commuter Line dalam kesehariannya, namun ingin menggunakan KRL saat terdapat momen tertentu.
HEMATNYA COMMUTER LINE
Saya sendiri terakhir menggunakan Commuter Line pada Mei 2024 lalu, saat tidak dapat membawa kendaraan, karena mematuhi peraturan Ganjil Genap. Saya yang tidak terbiasa naik Commuter Line, merasa sangat nyaman memperoleh informasi dengan bertanya pada petugas yang berjaga di setiap sudut dan juga mudah mendapat informasi rute Commuter Line melalui papan informasi yang tersebar di berbagai tempat.Â
Hal yang juga mengesankan, adalah saya hanya mengeluarkan uang sebesar Rp 3.000,- Â meskipun saya harus transit di stasiun lain. Ini biaya yang sangat terjangkau dan dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.
Saat itu saya berhasil menghemat lebih dari Rp 70.000,- dibandingkan jika saya menggunakan layanan taksi dan menghemat sekitar 20 menit waktu perjalanan.
Sebagai informasi, tarif Commuter Line saat ini adalah Rp 3.000,- untuk 25 km pertama dan tambahan sebesar Rp 1.000,- untuk setiap 10 km berikutnya. Metode pembayarannya bisa menggunakan uang elektronik, QRIS maupun Kartu Multi Trip (KMT).
Seluruh masyarakat yang akan menggunakan Commuter Line untuk bermobilisasi, pastikan nilai minimum saldo Rp 5.000 di KMT, Kartu Bank dan aplikasi untuk menikmati perjalanan Commuter Line Jabodetabek dengan harga Rp. 1,- (khusus 20 Oktober).Â
Dengan adanya tarif khusus menggunakan Commuter Line Jabodetabek ini, Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengajak seluruh masyarakat untuk tetap tertib dengan mengikuti aturan yang berlaku selama tarif khusus ini diberlakukan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI