2. Pendidikan/Keahlian
Tingkat pendidikan dapat menunjukkan seberapa ahli kamu dalam pekerjaan itu. Misal kamu menempuh pendidikan sarjana (s1) atau bahkan master (s2) dalam ilmu tersebut, tentu kamu berhak menentukan tarif yang lebih tinggi dari nilai tarif umumnya yang mungkin hanya melalui kursus singkat.
Apalagi jika jenis pekerjaanmu adalah jenis pekerjaan yang langka, rumit, membutuhkan pendidikan yang panjang, seperti pembuatan program dan aplikasi, konsultan pajak, arsitek dan sejenisnya.
Jadi saat calon klien membandingkan hargamu dengan harga pasaran, kamu memiliki acuan yang jelas.Â
3. Modal
Berapa modal yang kamu butuhkan untuk dapat menghasilkan pekerjaan tersebut?Â
Misalnya untuk membuat review film kamu harus berlangganan layanan streaming video dan menggunakan data internet lebih banyak. Atau saat menawarkan pekerjaan editing video kamu perlu membeli beberapa stock video. Semua itu membutuhkan modal. Dan semua perlu kamu perhitungkan. Jangan sampai modal yang kamu keluarkan tidak sebanding dengan pendapatan yang kamu terima.Â
4. Peralatan
Peralatan apa saja yang kamu gunakan dalam bekerja? Misalnya kamu menawarkan pekerjaan sebagai voice over. Lalu kamu telah berinvestasi banyak dengan menyiapkan alat produksi suara yang lengkap dan berkualitas, seperti microphone yang jernih, headphone yang jelas, soundcard, ruangan dengan peredam suara dan mampu melakukan editing dengan software hingga menghasilkan kualitas VO yang layak untuk tampil dalam iklan komersial, tentu kamu berhak menetapkan tarif yang lebih tinggi.Â
Atau jika kamu adalah seorang fotografer. Dan dalam pekerjaanmu, kamu menggunakan kamera dengan harga lebih dari Rp 20 juta, berbagai jenis lensa dan kelengkapan lainnya, sehingga fotomu memiliki kualitas tinggi, tentu kamu dapat menentukan harga yang lebih tinggi dan menargetkan klien dari perusahaan besar skala nasional maupun internasional, yang memiliki budget lebih besar.Â
5. Kecepatan