Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mau Jadi Influencer? Begini Cara Memulainya!

28 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 28 Maret 2024   10:06 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Influencer saat mengulas produk skincare (dok Ayu Wulandary)

'Influencer' saat ini menjadi salah satu profesi yang sangat diminati dan tak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi di kalangan generasi Milenial dan Gen Z, yang seakan tak pernah bisa lepas dari media sosial. 

Platform media sosial tidak lagi sekedar menjadi media komunikasi atau bersosialisasi, untuk menjaring pertemanan baru dan membagikan momen spesial. Tetapi juga menjadi rujukan dalam mencari informasi. Seperti rekomendasi tempat hangout, fashion, make up, skincare, parenting, dekorasi rumah, gadget, teknologi hingga tips-tips pengembaangan diri dan berbagai topik lainnya. 

Namun bagaimana cara memulai profesi 'influencer'? Yuk simak 9 tips dari Ayu Wulandary, influencer beauty and fashion, yang sudah memiliki 51K follower di instagramnya @ayuwwulandary ini!

1. Tentukan Niche sesuai minatmu

Kamu perlu menentukan niche (segmen) spesifik yang akan kamu bahas dalam akun media sosialmu. Kamu bisa memilih berdasarkan hobi, minat, bakat, keahlian maupun profesi atau keahlian yang kamu miliki. 

Kamu tidak harus sudah expert di bidang tersebut. Kamu bisa memulainya dengan topik ringan dan terus belajar untuk meningkatkan kualitas kontenmu. 

2. Riset!

Kamu bertanggung jawab sepenuhnya atas informasi yang kamu bagikan. Jadi selalu lakukan riset sebelum membagikan informasi. Jangan membagikan informasi secara sembarangan hanya untuk mengejar viral. 

 Influencer saat mengulas produk skincare (dok Ayu Wulandary)
 Influencer saat mengulas produk skincare (dok Ayu Wulandary)

"Contohnya saat kita mau membagikan review produk skincare. Pahami dulu ingredients nya. Pastikan produknya juga terdaftar di BPOM." terang Ayu, saat ditemui di sebuah Restoran di Jakarta Selatan. 

3. Mulai dengan hal-hal di sekitarmu

"Aku dulu mulai bikin konten dengan produk-produk yang benar-benar aku pakai. Aku review produk-produk yang ada di rumah. Eh ternyata banyak yang lihat dan minta di review produk yang lain" jelas Ayu yang pernah memenangkan predikat Beauty and Fashion Creator of The Year versi sebuah e-commerce.

Mulai dengan produk yang sudah dimiliki (sumber: instagram @ayuwwulandary)
Mulai dengan produk yang sudah dimiliki (sumber: instagram @ayuwwulandary)

Ayu mengungkap jika kita tidak harus membeli produk baru untuk mereview produk. Dan tak perlu pula menggunakan peralatan atau setting yang canggih. Semua bisa dilakukan dan dimulai dengan sederhana. Lalu ditingkatkan perlahan, saat media sosial kita semakin menanjak. 

4. Ikut Komunitas

Ikut komunitas bisa sangat membantu akun kita untuk berkembang. Komunitas bukan sekadar memperluas jaringan atau saling support sesama influencer. Namun juga tempat saling berbagi tips, informasi, hingga membuka kesempatan untuk memperoleh kerjasama dengan berbagai brand. 

Kamu bisa memilih komunitas yang sesuai dengan niche yang sudah kamu tentukan.

5. Konsisten

Buat konten secara konsisten. Setidaknya 2 hingga 3 postingan setiap minggunya. Sehingga akun media sosial kita selalu update dengan feed baru yang menarik. 

Konsistensi merupakan hal mendasar yang sangat penting dalam membangun media sosial. Butuh kesabaran dan kedisiplinan untuk terus menghasilkan konten yang menarik dan bermanfaat.

Yap.. menarik saja tidak cukup. Kamu srbaiknya juga membagikan konten yang memberikan manfaat bagi follower.

6. Jujur

Kamu mungkin ingin memberikan kesan baik untuk menyenangkan brand yang sedang kamu ulas. Namun, jika tidak sesuai dengan kondisi kenyataannya, maka akan merusak reputasi dan kepercayaan para follower. 

Bayangkan jika followermu sudah percaya dan mencoba produk yang kamu ulas, tetapi tidak mendapat kesan seperti yang kamu sampaikan. 

Follower akan menganggap bahwa kontenmu hanya "ulasan berbayar". 

Maka, penting juga untuk memberikan ulasan dengan jujur dan apa adanya. Fokuskan cerita pada hal-hal yang benar-benar menjadi keunggulan produk. 

7. Pancing Interaksi

Selain membagikan konten melalui feed post, Ayu juga sangat mengandalkan instastory untuk menarik interaksi dengan para followersnya. 

"Kita bisa pakai pertanyaan, voting, games, share kegiatan sehari-hari, atau bikin QnA (Question and Answer) melalui instastory." tambahnya. 

Selain membangun interaksi, hal ini juga bisa membangun hubungan kedekatan dengan followers. Jadi mereka merasa dekat dengan kita dan tertarik untuk follow. Karena penasaran dengan aktivitas kita lainnya. 

8. Jangan Tergesa Mengharap Uang

"Saat awal menjadi influencer, kerjasama dengan brand berbentuk barter. Kita dapat produk gratis, brand akan mendapat konten dan review gratis." Ungkap Ayu.

Ayu berpesan, agar dalam membuat konten tidak segera mengharap imbalan berupa uang dari endorsement. Karena menurutnya, perlu waktu dan jam terbang hingga seseorang dipercaya untuk mendapat penawaran kerjasama yang bisa menghasilkan uang. 

Terdapat berbagai macam bentuk kerjasama, salah satunya adalah visit store (Dok Ayu Wulandary)
Terdapat berbagai macam bentuk kerjasama, salah satunya adalah visit store (Dok Ayu Wulandary)

"Jika kita sudah mendapat penawaran barter, artinya brand sudah melirik akun media sosial kita sebagai influencer yang potensial. Maka, buat konten sebaik-baiknya dan bina hubungan dengan brand. Tidak menutup kemungkinan bila pada kesempatan berikutnya mereka akan menawarkan kerjasama yang memberikan imbalan uang", tambahnya.

Selain melalui kerjasama dengan brand, Ayu juga bisa memperoleh keuntungan melalui program afiliasi dengan berbagai e-commerce. 

9. Tentukan Rate Card

Saat akun kamu memiliki interaksi organik yang cukup tinggi dan followermu semakin meningkat, maka kamu bisa menentukan rate card (daftar rincian harga) untuk setiap konten kerjasama dengan brand. 

Kamu bisa menentukan rate card berdasarkan jumlah follower dan interaksi akun yang bisa dilihat melalui insight media sosial. Perlu pertimbangkan pula tingkat kesulitan dalam membuat video dan operasional yang dibutuhkan, contohnya biaya transportasi saat harus mendatangi store secara langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun