Mohon tunggu...
melisa emeraldina
melisa emeraldina Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk Berbagi Pengalaman

"Butuh sebuah keberanian untuk memulai sesuatu, dan butuh jiwa yang kuat untuk menyelesaikannya." - Jessica N.S. Yourko

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sudahkah Kita Menghargai Setiap Rezeki Kita?

21 Desember 2021   12:23 Diperbarui: 21 Desember 2021   12:44 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun terakhir ini saya belajar untuk mengadopsi gaya hidup minimalis dalam kehidupan sehari-hari. Hidup yang lebih simpel, berbelanja sesuai kebutuhan, tidak menumpuk barang yang tidak perlu, melihat kualitas barang secara jangka panjang, memberikan barang yang berlebih kepada orang yang lebih membutuhkan, berusaha merelakan barang yang sudah tidak digunakan dan menggunakan barang-barang multifungsi untuk semakin menyederhanakan hidup.

Menjalani proses ini saya banyak belajar tentang menghargai setiap barang yang saya miliki. Lebih dari itu, saya juga belajar menghargai dan memaknai setiap rezeki yang saya peroleh.

Mensyukuri Rezeki Uang dengan Tanggung Jawab

Saya menyadari betapa dahulu, saya sudah meremehkan rezeki yang saya dapatkan untuk membeli barang-barang yang bahkan tidak saya pakai. Barang yang sekadar lucu, atau menarik mata saya, tapi tidak jelas manfaatnya. Pakaian yang bahkan hanya saya gunakan satu atau dua kali saja karena saya tidak mempertimbangkan kenyamanan saat membelinya. Sepatu yang terbuang sia-sia karena kualitasnya yang buruk akibat membeli saat diskonan.

Rezeki yang kita dapatkan tentu bisa lebih bermanfaat bila kita gunakan dengan penuh tanggung jawab. Bukan karena kita memiliki kelebihan rezeki, kita justru menghamburkannya sesuai keinginan hati.

Tidak Membiarkan Barang Terbengkalai

Saya sudah mulai merasa sangat berdosa ketika ada pakaian, sepatu dan tas saya yang menumpuk tak terpakai. Lalu saya melihat orang dengan rezeki sangat berlebih yang membeli barang mewah hanya untuk sekadar koleksi. Tentu itu hak mereka, tapi begitu mudahnya kita merrmehkan rezeki ketika kita diberi lebih. 

Bukan hanya barang mewah, bahkan properti yang seharusnya bisa bermanfaat hanya dianggap menjadi aset kekayaan yang dapat dijual kembali ketika membutuhkan.

Rumah-rumah dibiarkan terbengkalai tak berpenghuni, rusak dan tidak terawat.

Padahal rumah tersebut dapat menghasilkan rezeki lain bila disewakan atau dengan mengijinkan keluarga dekat yang kurang beruntung untuk tinggal sekaligus merawat rumah tersebut.

Setiap barang dapat bermanfaat jika kita mau membuka hati. Bila tak bisa menjadi ladang uang, tentu setidaknya bisa menjadi ladang pahala. 

Menghargai Makanan

Pernahkah Anda memesan makanan dan melebihkan jumlahnya, karena takut kurang. Lalu ketika ternyata Anda tidak dapat menghabiskannya, Anda akan menyimpannya. 

Namun kemudian Anda tidak tertarik lagi pada makanan tersebut dan memutuskan untuk memesan makanan lain pada waktu makan berikutnya. Makanan tadi menjadi tidak fresh, lalu Anda memiliki alasan untuk membuangnya. "Uda bau asem, buang aja ya".

Seberapa sering Anda melakukannya? 

Saya mendapati orang dengan kebiasaan ini. Baik dalam membeli makanan atau bahan makanan. 

Sementara banyak sekali orang yang kesulitan makan 3x sehari. Betapa kita sudah meremehkan rezeki yang pastinya berharga bagi orang lain. 

Belilah makan secukupnya dan habiskan dengan penuh syukur.

Menghargai Waktu

Hal yang paling sering saya remehkan adalah waktu. Ketika saya memiliki banyak pekerjaan saya lebih bisa menghargai waktu. Namun saat saya memiliki banyak waktu, saya justru menghabiskannya tanpa tanggung jawab. Bersantai hampir seharian tanpa manfaat. Padahal waktu yang saya miliki tentu dapat lebih bermanfaat jika saya gunakan untuk membaca, bersilaturahmi, mencari ilmu baru, atau hal lainnya. 

Sedang berkumpul bersama keluarga, namun malah memilih melihat feed instagram yang tak berguna. Bisa merawat diri dengan berolahraga atau menggunakan masker kecantikan, malah memilih rebahan. Bisa meluangkan waktu  membersihkan rumah, malah menunda-nunda dengan bermalasan menonton TV seharian.

Berikan manfaat dan kualitas pada setiap aktifitas yang menyita waktu Anda setiap harinya. 

Menghargai Kasih Sayang dan Perhatian

Memang terdengar sedikit aneh menghubungkan antara hidup minimalis dengan syukur atas kasih sayang dan perhatian. Tapi tahukan Anda bahwa kasih sayang dan perhatian sangat penting dalam menjaga hormon kebahagiaan yaitu oksitosin. 

Orang yang kurang bersosialisasi, kurang kasih sayang, perhatian dan sentuhan fisik bisa merasa kurang bahagia.

Dengan menghargai dan mau memulai memberikan perhatian dan kasih sayang pada orang lain, maka kita akan merasa cukup, merasa lebih bahagia dan lebih menyadari bahwa hal-hal paling indah yang kita miliki adalah hal kecil yang tak dapat diukur dengan materi.

Menjaga hubungan baik dengan orang lain juga menarik berbagai rezeki ke dalam hidup kita. Baik berupa informasi berharga, pengalaman baru, ilmu, lowongan pekerjaan atau sekadar bantuan saat kita kesulitan. 

Menjaga Kesehatan

Kesehatan adalah rezeki yang paling berharga namun sering kita remehkan. Padahal tanpa tubuh yang sehat, kita tidak dapat menjalani aktifitas drngan maksimal. Saat kita tidak sehat, maka kita kehilangan waktu, kehilangan kesempatan berharga, kehilangan uang, kehilangan nikmat dalam beraktifitas.

Maka kesehatan seharusnya menjadi hal paling berharga yang perlu kita syukuri dan maknai setiap harinya. 

Memanfaatkan Ilmu

Bukan hanya benda, ilmu pun perlu kita syukuri sebagai nikmat rezeki. Ilmu akan bernilai ketika dimanfaatkan dan dipraktekkan atau setidaknya disebarkan. Apalagi ilmu juga menjadi salah satu amalan yang pahalanya akan terus mengalir selama bermanfaat. 

Mensyukuri dan memanfaatkan ilmu juga memacu kita untuk terus berkarya dalam bidang yang kita tekuni atau minati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun